Selasa, 24 Mei 2016

BERURUSAN DENGAN TUHAN DENGAN MOTIVASI YANG BENAR


Filipi 3:19  Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

Didalam suratnya Paulus memberikan nasehat kepada jemaat di kota Filipi, karena di kota itu terjadi suatu perpecahan didalam jemaat sehingga Paulus menuliskan suratnya untuk menghilangkan dan menasehati jemaat di Filipi untuk waspada terhadap pengajaran yang negatif dan pengajar-pengajar sesat tertentu yang memiliki motif yang tidak murni dihadapan Tuhan.

Menjadi masalah yang harus dipersoalkan oleh orang percaya hari hari ini adalah, apa yang mendorong seseorang dapat melakukan hukum-hukum Tuhan.
Ini sama dengan apa yang menggerakkan seseorang berurusan dengan Tuhan ?
Banyak motivasi yang mendorong seseorang melakukan hukum Tuhan dan menjalankan kegiatan rohani.
Motif-motif itu antara lain supaya diberkati Tuhan, baik dengan berkat jasmani maupun berkat rohani, supaya jangan dikutuk, supaya menyenangkan Tuhan, supaya tidak masuk neraka dan lain sebagainya. Motif-motif ini kedengarannya benar dan baik, tetapi sebenarnya belum tepat sasaran seperti yang Tuhan kehendaki.

Pada tingkat tertentu Tuhan akan membawa orang percaya kepada suatu tingkat bahwa yang mendorong seseorang melakukan kehendak-Nya haruslah karena mengasihi Tuhan Yesus sebagai Bapa. Mengasihi Tuhan Yesus sebagai majikan yang memiliki segenap hidupnya.
Motif inilah yang seharusnya mendorong melakukan kehendak-Nya.
Karena mengasihi Tuhan maka seseorang tersebut berusaha menyenangkan hati-Nya. Oleh karena mengasihi Tuhan maka ia berusaha melakukan kehendak Tuhan dengan taat sampai pada hari Tuhan menjemputnya, sebab Tuhan menghendaki di mana Tuhan ada, orang percaya juga ada (Yoh. 14:1-3).

Perlu kita pahami disini bahwa orang yang menyenangkan Tuhan belum tentu mengasihi Tuhan, sekali lagi tergantung apa motifnya dibalik ingin menyenangkan hati Tuhan tersebut?
Jika tidak murni untuk kepentingan Tuhan dan mengasihi Tuhan maka bisa jadi motifnya bisa menjadi salah yaitu karena ada dorongan memuaskan kepentingan untuk dirinya sendiri, salah satunya adalah bisa jadi ia berurusan dengan Tuhan karena ingin bisnis dan pekerjaannya diberkati Tuhan yang sebenarnya sumber kebahagiannya bukanlah Tuhan namun kebahagiaannya adalah terwujud keinginannya tersebut.
Banyak orang tidak menyadari bahwa sebenarnya ia sedang datang kepada Tuhan dengan motivasi yang tidak murni dihadapan Tuhan, banyak orang datang kepada Tuhan supaya Tuhan mememuhi keinginan-keinginan hidupnya yang pada dasar ia menjadi bahagia jika Tuhan memenuhi dengan keinginan tersebut yang tidak lain adalah menikmati kesenangan hidup dan kebahagiannya dibumi ini.
Orang seperti ini pada dasarnya hanya menginginkan isi dompet-Nya Tuhan dan bukan lagi karena murni mengasihi Tuhan dan membela kepentingan-Nya.

Tetapi orang yang mengasihi Tuhan pasti menyenangkan hati-Nya, inilah perbedaannya. Oleh sebab mengasihi Tuhan, maka ia berusaha hidup dalam berkat-Nya untuk memenuhi kehendak, rencana Tuhan dan kepentingan Tuhan didalam hidupnya sebab Tuhan menghendaki kita hidup di dalam berkat-Nya (Yohanes 10:10).
Dengan demikian landasan orang percaya berurusan dengan Tuhan adalah karena mengasihi Dia.
Ketika Tuhan Yesus berkata "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu", ini berarti Tuhan mau menunjuk bahwa orang percaya harus mengasihi Tuhan tanpa ada yang disisakan, artinya semua potensi didalam dirinya, dan segenap hidup harus diarahkan hanya untuk mengasihi Tuhan.

Dalam Yohanes 21:15-19, Tuhan Yesus bertanya kepada Petrus apakah ia mengasihi Tuhan Yesus? Tuhan Yesus tidak bertanya: Apakah Petrus mau melakukan hukum-hukum-Nya?
Tuhan Yesus mengulang-ulang pertanyaan itu agar Petrus sungguh-sungguh dapat menghayati kasihnya terhadap Tuhan Yesus.
Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari keadaan diri Petrus pada waktu itu (ia baru saja menyangkali Tuhan), Tuhan menghendaki agar Petrus memiliki kasih yang tulus kepada Tuhan Yesus. Mengasihi Tuhan adalah dasar dari kesediaan Petrus mengiring Tuhan Yesus. Kalau dasar ini benar maka apapun akan rela dilakukannya bagi Tuhan dengan kualitas yang sangat baik.
Dalam hal ini harus ditegaskan bahwa Tuhan menghendaki orang percaya memiliki sikap hati yang benar di hadapan-Nya.
Dan sikap hati yang benar itu adalah “mengasihi Tuhan”.
Tuhan tidak mempermasalahkan pengkhianatan Petrus kepada Yesus yang sudah terjadi.
Pengalaman masa lalu bisa membentuk sikap batin Petrus terhadap Tuhan Yesus. Melalui pengalaman itu Tuhan memurnikan, menumbuhkan dan menyempurnakan kasih Petrus kepada-Nya.

Jadi landasan orang percaya berurusan dengan Tuhan Yesus haruslah hanya satu yaitu karena kita mengasihi Tuhan Yesus lebih dari segalanya yang ada didalam dunia ini, hidup hanya untuk memenuhi kepentingan Tuhan, menjadikan Tuhan Yesus satu-satunya sumber sukacita didalam hidup kita.
Dan kita tidak boleh menggantikan sumber sukacita kita terhadap Tuhan Yesus sebagai satu satunya harta kita yang abadi didalam hidup ini sebab kesenangan-kesenangan lain dihidup ini adalah tidak lain sama dengan penyembahan berhala dimata Tuhan kita Yesus Kristus.
Dengan demikian orang tidak lagi mencintai hartanya melebihi kecintaannya kepada Tuhan Yesus, orang seperti ini akan menjadi alat kebanggaan Tuhan Yesus sebab ia tidak mencintai dunia ini dan hanya Tuhan Yesus lah yang menjadi kesenangan dan sumber sukacita didalam seluruh wilayah hidupnya.

Kolose 3:5  Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar