Kamis, 03 November 2016

MENYELESAIKAN MASALAH DOSA


1 Yohanes 3:3-8
3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
4 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.
5 Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.
6 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;
8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.

Tanda kita adalah anak-anak Allah ialah ketika kita tetap menjaga keberadaan status kita untuk terus berkeadaan sebagai anak-anak Allah yang tetap hidup didalam kesucian, kebenaran dan selalu hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Status menjadi anak Allah jauh melebihi berkat-berkat lainnya.
Oleh karena itu sebagai anak-anak Allah kita tidak boleh kembali melakukan perbuatan yang tidak berkenan kepada-Nya, karena tujuan hidup kita adalah untuk menyenangkan hati Tuhan kita Yesus Kristus yang telah mati bagi kita.
Kasih Allah dinyatakan kepada semua orang melalui pengorbanan Tuhan Yesus, dan ini hendaknya kita responi dengan membawa hidup semakin suci tidak bercacat cela dihadapan-Nya (2 Petrus 3:14).
Inilah tanda dimana orang yang percaya kepada Tuhan Yesus yaitu menyambut kasih dari Tuhan Yesus dengan menggelar hidup semakin serupa dengan Dia.
Seseorang yang bersedia menyambut kasih dari Tuhan Yesus, maka melalui Injil, karya Roh Kudus dan melalui segala peristiwa dihidupnya Tuhan bekerja dan memberinya hak istimewa agar masuk kedalam didikan menjadi anak-anak Allah yang sah/huios (Yohanes 1:12).

Sebagai umat pilihan yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus dari cara hidup kita yang sia-sia yang telah kita warisi dari nenek moyang kita, hendaknya kita tetap hidup dalam kesadaran bahwa setiap kita tidak boleh kembali hidup dibawah kuasa dosa.
Ini berarti setiap menit, setiap detik hidup kita harus selalu memperhatikan nilai-nilai kebenaran dan kekudusan dihadapan Tuhan Semesta Alam.
Alkitab menyatakan bahwa banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih (Matius 22:14).
Bagaimana kita dapat mengetahui apakah kita benar-benar terpilih?
Kita yakin bahwa kita terpilih, apabila dengan serius kita mau menyelesaikan masalah dosa. Apa maksudnya?
Dalam hal ini kita harus memahami apa artinya dosa.
Dosa/Hamartia artinya meleset atau tidak mengena sasaran.
Sasaran yang akan dituju adalah sempurna seperti Bapa di Sorga (Matius 5:48).
Seperti Bapa di Sorga artinya dikembalikan kepada rancangan semula, yaitu serupa dan segambar dengan Allah Bapa.
Inilah proyek terbesar dan berlangsung sampai seseorang menutup mata.

Tuhan Yesus menguduskan kita agar benar-benar menjadi kudus. Bukan hanya mengampuni dosa kita dan menganggapnya sudah selesai di kayu salib; tetapi Tuhan menginginkan kita dapat memiliki sikap hati dan kehidupan yang tidak berdosa lagi.
Tidak berdosa bukan hanya berarti tidak melanggar hukum, sebab Kekristenan bukan sekadar melakukan hukum-hukum tertulis, melainkan juga melakukan semua yang Tuhan kehendaki. Sehingga prinsip kehidupan kita adalah, “Hidup hanya untuk melakukan kehendak-Nya”.
Inilah proses pengudusan yang sesungguhnya, yaitu agar kita benar-benar kudus.
Kekudusan hidup itu tidak diukur dari melakukan hukum saja, tetapi apakah semua tindakan kita dikehendaki-Nya, memuaskan dan menyenangkan hati-Nya, serta bisa dinikmati oleh-Nya.

Dengan demikian hidup tidak berdosa berarti hidup dalam ketepatan melakukan kehendak Bapa.
Ini sejajar dengan proses pembenaran, yaitu orang percaya dibenarkan dianggap benar agar benar-benar menjadi benar. Jangan bersikap fatalistik bahwa semua ditanggung Tuhan saja; kita pun harus mengambil tanggung jawab menggelar hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya, membawa hidup semakin berkenan dihadapan-Nya, ini merupakan tanggung jawab kita dalam menyambut anugerah yang telah Tuhan berikan.
Setelah dilepaskan dari kuk kuasa kegelapan, dengan sadar kita harus memikul kuk yang Tuhan berikan.
Setelah dilepaskan dari belenggu iblis, kita mengenakan salib dari Tuhan Yesus, hidup sesuai dan berpadanan dengan Injil-Nya (Filipi 1:27).
Manakala kita tetap hidup didalam kebenaran Tuhan dan selalu berpadanan dengan Injil-Nya, iblis pun tidak bisa membelenggu kita lagi.
Dalam hal ini hidup kita menjadi semakin merdeka dan memiliki keyakinan bahwa kita benar-benar terpilih sebagai umat pilihan-Nya. Kita yakin bahwa kita terpilih, ketika kita dengan serius mau menyelesaikan masalah dosa dengan terus mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar, menyambut anugerah yang telah Tuhan Yesus berikan dengan mengambil tanggung jawab menggelar hidup semakin tidak bercacat dan tak bernoda serta menyelesaikan tugas kehidupan memberitakan Injil dan mengajarkannya secara lengkap kepada semua orang yang belum mengenal kebenaran-Nya sampai hari kedatangan-Nya kembali menjemput kita di awan-awan permai.

1 Yohanes 3:9  Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar