Jumat, 16 Desember 2016
ARTI MENJADI GARAM DAN TERANG DUNIA
Matius 5:13-16
13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Dalam pelayanan Tuhan Yesus, tidak semua orang yang telah menerima pertolongan-Nya bersedia menjadi murid atau pengikut-Nya yang sejati.
Pengikut Tuhan yang sejati memiliki ciri yang jelas karena Tuhan membuat berbagai tuntutan hidup yang sangat tinggi dan akan terjelma dalam hidup orang percaya yang bersedia meresponi-Nya.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang percaya adalah garam dan terang dunia.
Ungkapan Ini bukan lagi merupakan irama hidup yang menjadi suatu keharusan tetapi tingkatannya melebihi level keharusan yaitu irama hidup yang merupakan kodrat ilahi yang menjadi bagian dari hidup orang percaya yang tidak terpisahkan.
Hal Ini juga berarti orang percaya tidak diperkenankan kembali untuk hidup didalam gelap, barang siapa yang masih memberi pilihan menyelenggarakan hidup didalam gelap, itu berarti ia masih berkenan memilih iblis sebagai bapanya.
Masih hidup didalam gelap artinya irama hidupnya, baik yang ditampilkan dari sikap hati, perkataan maupun perbuatannya masih bertentangan dengan kehendak Tuhan dan tidak sesuai dengan standar kesucian yang Tuhan kehendaki.
Rasul Yohanes menegaskan bahwa :
Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa (1 Yohanes 1:6-7).
Alkitab menerangkan bahwa Allah adalah terang dan didalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan (1 Yohanes 1:5).
Ini berarti siapa yang mengaku ia adalah orang percaya maka ini berarti ia harus memiliki kesediaan setiap waktu untuk ada didalam terang Tuhan dan hidup didalam terang-Nya.
Hal yang pertama Tuhan Yesus mengatakan orang percaya adalah garam dunia.
Mengapa Tuhan Yesus memakai contoh garam?
Karena garam selalu bersifat memberikan pengaruhnya yang asin ke seluruh area yang tersentuh olehnya.
Demikian juga umat Tuhan dipanggil oleh Tuhan Yesus untuk bisa mempengaruhi dunia yang sudah tercemar oleh dosa dengan gaya hidup didalam kebenaran yang berasal dari Injil kerajaan sorga.
Sesungguhnya garam tidak dapat kehilangan asinnya, namun garam pada zaman Yesus tidak dihasilkan dari air laut yang diuapkan, namun dihasilkan dari rawa-rawa, sehingga banyak mengandung kotoran.
Ketika garamnya larut, yang tertinggal hanyalah kotoran. Jadi dengan ungkapan garam menjadi tawar, Tuhan Yesus ingin menegaskan bahwa orang percaya dapat berperan sebagai garam jika mereka tetap mempertahankan norma-norma kebenaran Kerajaan Allah di dalam hidupnya, jika tidak ia hanya seperti kotoran sisa garam yang tidak berguna lagi selain dibuang dan di injak orang.
Jadi, jika umat Tuhan sendiri tidak lagi mendengar suara Tuhan untuk hidup didalam kebenaran-Nya, tidak lagi hidup di dalam kekudusan, maka mereka menjadi sama dengan kotoran yang akan segera dibuang di pinggir jalan.
Hal yang kedua Tuhan Yesus berkata orang percaya adalah terang dunia.
Terang yang dimaksud oleh Tuhan bukanlah terang biasa, Tuhan Yesus menggambarkan terang orang percaya bagaikan terang yang ada di sebuah kota di atas bukit.
Pada malam hari terang kota itu akan terlihat oleh semua orang.
Kota itu menjadi cahaya yang bersinar tanpa ada yang merintangi sinarnya.
Didalam ungkapan-Nya ini, Tuhan Yesus menginginkan agar setiap orang percaya menyatakan terangnya kepada dunia, sehingga umat Tuhan dapat menjadi fokus pandangan dunia ini, dapat menjadi contoh atau teladan bagaimana menyelenggarajan hidup didalam kebenaran yang berkenan dihadapan Tuhan.
Dengan demikian terang yang harus dinyatakan orang percaya adalah perbuatan yang baik sesuai dengan pikiran dan perasaan Kristus.
Hal ini mencakup semua wilayah kehidupannya baik dari semua tindakan moral, baik dari sikap hati, perkataan dan perbuatan, cara menjalani pekerjaan, cara beribadah, cara menyatakan siapa Allah, cara berelasi terhadap sesama, dan cara hidup yang memuliakan Allah secara benar melalui gerak hidupnya sehari-hari, inilah terang umat Tuhan yang sejati.
Inilah yang harus dinyatakan kepada semua orang.
Sehingga semua orang yang belum mengenal kebenaran Injil kerajaan sorga melihat perbuatan yang agung dan baik dari umat Tuhan, mereka tidak bisa menyangkal bahwa Allah yang disembah oleh orang percaya adalah Allah yang hidup dan Allah yang benar.
Kesediaan diri menjadi garam dan terang dunia adalah pelayanan yang sesungguhnya dari hidup orang percaya. Dalam pelayanan sebagai terang dan garam dunia, orang percaya menjadi duta-duta Kristus yang berdampak positif di mana pun ia berada, hidupnya membawa keharuman Kristus bagi sesamanya.
Inilah pelayanan sepenuh waktu (fulltimer) dan pelayanan segenap hidup.
Seluruh detak jantung, denyut nadi dan tarikan nafasnya adalah irama pelayanan yang tidak pernah berhenti menjadi garam dan terang dunia.
Ia tidak pernah berhenti menjadi pelayan Tuhan dan tidak pernah berhenti bertugas dalam menampilkan kehidupan sebagai garam dan terang Kristus bagi sesamanya.
Oleh sebab itu agar pelayanan dapat terselenggara dengan baik, maka orang percaya harus memperlengkapi diri dengan sarana utama.
Sarana utama itu adalah mengenakan pribadi Kristus, mengenakan pikiran dan perasaan yang sama seperti Kristus.
Untuk ini seseorang harus bertumbuh dalam karakter sampai dapat mengenakan karakter Kristus.
Karakter Kristus yang dikenakan didalam hidup orang percaya adalah sarana pelayanan dan kesaksian yang paling utama yang tidak dapat digantikan oleh apa pun.
Justru karakter Kristus inilah yang menjadi panglima utama dalam kehidupan seseorang untuk menampilkan diri sebagai saksi Kristus.
Kekayaan dan berbagai fasilitas pelayanan lain menjadi tidak efektif dan tidak berarti ketika karakter seseorang masih mengenakan karakter manusia lamanya.
Malah yang terjadi adalah banyak orang tersandung oleh karakter buruk seorang anak Tuhan yang belum bersedia berjuang secara all out untuk mengenakan karakter Kristus didalam dirinya sehingga selalu dapat menaruh pikiran dan perasaaan yang sama seperti Kristus.
Kehidupan yang memperagakan pribadi Kristus bukan hasil dari sebuah pendidikan beberapa bulan atau beberapa tahun, tetapi hasil dari proses panjang ketika seseorang serius menyediakan dirinya menerima panggilan Tuhan sebagai garam dan terang dunia, tentu hal ini ditandai dengan keseriusan dirinya untuk terus mematikan “kedagingannya”, supaya Tuhan Yesus dapat hidup dan berkuasa di dalam dirinya (Galatia 5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya).
Hanya dengan kesediaan untuk terus menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya seseorang berarti serius meresponi keselamatan dan menerima Tuhan Yesus hidup di dalam dirinya, menyediakan diri dimiliki sepenuhnya oleh Tuhan, menerima pembentukan-Nya sehingga menjadi manusia yang mengenakan karakter Kristus yang sejati yang dapat menjadi garam dan terang bagi sesamanya, mengubahkan kehidupan orang lain untuk datang kepada terang Kristus yang ajaib.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar