Jumat, 18 November 2016

MEMBERI PERTANGGUNGAN JAWAB DI HADAPAN ALLAH


Roma 14:12  Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
 
Sementara waktu bergulir terus 1-80 tahun umur manusia tanpa sadar semakin mendekati hari penghakiman Allah.
Tanpa disadari pula kuasa kegelapan membuat manusia terlena dalam berbagai kegiatan sehingga tidak memiliki sikap berjaga-jaga.
Tuhan Yesus berkata dalam Injil bahwa orang percaya harus berjaga-jaga sebab kita tidak tahu akan hari maupun akan saat kedatangan Tuhan atau hari kematian kita masing-masing (Matius 25:13).
Kata “berjaga-jaga” dalam teks bahasa asli Yunani adalah gregoréuo yang artinya “tetap terjaga, tidak tidur” atau “waspada”. Pertanyaannya adalah bagaimanakah sikap berjaga-jaga itu?
Sikap berjaga-jaga adalah selalu berusaha mengoreksi diri apakah suatu tindakan baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan itu berkenan dihadapan Allah dan sungguh-sungguh berasal dari Allah.
Orang percaya tidak boleh lagi melakukan hal-hal yang tidak diingini dan yang bukan berasal dari Allah.
Dengan demikian sikap berjaga-jaga artinya mengusahakan diri agar setiap saat bersedia dan dapat memberi pertanggungjawaban bila diminta oleh Tuhan.

Tuhan Yesus mengatakan hal berjaga-jaga ini setelah Ia memaparkan perumpamaan mengenai lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh (Matius 25:1-12).
Kehidupan orang percaya dapat digambarkan seperti lima gadis yang bijaksana dan lima gadis yang bodoh. Pada intinya, kelebihan gadis bijaksana dari gadis bodoh adalah mereka memikirkan kelangsungan hidup pelita mereka.
Lima gadis bijaksana memiliki persediaan minyak, sedangkan 5 gadis lainnya yang bodoh tidak menyediakan minyak. Persediaan minyak bisa menunjuk persiapan orang percaya menghadapi kekekalan, yaitu kesiapan mempertanggungjawabkan diri di hadapan Tuhan.
Orang-orang seperti ini agak langka dan makin langka.
Pada umumnya banyak orang hanya memusingkan dirinya dengan soal kelangsungan penghidupannya sekarang, hari ini di bumi ini.
Mereka selalu berkutat dengan permasalahn apa yang hendak ia makan, minum dan ia pakai. Ada juga yang memusingkan siapa pasangan hidupnya, pekerjaan, ekonomi, rumah, mobil, perhiasan, barang-barang branded dll.
Tidak heran kalau mereka tenggelam dengan berbagai kesibukan hidup mencari kepuasan diri menikmati apa sedang dunia tawarkan kepada mereka yang dimana kebahagiaannya yang ditawarkan sebenarnya hanya bisa nikmati dalam waktu yang singkat 70-80 tahun.

Orang-orang yang terus terlena dengan kesibukan diri sendiri ini tidak sadar bahwa ada tuntutan Tuhan supaya mempersiapkan diri menghadapi fakta kekekalan setelah kematian, sehingga sebenarnya banyak dari mereka yang tidak siap mempertanggungjawabkan diri di hadapan Tuhan.
Orang-orang seperti ini tidak akan tahan berdiri dihadapan Tuhan karena tidak bisa mempertangungjawabkan hasil dari keseluruhan hidupnya sejak hidup dibumi.
Betapa berbahayanya keadaan manusia seperti ini, kerena ia akan menerima penghukuman api kekal yang didalamnya ia tidak lagi berkesempatan untuk dapat memperbaiki diri untuk bisa berdamai dengan Allah.
Ironisnya banyak orang Kristen berkeadaan seperti ini namun tidak juga mau bersungguh-sungguh memperbaiki diri guna mempersiapkan diri menghadapi hari penghakiman dari Allah.
Hal ini memang tidak mengherankan sebab hal ini sudah dinubuatkan dalam kitab Daniel yang berbunyi : Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya (Daniel 12:10).
Untuk itu setiap orang percaya harus belajar mempertanggungjawabkan diri di hadapan Tuhan sejak dibumi ini.
Selama paru-paru kita Tuhan ijinkan masih bisa bernafas, maka waktu itulah kesempatan yang terbaik untuk terus intens memperbaiki diri, berbenah diri dihadapan Tuhan untuk terus menjadi pribadi yang bisa menyukakan hati-Nya setiap waktu, menjadi pribadi yang selalu setia melakukan segala kehendak-Nya.
Menyukakan hati Tuhan hanya bisa dilakukan jika kita terus membawa diri kita semakin serupa dengan Kristus, selalu hidup berpadanan dengan Injil kebenaran-Nya setiap waktu.

Memberi pertanggungjawaban kepada Tuhan harus dilakukan seseorang sejak masih hidup dibumi ini.
Setiap hari seseorang harus menyediakan waktu yang cukup untuk menghadap Tuhan guna mempertanggungjawabkan setiap lembar harinya.
Bila hari itu kita melakukan suatu pelanggaran atau dosa, maka kita mohon pengampunan dan melakukan pemberesan, namun hal ini harus disertai dengan perubahan cara berpikir dan pola hidup yang sejalan dengan isi kebenaran Injil yang menghendaki setiap kita menjadi manusia baru yang mengenakan karakter Kristus dan dengan kesadaran penuh untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dihari-hari ke depan untuk melakukan kehendak-Nya dengan taat.
Kita harus sadar bahwa upah dosa adalah maut.
Jadi jangan mempermainkan Allah yang sudah memberikan kesempatan untuk kita bisa hidup didalam keselamatan dari-Nya.
Dengan demikian setiap hari kita harus belajar menjadi pribadi yang dikehendaki oleh Tuhan dan dengan rela menyediakan diri dibentuk oleh-Nya melalui segala kejadian dan peristiwa dihidup kita, menangkap setiap pesan-pesan Tuhan untuk kita hidupi, berjuang tiada henti menjadi pribadi anak-anak Allah yang memiliki nature/kodrat ilahi yang segambar dengan Kristus.
Kalau seseorang terus bersedia belajar menyelesaikan setiap lembar harinya di hadapan Tuhan secara benar dan bertanggung jawab yang disertai dengan sikap takut akan Tuhan, maka pada hari dimana ia sudah waktunya harus berdiri dihadapan Tuhan untuk memberi pertanggungjawaban seluruh isi kehidupannya maka ia akan menjadi seorang yang bisa tahan berdiri dihadapan Tuhan Yesus Hakim Yang Agung, Tuhan Semesta Alam yang akan menghakimi seluruh umat manusia yang ada didalam dunia ini.

Daniel 12:2  Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar