Sabtu, 03 Desember 2016

SIKAP MEMINTA AMPUN SECARA BENAR


1 Yohanes 5:18
Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.

Tentu kita semua pernah meminta pengampunan dari Tuhan, hal ini memang dipandang lazim untuk selalu dilakukan.
Kebanyakan orang meminta pengampunan atas dosa kesalahan yang telah dilakukannya, dengan berharap Tuhan mengampuni dan melupakannya. Supaya bisa lebih sah, dosa yang dilakukan diakui terus terang, bila mungkin dijelaskan secara rinci dan ditambah lagi harapan agar kesalahan yang dilakukan itu tidak berdampak atau akibat yang buruk.
Cara meminta ampun seperti ini sejatinya tidak dewasa.
Orang yang meminta ampun dengan cara demikian tidak sungguh-sungguh menyesal atas kesalahannya, sebab setelah meminta ampun, sangatlah mudah dosa yang sama dapat dilakukannya lagi. Ada pepatah, “Keledai saja tidak jatuh ke lubang yang sama".
Namun kenyataannya banyak manusia lebih bodoh daripada keledai, karena manusia suka mengulangi kesalahan yang sama.
Dan ia tidak merasa salah, sebab berpikir seakan-akan Tuhan bisa dibujuk untuk berkompromi terhadap dosa atau kesalahan yang dilakukannya.
Seakan-akan Tuhan diharapkan untuk memaafkan kesalahan yang sudah lalu, tanpa mempersoalkan perubahan diri kita. Tuhan dibayangkan seperti berkata, “Tidak apa-apa, lakukan saja kesalahan.
Aku bersedia mengampunimu; dosa bukanlah masalah”.

Tidak demikian dengan orang Kristen yang dewasa.
Orang Kristen yang dewasa memohon ampun kepada Tuhan, disertai dengan komitmen untuk tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.
Untuk ini kita harus mengerti bahwa permintaan ampun akan berkelanjutan dengan hidup dalam persekutuan dengan Tuhan secara benar.
Ini sangat bersyarat, yaitu harus kudus seperti Dia kudus (1 Petrus 1:16).
Dengan demikian konsekuensi orang yang meminta ampun atau bertobat kepada Tuhan adalah kesediaan untuk mengenakan kesucian hidup seperti Dia.
Jadi mulai sekarang kalau kita meminta ampunan Tuhan, harus disertai dengan pengertian, apa yang seharusnya kita lakukan.
Artinya pertobatan harus disertai dengan proyeksi baru, bagaimana kita mengarahkan diri untuk memiliki perilaku yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ini semua bertujuan agar kita tidak lagi melukai hati-Nya.
Pertobatan yang sejati adalah pertobatan yang disertai dengan perubahan konkret, dari melukai hati Tuhan menjadi menyukakan hati-Nya.
Ingat, Tuhan adalah Pribadi yang mengasihi orang berdosa, tetapi membenci dosa.
Ia menghendaki agar bejana hati kita tetap bersih agar Ia bisa bertahkta di dalam hati kita.

Jika orang Kristen yang dewasa memohon ampun kepada Tuhan, pasti disertai komitmen untuk tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.
Jadi memohon ampun kepada Tuhan berarti kita bersedia mengenakan kekudusan hidup secara penuh seperti Tuhan yang memanggil kita adalah kudus (1 Petrus 1:15-16).
Berkenaan dengan hal ini Petrus menasehati kita dengan pernyataan :
Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat (1 Petrus 1:17-19).

Orang percaya perlu tahu bahwa Allah Bapa adalah Hakim yang adil dan benar, sehingga tidak ada satu orang pun yang terluput dari penghakiman-Nya.
Maka kita harus hidup takut akan Tuhan karena Dia telah menebus kita dari dosa dan cara hidup yang lama yang sia-sia yang kita warisi dari cara hidup nenek moyang kita.
Allah menebus kita bukan dengan barang yang fana, tetapi dengan darah Anak-Nya yang mahal dan tanpa cacat dan cela.
Kita yang sudah mendapatkan anugerah keselamatan yang begitu luar biasa dari Tuhan Yesus sudah sewajarnya kita harus menghargai dan membalas kasih Tuhan itu dengan hidup dalam kebenaran, tidak melakukan dosa lagi dan mewujudkan iman kita dengan hidup kudus, takut akan Allah dengan membawa hidup semakin serupa dengan Tuhan Yesus.

Jadi, tujuan orang Kristen hidup kudus karena ia tidak mau menyia-nyiakan penebusan Kristus yang sudah dianugerahkan kepadanya.
Jadi jika kita sudah dibebaskan dari belenggu perbudakan dosa oleh Tuhan Yesus, mengapa sekarang kita mau menyerahkan diri lagi kepada perhambaan dosa?.
Kalau kita masih hidup sembarangan, tetap hidup didalam dosa dan tidak pernah berjuang untuk sungguh-sungguh keluar dari cara kehidupan yang sia-sia tersebut, maka sama saja dengan kita menghina dan menyangkali karya Kristus di kayu salib.
Ini berarti kita sedang menolak anugerah penebusan yang Tuhan Yesus sudah berikan kepada kita.

Pengampunan dosa diberikan oleh Tuhan Yesus supaya kita bisa mengenakan hidup kudus seperti Dia kudus, mengerti secara lengkap isi Injil dan kehendak-Nya untuk dikenakan sebagai jalan hidup dan menularkannya jalan hidup yang agung ini kepada orang lain.
Hidup kudus atau mengenakan kekudusan-Nya bukanlah suatu pilihan bagi orang Kristen namun hidup kudus adalah cara hidup orang-orang Kristen yang meresponi dan menghargai anugerah karya penebusan yang agung dari Tuhan Yesus Kristus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar