Selasa, 10 Mei 2016

SIKAP YANG BENAR DALAM MERESPONI KEBAIKAN TUHAN


1 Petrus 2:1-3 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.

Di gereja sering orang berkata: Allah itu baik. Baik yang bagaimana? Kalau baiknya hanya diukur oleh berkat jasmani yang Tuhan berikan, yaitu dimana kebutuhan jasmani terpenuhi, itu berarti isyarat bahwa orang tersebut tidak mengerti Injil yang benar.
Petrus menasehatkan jika kita mengecap kebaikan Tuhan baiklah kita membuang semua segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah, kemudian memberi diri dilahirkan baru oleh Tuhan melalui Roh kudus untuk dituntun didalam segala kebenaran-Nya dan menjadikan Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan sumber sukacita dan harta satu satunya didalam hidup dan bukan lagi harta duniawi, kedudukan, kehormatan dan sebagainya.

Dalam Luk. 17:7–10 terdapat kisah mengenai hamba yang bekerja kepada seorang majikan. Majikan tersebut adalah gambaran dari Tuhan, dan hamba tersebut adalah gambaran dari kita. Setelah hamba tersebut melakukan suatu pekerjaan, tidak dikesankan sama sekali bahwa tuannya patut berterima kasih kepadanya (Lukas 17:9). Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak perlu berterima kasih kepada kita, sebab kita memang diciptakan oleh Tuhan untuk melayani Dia. Kita telah ditebus oleh darah Yesus Kristus, sehingga kita bukan milik kita sendiri.
1 Kor. 6:19–20
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Orang Kristen yang dewasa akan merasa dan mengakui bahwa ia berutang kepada Tuhan. Sebagai orang yang berutang ia tidak pantas menuntut apa pun dari Tuhan, sebaliknya ia merasa dituntut untuk berbuat sesuatu bagi Tuhan yang telah menanam kebaikan dalam hidupnya. Kita adalah orang yang berutang, seperti budak yang telah dibeli oleh tuan yang baru. Dulu kita adalah budak setan yang diseret ke dalam lautan api kekal, sekarang kita telah menjadi milik Tuhan oleh penebusan darah Tuhan Yesus Kristus untuk dibawa ke dalam Kerajaan-Nya.

Sayang sekali, dewasa ini para pemberita Firman dan jemaat yang salah asuh yang tidak mengerti kebenaran banyak mengajarkan bahwa kita boleh menuntut Tuhan, boleh mengklaim janji-janji berkat-Nya yang sebenarnya untuk ditujukan pemuasan kesenangan diri manusia itu sendiri.
Padahal Tuhan tidak perlu dituntut atau menerima klaim dari manusia, yang sebenarnya tidak memiliki hak apa pun atas kedaulatan Tuhan. Lagi pula, Tuhan tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Tuhan adalah pribadi Agung yang berintegritas sempurna; tidak perlu dibujuk, diingatkan, apa lagi dipaksa. Ia bertanggung jawab atas umat-Nya. Kita tidak perlu dan tidak boleh meragukan Tuhan, apalagi mencurigai-Nya. Sebaliknya kita patut mencurigai diri sendiri, apakah kita mengerti dan menghayati budi baik Tuhan yang tak ternilai dan apakah kita berhasrat untuk menyenangkan dan memberikan segenap hidup kita untuk mengabdikan diri kepada-Nya?

Menyadari kebenaran ini, marilah berusaha membalas kebaikan Tuhan dengan melayani Dia semampu-mampunya, segiat-giatnya, sekuat tenaga dan all out sepanjang hidup kita. Dalam pengabdian kepada Tuhan, tidak perlu kita menuntut upah, bahkan ucapan terima kasih, sebab sebanyak apa pun yang dapat kita lakukan, tak akan dapat mengimbangi kebaikan yang telah Tuhan berikan. Dalam hal ini Tuhan Yesus mengajar kita untuk mengatakan bahwa kita adalah hamba yang tidak berguna, yang hanya melakukan apa yang harus kita lakukan (Luk. 17:10).
Tidak berguna di sini maksudnya bahwa sebenarnya tanpa kita, Tuhan pun dapat menyelesaikanNya sendiri.

Marilah melayani Tuhan sepanjang hidup kita dengan memberikan segenap hidup kita termasuk harta jabatan dan kedudukan untuk dipersembahkan untuk melayani Tuhan dan memenuhi rencana dan kehendak-Nya tanpa menuntut upah, bahkan ucapan terima kasih sekalipun sebab Tuhan Yesus sudah memberikan nyawa-Nya untuk menebus kita dari hukuman kekal yang sebenarnya kita ini adalah orang orang yang berdosa yang harusnya patut hukuman tersebut.
Sebagai orang percaya kita harta kita yang sebenarnya adalah ada didalam kerajaan surga dan selama kita hidup Tuhan Yesus lah yang menjadi harta kita satu satunya yang menjadi sumber sukacita kita sampai selama-lamanya.

Kalau Tuhan berkenan kita layani, itu adalah anugerah dan kehormatan yang terbesar untuk hidup kita.

Yohanes 12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar