Kamis, 12 Mei 2016
MENJADI SATU ROH DENGAN TUHAN
1 Korintus 6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
Orang yang melekat dengan Tuhan akan menjadi satu dengan Tuhan. Kelekatannya menjadi ikatan yang bersifat permanen. Jadi persekutuan dengan Tuhan, bukanlah persekutuan “putus nyambung”, kadang-kadang putus, kadang-kadang nyambung. Tuhan menghendaki sebuah persekutuan terus menerus. Jadi, kalau seseorang serius hendak bersekutu dengan Tuhan, ia harus menerima kehendak Tuhan ini. Penggabungan ini bukan sesuatu yang sederhana tetapi sesuatu yang sangat luar biasa dan sangat mahal harganya yaitu mempersembahkan segenap hidup bagi Tuhan.
Sejatinya, Kekristenan menuntut orang percaya untuk mencapai level mirip itu yaitu level dimana orang percaya bisa menjadi satu roh dengan Tuhan Yesus. Inilah isi doa Tuhan Yesus, “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (Yohanes 17:21)
Setiap orang Kristen harus berjuang untuk mencapai level itu, walaupun rasanya mustahil untuk mencapai level puncak di mana seseorang menemukan Tuhan sebagai satu-satu “Firdausnya” atau perhentiannya.
Penyatuan atau penggabungan dengan Tuhan bukan proses yang terjadi dengan sendirinya atau secara otomatis. Ini adalah proses yang harus diadakan dan diperjuangkan terus tiada henti dengan pengorbanan segenap hidup tanpa batas. Ini juga bukan proses yang hanya bisa dilakukan oleh satu pihak, tetapi dilakukan oleh kedua belah pihak, pihak Tuhan dan pihak kita; orang percaya.
Kita harus sungguh-sungguh merindukan dan mengusahakan hal ini sebagai suatu nilai yang melampaui segala nilai. Sehingga kita dapat memperjuangkannya tanpa merasa keberatan sama sekali, sebaliknya kita merasa bahwa perjuangan mencapai level “menyatu dengan Tuhan” adalah kebutuhan yang tidak bisa digantikan dengan apa pun juga.
Tuhan begitu aktif hendak mengajak kita menyatu, tetapi fakta yang sering terjadi adalah banyak orang Kristen yang tidak serius menyambut ajakan Tuhan tersebut. Sehingga Tuhan seperti “bertepuk sebelah tangan”.
Banyak orang Kristen mengharapkan proses penyatuan dengan Tuhan bisa terjadi dengan sendirinya; tanpa kerja keras dan perjuangan. Sebagai akibatnya, banyak orang Kristen yang tidak mengalami realisasi dari anugerah Tuhan yang begitu besar ini. Pada akhirnya mereka menganggap bahwa persekutuan dengan Tuhan yang intim dan eksklusif hanya dimiliki oleh beberapa orang tertentu yang mendapat anugerah hak istimewa dari Tuhan.
Mereka merasa tidak memiliki hak istimewa tersebut. Mereka menganggap bahwa penyatuan dengan Tuhan adalah mimpi yang tidak pernah terwujud. Pada umumnya mereka sudah puas menjadi “orang Kristen awam”.
Karena Tuhan tinggal di dalam kita melalui Roh-Nya, maka percakapan dengan Tuhan tidak dibatasi ruang dan waktu. Dimana kita ada, Tuhan juga berada. Ia selalu beserta di dalam kita.
Sebuah perjumpaan tiada henti, sebuah hubungan interaksi tiada putus. Di sinilah letak nafas kehidupan. Kalau kita pernah mendengar bahwa doa adalah nafas rohani.
Doa di sini bukan hanya kegiatan pada waktu kita berlutut atau melipat tangan mengucapkan kalimat doa, tetapi doa adalah percakapan setiap waktu dimana pun kita berada dan kapan saja.
Kehidupan seperti ini tentu akan jauh dari perbuatan yang salah yang akhirnya membuat kita menjadi peka apa yang menjadi kehendak Tuhan untuk kita lakukan didalam hidup ini. Inilah langkah-langkah untuk memiliki kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela di hadapan Tuhan.
Kehidupan yang dipersembahkan bagi Tuhan Yesus untuk kemuliaan-Nya yang selalu mengikatkan diri kepada-Nya, menjadi satu roh dengan Dia. Tentu kehidupan seperti ini sungguh-sungguh dapat menyukakan hati Tuhan kita Yesus Kristus.
Yohanes 15:5
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar