Senin, 05 Desember 2016

KESEDIAAN DIRI DIPERBAHARUI DAN DISEMPURNAKAN


Kolose 3:5-10
5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
6 semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].
7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Seseorang Kristen yang sejati harus selalu dapat menjadikan dirinya menjadi tempat “bait suci” Tuhan, yang membuat Tuhan tinggal betah didalam hidup kita.
Olehnya setiap hari kita harus merendahkan hati dihadapan Allah kita Yesus Kristus untuk selalu memberi diri dikoreksi oleh-Nya sehingga dimana kehidupan setia kita sebagai orang percaya dapat dinikmati oleh Tuhan dan hidup kita hanya untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki.
Sebagaimana filosofi hidup Tuhan Yesus, bahwa makanan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yohanes 4:34).
Setiap pengikut Kristus, yaitu kita yang mengaku percaya kepada-Nya dan menjadi orang Kristen, wajib mengikuti jejak-Nya. Hidup seperti Dia hidup.
Bila tidak demikian, berarti sebenarnya kita belum bisa dikatakan sebagai orang percaya, sebab yang dapat menunjukan iman kita adalah sikap perbuatan kita, penurutan kita kepada segala kehendak-Nya.

Orang percaya dipanggil Tuhan untuk benar-benar merubah manusia normal menurut dunia menjadi manusia normal menurut Tuhan.
Memang ini suatu pekerjaan yang mustahil untuk dilakukan.
Kalau seseorang sudah bertahun-tahun hidup dengan pola hidup seperti lingkungan dan apa yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, kemudian harus merubah diri dengan pola hidup yang berbeda menurut Tuhan, ini adalah hal yang tidak mudah, bahkan mustahil.
Tetapi bagi Tuhan tentu tidak ada yang mustahil.
Inilah tujuan keselamatan dalam Yesus Kristus, yaitu menebus orang percaya dari cara hidup yang sia-sia yang diwarisi dari nenek moyang.
Untuk ini Tuhan Yesus menumpahkan darah-Nya (1 Petrus 1:18-19).

Menjadi orang Kristen yang dapat memuaskan hati Tuhan tidak cukup hanya menjadi orang yang memiliki berbudi pekerti yang baik, sebab banyak agama-agama dunia pada umumnya juga mengajarkan pendidikan budi pekerti dan mampu mengubah manusia dapat berbudi pekerti yang baik.
Tetapi Kekristenan sejati tidaklah demikian, maksud Tuhan mengajarkan Injil agar kita diubah menjadi pribadi yang dari berbudi pekerti manusia menjadi manusia yang berbudi pekerti yang serupa seperti Tuhan Yesus.
Budi pekerti yang Tuhan Yesus ajarkan yang dapat memuaskan hati-Nya adalah "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna (Matius 5:48)."
Memang proyek ini proyek yang mustahil bagi manusia tetapi tidak mustahil bagi Allah.
Jika kita tidak meresponi proyek Tuhan ini, sebenarnya kita tidaklah berbeda dengan anak-anak dunia yang juga memiliki budi pekerti yang baik.
Kita harus menyadari bahwa kualitas hidup yang Tuhan Yesus ajarkan adalah kualitas hidup yang sangat tinggi.
Kemustahilan inilah yang dimaksud Tuhan Yesus, bahwa lebih mudah onta masuk lobang jarum daripada orang kaya masuk sorga.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa masuk sorga adalah jalan sempit, banyak orang berusaha masuk tetapi tidak bisa, hanya sedikit orang yang menemukan kehidupan.
Seperti orang muda yang kaya bertanya kepada Tuhan Yesus yang ingin memiliki hidup yang kekal, ia hanya mampu melakukan kebaikan menurut orang dunia dan tidak mampu bersedia melepaskan kesenangan hidupnya demi memiliki hidup yang sempurna seperti yang Tuhan kehendaki, ia tidak sanggup dan tidak berani memiliki kebaikan yang sempurna menurut Tuhan, dimana Tuhan menuntut kesempurnaan hidup setiap orang percaya mengarahkan hidupnya hanya bagi kepentingan Tuhan tanpa disisakan untuk kesenangan diri kita terhadap keindahan dunia ini (Matius 19:16-24).

Untuk proses ini seorang anak Tuhan harus terus menerus mengalami pembaharuan pikiran yang harus terus diubahkan oleh Firman Tuhan setiap hari guna disempurnakan oleh Tuhan.
Pola berpikir yang diubahkan ini menghasilkan kepekaan terhadap kehendak Tuhan, apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna menurut Tuhan.
Goal dari proses perubahan pola berpikir inilah yang menghasilkan ketaatan kita melepaskan segala milik dan kesenangan hidup untuk takluk kepada seluruh keinginan Tuhan sehingga kita menjadi seseorang yang dapat mengalirkan pikiran dan perasaan Tuhan dalam bentuk kesediaan kita dengan rela dan sukacita memperagakan apa yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan.
Hendaknya fokus kita sebagai jemaat Tuhan hari-hari ini bukan hanya terletak di hal-hal pemenuhan kebutuhan jasmani semata.
Mengenal kebenaran Tuhan agar dapat memperagakan pribadi-Nya tidak boleh dikalahkan dengan kegiatan lainnya, sebab dengan mengenal Injil Tuhan Yesus Kristus hidup kita diubahkan menjadi manusia baru yang kebenaran-Nya inilah yang memerdekakan hidup kita.
Inilah fokus kita sebagai seorang jemaat Tuhan dimana dalam seluruh perilaku kita selalu dapat menampilkan kehidupan Tuhan Yesus, sehingga kita mampu menjadi jemaat yang dapat menjadi “role model” bagi seluruh jemaat-Nya bahkan bagi orang lain yang belum mengenal kebenaran-Nya.

Filipi 3:12  Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar