Kamis, 01 Desember 2016

PENGERTIAN KEHILANGAN NYAWA


Matius 10:39
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Sebelum Tuhan Yesus mengatakan agar orang percaya rela kehilangan nyawa, sesungguhnya Tuhan Yesus sudah kehilangan nyawa.
Tuhan Yesus rela menanggalkan semua kesenangan dan kemuliaan-Nya dalam Kerajaan Sorga sebagai Allah, ia turun ke bumi mengosongkan diri dan disamakan dengan manusia.
Waktu Tuhan Yesus mengenakan tubuh manusia, Ia memilih melepaskan kesenangan apapun selain melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yohanes 4:34).
Kata "nyawa" dalam teks aslinya adalah "psukhe".
Kata ini sebenarnya dapat diterjemahkan sebagai kehidupan.
Dalam teks Alkitab versi King James diterjemahkan life.
Nyawa di sini sebenarnya menunjuk kepada berbagai kesenangan yang menggerakkan seseorang menjalani hidup.
Tanpa kesenangan-kesenangan tersebut, pada umumnya semua orang tidak merasa memiliki hidup.

Didalam Alkitab, contoh salah satu orang yang masih menyelamatkan nyawanya adalah Pontius Pilatus (Matius 27:15–26).
Pontius Pilatus sebenarnya diberi kesempatan untuk mengenal Kerajaan Tuhan Yesus Kristus, tetapi ia memilih untuk menyia-nyiakan kesempatan tersebut, dan akhirnya untuk selama-lamanya tidak pernah masuk Kerajaan yang ditawarkan Tuhan Yesus kepadanya.
Pilatus lebih memilih menyelamatkan “nyawanya”, yaitu kedudukan dan kehormatannya di Yudea dibandingkan kerajaan Yesus Kristus.
Menurut transkip kuno didapati catatan bahwa memang pada waktu itu reputasi Pilatus sedang menurun. Itulah sebabnya ia berusaha mengambil hati orang Yahudi dengan menyerahkan Yesus kepada mereka.
Sebenarnya Pilatus juga memiliki hati nurani yang cukup baik. Ia sempat menyatakan bahwa ia tidak  mendapati kesalahan apa pun dalam diri Yesus (Yohanes 18:38), dan istrinya pun diperingatkan Allah melalui mimpi agar tidak bertindak gegabah terhadap Yesus (Matius 27:19).
Tetapi Pilatus memilih menyelamatkan dirinya, akibatnya ia terhilang untuk selama-lamanya. Suatu hari nanti di hadapan penghakiman Tuhan, Pilatus tidak dapat berdalih, sebab Tuhan sudah cukup memberi peringatan kepadanya untuk tidak masuk ke dalam kebinasaan. Apakah ini berarti kalau Pilatus tidak menghukum Tuhan Yesus berarti Tuhan Yesus tidak disalib? Tentu Tuhan Yesus tetap akan disalib, tetapi seharusnya Pilatus tidak ikut terlibat menentang-Nya.

Ini memberi gambaran mengenai banyak orang Kristen yang memang memiliki naluri yang cukup baik, berkelakuan santun di mata manusia dan tidak berhasrat masuk neraka, tetapi mereka memilih menyelamatkan nyawanya sendiri di dunia.
Mereka menganggap tindakan mereka tidak membuat mereka binasa, padahal Tuhan Yesus menuntut kesetiaan yang tinggi untuk berani meninggalkan kesenangan dunia demi Kerajaan-Nya.
Kalau kita diperkenankan hidup hari ini oleh Tuhan, itu karena kita diberi kesempatan untuk mengabdi kepada Kerajaan-Nya secara lebih serius yaitu dengan segenap hidup kita.
Apa pun yang kita lakukan haruslah demi kepentingan Kerajaan-Nya.

Pertanyaannya Bagaimana kita hidup demi Kerajaan-Nya tersebut?
Pertama-tama kita harus mengenal kebenaran yang tertulis di dalam Injil. Dengan mengenal kebenaran tersebut maka kita mengenal Kerajaan-Nya dan kehendak-Nya untuk di kenakan didalam hidup.
Setelah itu, kita diajar untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang.
Dengan melalui tahap ini kita dilayakkan masuk Kerajaan-Nya.
Pertanyaannya adalah apakah hari ini kita masih mau menyelamatkan “nyawa kita”, yaitu reputasi, kedudukan dan kehormatan kita, atau beranikah kita mengorbankannya demi kepentingan Kerajaan-Nya.
Ingat pernyataan Tuhan Yesus, “Barangsiapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia menceraiberaikan” (Lukas 11:23).
Ini berarti siapa tidak melayani Tuhan berarti mengganggu pekerjaan-Nya.
Demi kerajaan Kristus, sebagai anak-anak Allah kita harus rela kehilangan nyawa kita.

