Senin, 12 Desember 2016

MAKNA DI BALIK UNGKAPAN BERBAHAGIA BAGI YANG MURAH HATINYA


Matius 5:7
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.

Kata "murah hatinya" dalam teks bahasa Yunani adalah "elehmones" yang artinya : yang menaruh belas kasihan.
Ini adalah orang-orang yang hatinya selalu menaruh dan tergerak oleh belas kasihan terhadap sesamanya.
Selalu dapat mengampuni dengan tulus orang yang telah berbuat salah terhadapnya dan selalu berbuat apa yang baik, berkenan dan yang sempurna dihadapan Allah.
Sebab Firman Allah mengatakan :
Matius 6:14-15
14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Kebahagiaan sorgawi yang sejati memiliki karakteristik memberi perhatian terhadap mereka yang sengsara.
Kehidupan yang berkenan kepada Allah bukan kehidupan yang berpusat pada diri sendiri, melainkan kehidupan yang memberikan dampak positif bagi orang lain dan juga bagi dirinya dihadapan Allah.
Kemurahan hati sebagai anak-anak Allah adalah kesadaran bahwa mereka adalah pengikut Kristus yang harus meneladani Pribadi Kristus yang selalu menaruh belas kasihan terhadap manusia tanpa memandang agama, ras, dan suku bangsa.

Orang-orang yang menolong orang lain dengan tulus, bukan karena memiliki motivasi tertentu atau mencari keuntungan dibalik perbuatan baiknya tersebut, tetapi yang menolong karena tergerak oleh belas kasihan Tuhan, mereka ini juga akan menerima belas kasihan dari Tuhan.
Orang-orang yang memiliki kemurahan hati yaitu irama hidupnya yang selalu mengasihi dan berusaha menolong orang yang membutuhkan pertolongan, kepada mereka Tuhan juga akan memberikan kemurahan dan kasih-Nya yang tidak berkesudahan.
Jadi sebagai orang yang sudah mendapat kemurahan hati dari Tuhan yang didalamnya kita sudah mendapatkan keselamatan kekal dan mengenal kebenaran-Nya, hendaknya kasih terhadap sesama kita jangan berubah menjadi dingin sehingga hati kita tidak tergerak oleh belas kasihan terhadap sesama kita yang sedang membutuhkan pertolongan kita.

Agar kita memiliki penghayatan kemurahan hati secara benar dihadapan Tuhan,
Pertama : kita harus menghayati keselamatan yang telah diberikan oleh Tuhan.
Sebagai orang yang hidup dalam keselamatan Tuhan, Tuhan menghendaki kita juga memperagakan kemurahan hati terhadap orang lain seperti Tuhan Yesus yang telah bermurah hati kepada kita, sehingga orang lain dapat melihat kemuliaan terang Tuhan melalui hidup kita yang memanggil mereka untuk hidup didalam keselamatan kekal dari-Nya.
Yang kedua : Menyadari nilai jiwa manusia itu mahal, ketika Tuhan Yesus mengatakan "Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat" (Lukas 15:10), hal ini memuat pernyataan bahwa Tuhan menghendaki kita harus mengasihi jiwa-jiwa seperti Tuhan Yesus mengasihi jiwa-jiwa.
Jadi ketika kita menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan kita, hendaknya kita jangan melihat dan memperhitungkan berapa nilai yang bisa kita berikan tetapi kita harus memandang nilai jiwa manusia yang tanpa batas yang harus diselamatkan, sebab Tuhan menghendaki tidak seorangpun jiwa yang binasa melainkan beroleh keselamatan kekal didalam Dia.
Yang ketiga : Selalu menaruh pikiran dan perasaan yang sama seperti Kristus, dimana Tuhan menghendaki setiap kita hidup didalam kasih terhadap sesama manusia seperti Kristus telah mengasihi kita.
Selalu hidup didalam kebenaran dan hidup didalam kesucian sesuai dengan nilai kesucian Tuhan.
Segala tindakan yang kita tampilkan didalam hidup kita setiap hari adalah tindakan kita yang selalu dapat memuaskan hati-Nya yaitu tetap sesuai dengan pikiran dan perasaan-Nya.

Dengan demikian dapat kita ketahui dari manakah orang dunia tahu dan mengenal Pribadi Tuhan Yesus yang Mulia dan Maha Agung? Tentu dari cara hidup para murid Tuhan yang menyediakan diri meneladani kemurahan hati Pribadi Tuhan Yesus, yang menghidupi setiap ajaran-Nya dengan tanpa batas, dengan demikian kita sebagai orang percaya yang menjadi murid-Nya dapat mengungkapkan jati diri kita dan memperkenalkan kepada dunia bahwa kita adalah murid-murid Tuhan Yesus yang memiliki keserupaan mengikuti jejak kehidupan yang sama seperti Dia telah hidup.

1 Yohanes 2:6
Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar