Minggu, 25 Desember 2016
MENJADI SAUDARA BAGI TUHAN YESUS
Matius 12:46-50
46 Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia.
47 Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau."
48 Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?"
49 Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
50 Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Dibagian ayat ini Tuhan Yesus mengajarkan bahwa orang-orang yang melakukan kehendak Bapa akan dianggap sebagai keluarga Tuhan Yesus.
Siapakah ibu-Nya? Siapakah adik-Nya laki-laki dan adik-Nya perempuan? Tuhan mengatakan mereka yang melakukan kehendak Bapa, yang akan menjadi keluarga dekat Tuhan Yesus.
Siapa yang menyerahkan diri untuk Tuhan, mengikuti Tuhan dengan setia, akhirnya mendapatkan penyertaan dan pimpinan untuk melayani Tuhan hingga di kekekalan nanti menjadi anggota keluarga kerajaan Allah.
Fokus hidup seorang anak Allah selama dibumi ini yang menjadi anggota keluarga Allah adalah fokus hidup yang tiada henti untuk mengenal, percaya, dan memberi diri menjadi murid-Nya yang taat melakukan kehendak-Nya, mereka inilah yang akan menjadi saudara-Nya.
Bila kita menjadi saudara-Nya, maka kita pun harus mengerjakan apa yang dikerjakan-Nya, yakni memperlihatkan hidup yang memuliakan Bapa lewat seluruh perilaku dihidup kita sehari-hari yang tiada henti melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Untuk menjadi anggota keluarga Allah, manusia harus belajar menerima pembentukan oleh Tuhan Yesus melalui seluruh peristiwa dihidupnya.
Mereka harus menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh memberi diri diubah guna serupa seperti Tuhan Yesus Kristus.
Ini bukan sesuatu yang tidak mungkin, sebab memang roh yang ada pada manusia itu adalah roh dari Allah (Kejadian 2:7). Oleh karena itu, manusia diberi kemampuan oleh Tuhan untuk menjadi serupa dengan diri-Nya secara moral dan perilaku, Itulah sebabnya Tuhan Yesus dengan tegas berkata, “Kamu harus sempurna seperti Bapa di Sorga” (Matius 5:48).
Agar orang percaya bisa menjadi sempurna, Tuhan memberikan Roh Kudus sebagai pendamping, yang menuntun orang percaya kepada seluruh kebenaran-Nya (Yohanes 16:13).
Seluruh kebenaran itulah hikmat yang berasal dari Tuhan, dan bukan dari dunia ini (1Korintus 2:6–7).
Hikmat itulah yang membuka pikiran kita untuk mengerti bagaimana menjadi anak-anak Allah atau saudara bagi Tuhan Yesus, yang membuat kita bisa memiliki kualitas hidup seperti diri-Nya.
Hikmat dari Tuhan itulah pengenalan akan Tuhan yang benar.
Inilah yang dinanti-nantikan oleh para nabi dan orang-orang benar Perjanjian Lama (Matius 13:17). Hikmat dari Tuhan itulah yang juga disebut sebagai Injil, yang telah diajarkan Tuhan Yesus kepada kita, yaitu kuasa Allah yang menyelamatkan, kebenaran yang menguduskan dan memerdekakan.
Jadi, untuk menjadi anggota keluarga kerajaan Allah tidaklah didapatkan secara otomatis.
Ada proses pergumulan panjang dan perjuangan yang serius untuk meraihnya.
Jika tidak demikian, Tuhan Yesus tak akan berkata agar kita berjuang untuk masuk pintu yang sempit (Matius 7:13) sebab banyak orang berusaha masuk tetapi tidak dapat.
Tuhan Yesus berkehendak membangun suatu keluarga dan menikmati kehidupan bersama-sama dengan keluarga yang dibangun-Nya tersebut.
Ada maksud tertentu Tuhan Yesus menciptakan manusia, yaitu untuk berkembang biak memenuhi bumi dan menaklukkannya.
Tentu menaklukkan disini di dalamnya juga manusia diberi mandat untuk mengalahkan malaikat yang jatuh yaitu lusifer/iblis yang dibuang di bumi.
Tuhan Yesus menciptakan manusia bukan tanpa tujuan, bukan tanpa misi serta tanggung jawab yang harus diembannya. Manusia dipanggil untuk membela kepentingan-Nya.
sangat perlu untuk kita ketahui bahwa sebenarnya Adam dan Hawa juga di persiapkan oleh Allah untuk mengalahkan perbuatan iblis dengan cara menunjukkan ketaatannya kepada seluruh perintah dan kehendak Allah.
Karena Adam gagal melaksanakan ketaatannya kepada kehendak Allah maka Allah sendiri yang perlu turun kedunia, Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya (Yohanes 1:11), menebusnya kembali dengan darah-Nya, menyelamatkan manusia agar kembali dapat menjadi keluarga Kerajaan-Nya.
Tanpa penebusan oleh darah-Nya maka tidak akan ada pengampunan dosa (Ibrani 9:22).
Oleh sebab itu kita harus menghargai Allah kita Tuhan kita Yesus Kristus yang telah mengasihi kita begitu sangat ekstremnya, menebus kita dengan darah-Nya untuk menyelamatkan kita dari hukuman kekal.
Oleh sebab itu sudah selayaknya kita yang telah diselamatkan oleh Tuhan, meresponi panggilan-Nya menyediakan diri kita dikembalikan kepada rancangan-Nya yang semula taat melakukan kehendak Tuhan kita Yesus Kristus yang sebagai Kepala Keluarga Kerajaan Allah yang hanya kepada Dia saja kita mengabdikan hidup kita dan menuruti, mentaati segala kehendak-Nya secara absolut.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selamat hari Natal kasih Tuhan Jesus senantiasa melingkupi Bapak Effendy dan Keluarga. Amin
BalasHapusAmin...terima kasih untuk Ibu Lidya Mamahahit, Merry Christmas juga untuk Ibu dan Sekeluarga, kiranya damai sejahtera dan sukacita dari Tuhan kita Yesus Kristus selalu menyertai kita semua dan keluarga. Tuhan Yesus memberkati Ibu.
BalasHapus