Ketika Iblis menawarkan kebahagiaan dunia dengan fasilitasnya yang indah kepada Tuhan Yesus, Tuhan Yesus tegas menolak dan mengatakan bahwa kita harus menyembah Allah dan hanya kepada Dia saja kita harus berbakti (Lukas 4:8).
Penolakan Tuhan Yesus untuk memiliki dan menikmati dunia ini, yang mana dapat menggagalkan karya keselamatan-Nya, merupakan kesediaan untuk rela kehilangan nyawa.
Tuhan Yesus mengatakan agar orang percaya juga harus rela kehilangan nyawa, artinya orang percaya harus rela untuk tidak memiliki dan menikmati kesenangan dunia beserta dosa didalamnya.
Jadi kalau kita bekerja, berkarir dan melakukan segala sesuatu, kita melakukannya untuk Tuhan dan bukan lagi untuk kesenangan diri kita sendiri.
Dengan demikian apapun yang kita miliki hari ini harus diakui sebagai milik Tuhan bukan milik kita sendiri.
Semua yang ada pada kita hari ini adalah “harta orang lain”, yaitu hartanya Tuhan, tentu sepenuhnya untuk kepentingan Tuhan (Lukas 16:12).

Hanya orang yang rela kehilangan nyawa yang dapat menjadi sahabat Tuhan. Sebaliknya, kalau seseorang tidak rela kehilangan nyawa, ini berarti ia memilih bersahabat dengan dunia ini, maka ia menjadikan dirinya musuh Allah (Yakobus 4:4).
Terkait dengan hal ini Yohanes menyatakan dalam suratnya: Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.
Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya (1Yohaes 2:15-17).
Kalau kasih akan Bapa tidak ada pada orang itu berarti ia berseberangan dengan Tuhan Yesus.
Orang-orang seperti ini tidak dapat menjadi alat peraga Tuhan untuk mengajarkan Injil-Nya kepada semua orang, sebab dirinya masih dibelenggu oleh keindahan dunia yang sama dengan menyediakan diri menjadi alat peraga kuasa kegelapan yang menampilkan keindahan dunia yang fana.
Biasanya fokus hidup mereka hanya untuk hidup nyaman dan aman dibumi ini, mereka biasanya adalah orang-orang terikat dengan barang-barang dunia dan kemewahan materi.

Firman Tuhan mengatakan bahwa hanya orang yang menderita bersama dengan Tuhan Yesus yang akan dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus (Roma 8:17).
Menderita bersama dengan Tuhan artinya juga sepenanggungan dengan Tuhan sebagai sekutu-Nya.
Pernyataan Paulus dalam Roma 8:17 ini sinkron dengan pernyataan Tuhan Yesus dalam Matius 10:39 yaitu kalau seseorang kehilangan nyawa karena Tuhan, maka ia akan memperolehnya.
Maksudnya adalah memperoleh nyawa yang baru.
Nyawa yang baru adalah kelanjutan hidup, yaitu di Kerajaan Tuhan Yesus di Sorga. Jadi, kalau kita rela meninggalkan segala kesenangan di bumi ini dan kemudian memilih Tuhan dan kerajaan-Nya maka kita adalah ahili-ahli waris yang dipersiapkan oleh Tuhan untuk menerima janji-janji-Nya yang berharga didalam Kerajaan-Nya.
Tetapi kalau kita tidak rela kehilangan segala sesuatu demi kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya, maka tentu kita akan dibuang ke dalam api kekal.
Di tempat itu tidak ada kehidupan sama sekali; yang ada hanya kematian dan kebinasaan.

Hidup di dunia ini bukan untuk wisata tetapi untuk bekerja menggenapi rencana Bapa, meneruskan tugas penyelamatan yang telah diselesaikan oleh Tuhan Yesus di kayu salib.
Sehingga rela kehilangan nyawa berarti bersedia menyangkal diri terus menerus untuk tidak menikmati hidup memuaskan pikiran, perasaan dan kehendak untuk menikmati dunia sama seperti anak-anak dunia.
Namun yang kesukaan hidupnya hanyalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar