Selasa, 06 Desember 2016

MAKNA KALIMAT TUHAN SEBAGAI ROTI HIDUP


Yohanes 6:35:40
35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.
37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
39 Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."

Sesudah Tuhan Yesus menjelaskan kepada orang banyak bahwa percaya kepada Kristus adalah pekerjaan yang Allah inginkan dari mereka, mereka segera meminta tanda (Yohanes 6:30).
Padahal Tuhan Yesus sudah memberikan banyak tanda-tanda mujizat, menjadi pertanyaan besar mengapa mereka minta tanda lagi dari Tuhan Yesus?.
Ketika Tuhan Yesus melakukan mujizat, semua menikmatinya.
Tetapi tidak ada yang benar-benar mengerti apa yang Tuhan Yesus maksudkan di dalam mujizat itu.
Mereka meminta mujizat atau tanda-tanda supaya mereka bisa menikmatinya lagi dan lagi.
Menikmati, tetapi tetap degil hatinya.
Menikmati, tetapi tidak bertumbuh di dalam pengenalan akan Tuhan secara benar.
Jika kita adalah orang yang sedang dalam posisi seperti ini, hanya melihat dan berharap kuasa Tuhan dan berkat-berkat-Nya tanpa tertarik mengenal kehendak-Nya untuk dilakukan didalam kehidupan kita masing-masing, maka kita adalah orang yang sangat perlu melakukan pertobatan yang sungguh-sungguh sekarang juga dan mulailah memiliki pengertian yang benar untuk mengenal lebih dalam lagi Pribadi-Nya, tiada henti menggali Injil-Nya, meminta Tuhan memberitahukan kehendak-Nya untuk kita lakukan didalam kehidupan kita.

Seseorang yang hanya mencari mujizat tetapi tidak tertarik untuk mengenal Tuhan dan mengerti kehendak-Nya untuk dilakukan, maka ia adalah orang yang hanya memanfaatkan Tuhan untuk hidup bagi kepentingannya.
Orang seperti ini tidak layak di muliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
Orang yang dipermuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus adalah orang-orang yang mau menderita bersama-sama dengan Tuhan Yesus (Roma 8:17).
Seharusnya orang percaya memiliki nature hidup yang segala sesuatu ditujukan bagi kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya.
Percaya kepada Tuhan Yesus seharusnya diresponi memberi diri dibentuk oleh Tuhan untuk menjadi anak-anak Allah yang selalu bertumbuh mengenakan kesucian-Nya didalam perilakunya, mengerti kehendak-Nya untuk selalu di kenakan didalam hidupnya.

Ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi sebenarnya sudah melihat mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, tetapi  mereka masih juga belum merasa cukup. Mereka menuntut tanda lagi supaya mereka bisa yakin bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang harus mereka percaya.
Bahkan mereka membandingkan diri mereka yaitu bahwa nenek moyang mereka pada waktu di padang gurun, mereka mendapat roti yang turun dari surga.
Namun Tuhan Yesus mengajarkan bahwa roti yang dimakan oleh nenek moyang mereka diberikan oleh Allah sebagai suatu tanda.
Tanda bahwa Allah adalah Allah yang setia memelihara hidup mereka, hal ini menunjukkan Allah memanggil orang percaya untuk menjadikan-Nya sebagai kebutuhan satu-satunya didalam hidup mereka.
Hanya Allah lah yang mereka perlukan dan kebutuhan yang lain harus dianggap tidak penting.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa Allah di surga memelihara orang Israel, bukan hanya memelihara mereka melalui makanan, tetapi memelihara mereka dengan hidup yang kekal.
Hidup di dalam Allah dan Allah hidup di dalam mereka (Yohanes 17:21-23), itulah hidup yang kekal.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata "Akulah roti hidup" yang artinya kebutuhan orang percaya hanyalah Allah sendiri, Allah memberikan hidup kekal bagi mereka yang memberi dirinya tinggal tetap didalam Allah dengan menuruti kehendak-Nya didalam hidupnya.

Berkenaan dengan hal ini, kebenaran Alkitab menunjukkan bahwa yang patut disebut sebagai kebutuhan yang benar didalam hidup orang percaya adalah roti yang tidak dapat binasa yang dikemukakan Tuhan dalam Yohanes 6:27.
Roti yang tidak dapat binasa adalah gambaran dari sikap hidup yang benar yang Tuhan kehendaki untuk dimiliki seorang anak-anak Allah sehingga layak disebut sebagai anak-anak Allah yang berkenan dihadapan-Nya.
Dalam Yohanes 6, dikisahkan orang-orang yang kelihatannya begitu antusias mencari Tuhan, tetapi sebenarnya bukan pribadi Tuhan yang mereka cari, mereka hanya mencari mujizat dan tanda-tanda demi membela memuaskan kepentingan hidupnya.
Seharusnya mereka mencari Tuhan Yesus dengan motivasi memperhatikan tanda-tanda yang diberikan-Nya berlanjut bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan secara terus menerus, mengenal Injil-Nya untuk dikenakan, hidup didalam kebenaran-Nya, mengerti kehendak-Nya, melakukannya dengan tanpa batas dalam pimpinan Roh Kudus.

Tuhan memiliki belas kasihan yang sangat besar bagi umat-Nya supaya mereka hidup bersama-sama dengan Tuhan didalam kekekalan selama-lamanya.
Di saat umat letih dan seperti domba yang tidak bergembala, Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala mereka.
Tuhan memperhatikan segala hal yang mereka perlukan.
Tetapi hendaknya sebagai umat-Nya kita harus memilih memerlukan Tuhan lebih daripada segala yang kita perlukan.
Jika kita tidak mampu melihat kebutuhan akan Tuhan, pengenalan akan Dia dan berjuang mengerti akan kehendak-Nya, maka kita sebenarnya tidaklah layak disebut sebagai umat pilihan Allah yang disambut sebagai mempelai-Nya.
Hendaknya kita sadari benar bahwa Tuhan Yesus memberikan hidup-Nya, tubuh-Nya, darah-Nya bagi kita supaya kita bisa membangun sebuah relasi yang sempurna dengan Allah.
Yaitu relasi antara Bapa dengan anak-anak-Nya yang mau hidup didalam kehendak-Nya.
Ketika Tuhan mengatakan Ia adalah Roti Hidup, Ia ingin kita hidup memberikan relasi/hubungan yang sempurna dengan-Nya, menjadikan Dia sebagai kebutuhan hidup kita satu-satunya dan sumber sukacita kita karena kita telah ditebus dan hidup didalam keselamatan-Nya yang oleh karena Dia kita diselamatkan dan yang membawa kita kepada hidup yang kekal.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar