Selasa, 03 Mei 2016
KEHENDAK TUHAN YANG TERUTAMA
Roma 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Ketika Petrus dihardik oleh Tuhan Yesus karena ia tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, Petrus diidentifikasi pikirannya sedang dirasuki oleh iblis (Matius 16:23). Cara berpikir manusia adalah cara berpikir iblis, artinya cara berpikir hasil asuhan dunia yang ada dalam kekuasaan iblis.
Banyak orang menganggap cara hidup demikian itu sebagai suatu kewajaran. Betapa sulitnya menyadarkan orang bahwa mereka sebenarnya sudah tersesat. Kehidupan wajar bagi manusia pada umumnya adalah cara berpikir yang tidak sesuai dengan Tuhan.
Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa itu dapat menjadi batu sandungan bagi Tuhan Yesus. Batu sandungan dalam teks aslinya adalah skandalon yang juga memiliki pengertian sesuatu yang menjatuhkan atau menghambat.
Sebagai Penebus, Tuhan Yesus hendak mengambil alih segenap hidup orang percaya untuk diubah sesuai dengan kehendak-Nya. Sehingga hidup orang percaya menjadi kehidupan yang memperagakan pribadi-Nya. Tetapi cara berpikir orang percaya yang salah yang menjadi penghambat perubahan itu.
Tuhan hendak mengkloning setiap orang percaya menjadi “foto copy” atau duplikat-Nya. Kata foto kopi atau duplikat terdapat dalam kejadian 1:26-27 sama artinya dengan menurut rupa (tselem) dan gambar Allah (demuth).
Karya Tuhan yang dirusak iblis di Eden akan diperbaiki atau dipulihkan kembali sekarang di dalam kehidupan orang percaya.
Bagi mereka yang bersedia diperbaiki ulang atau dipulihkan harus bersedia diubah setting berpikirnya. Perubahan cara berpikir ini harus menjadi proyek yang sepanjang umur hidup sampai menghadap Bapa. Untuk masuk proyek ini seseorang harus menyediakan diri dengan segenap hidup dan harus bersedia meninggalkan segala sesuatu, di dalamnya yang terutama adalah cara berpikir yang salah (Lukas 14:33). Inilah yang dimaksud mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Filipi. 2:12). Kalau seseorang bersedia menerima pembentukan oleh Tuhan, ia dapat menjadi manusia Kristus.
Mereka adalah orang-orang yang mengenakan kodrat Ilahi (2Petrus 1:3-4). Tentu saja semua tindakan dan perbuatannya tidak bercacat di hadapan Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang dapat dijadikan saudara oleh Tuhan Yesus Kristus (Rm. 8:28-29). Mereka juga orang-orang yang dapat diajak sependeritaan dengan Tuhan (Rm. 8:17), segenap hidupnya dipersembahkan bagi kepentingan Tuhan. Sehingga mereka akan dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus. Kehidupan orang percaya harus menjadi cermin yang dapat merefleksikan atau menunjukkan pribadi Tuhan Yesus sendiri, dengan demikian seseorang barulah menjadi saksi Kristus. Saksi Kristus bukan melalui perkataan atau perdebatan adu argumentasi, tetapi kehidupan yang agung yang memancarkan pribadi Tuhan Yesus sendiri.
Kehendak Tuhan Yesus yang terutama adalah memperbaiki dan memulihkan karya ciptaan agung-Nya yaitu manusia untuk dikembalikan kerancangan yang semula menjadi manusia yang kudus, taat, tidak bercacat cela dan menjadi serupa dengan DIA.
Hendaknya panggilan sorgawi ini diresponi dengan baik dan taat oleh orang percaya yang dimana Tuhan Yesus memanggil kita untuk hidup didalam rancangan-Nya yang semula menjadi serupa dengan Dia yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.
Filipi 3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar