Minggu, 13 November 2016

PANGGILAN HIDUP KUDUS DAN TAK BERCACAT CELA DIHADAPAN-NYA


Efesus 1:4  Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Tuhan Yesus telah memilih dan menganugerahkan keselamatan untuk suatu tujuan yaitu agar umat-Nya semakin serupa dan segambar dengan diri-Nya (Roma 8:29), olehnya Tuhan memanggil orang percaya supaya menggelar hidup kudus dan tanpa bercacat cela dihadapan-Nya, tidak lagi hidup sia-sia dalam kecemaran dosa sebab orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus harus membuktikan percaya-Nya dengan menggelar hidup seperti Dia hidup. 
Inilah baru yang dinamakan seseorang benar-benar percaya kepada Tuhan Yesus secara benar sebab hidup sebagai orang pilihan-Nya seharusnya mencerminkan kemuliaan Tuhan dimanapun ia berada.
Hari hari ini orang Kristen sudah banyak meninggalkan panggilan hidup yang telah digariskan oleh Tuhan ini. 
Banyak dari mereka tidak lagi tertarik untuk memperhatikan apakah hidupnya setiap saat ada didalam irama hidup yang tidak bercacat dan tidak bercela dihadapan Tuhan.
Hal ini disebabkan oleh pengalaman hidup yang telah dilalui, dimana seseorang merasa selalu gagal untuk hidup tidak bercacat dan tidak bercela. 
Pengalaman hidup dan catatannya menunjukkan bahwa mencapai hidup tidak bercacat dan tidak bercela adalah kemustahilan. 
Hal inilah membangun “mental block”. Banyak orang-orang Kristen seperti ini tidak menyadari keadaannya yang masih memiliki gaya hidup yang telah di gelar oleh lusifer yang jatuh yang hidup tanpa memperhatikan kekudusan dan ketertundukan dihadapan Allah. 
Mereka yang menolak/tidak peduli dengan panggilan untuk hidup kudus dan hidup tidak bercacat cela dihadapan Tuhan maka keadaan dirinya yang sebenarnya dihadapan Tuhan tentu tidak akan semakin berkenan dan diwaktu yang bersamaan pula ia sebenarnya memilih untuk dimiliki oleh iblis.

Keselamatan yang Tuhan Yesus berikan bukanlah hanya bertujuan supaya manusia terhindar dari neraka dan diperkenan masuk surga.
Keselamatan yang Tuhan berikan kepada seluruh umat manusia yang menerima-Nya juga memuat panggilan agar umat berjuang agar bisa mencapai kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela dihadapan Tuhan.  
Tuhan tidak memaksakan kehendak-Nya atas hidup manusia.
Sesungguhnya manusia harus bertanggung jawab meresponi keselamatan yang telah Tuhan berikan dan setiap individu harus menentukan pilihannya apakah ia mau memenuhi panggilan untuk hidup didalam kehendak Tuhan yang memanggilnya untuk hidup kudus seperti Dia kudus dan hidup tidak bercacat cela dihadapan-Nya.
Atau tetap memilih menggelar hidup suka-suka sendiri seperti yang telah digelar oleh iblis. 
Pada dasarnya Tuhan sudah sangat adil dengan memberikan hak kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidupnya. 

Menjadi seorang yang tidak bercacat atau tidak bercela tergantung individu tersebut. Itulah sebabnya Petrus mengatakan: “siapkanlah akal budimu…. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (1Petrus 1:13-16). 
Firman ini sangat jelas menyatakan bahwa orang percaya harus memenuhi panggilan untuk hidup kudus dihadapan Bapa sebab setiap orang yang memanggil-Nya Bapa maka ia harus menjaga kekudusan hidupnya seperti Bapa adalah kudus. 
Itulah sebabnya Perjanjian Baru tidak memberi peluang bagi orang percaya boleh hidup didalam dosa atau kesalahan kembali. 
Tuhan Yesus mengatakan : orang percaya harus sempurna seperti Bapa di sorga (Matius 5:48), sebab hal inilah yang menjadi cerminan yang menunjukkan hidupnya memiliki ketertundukan sebagai anak-anak yang hidup bawah otoritas pemerintahan kerajaan Bapa di Sorga.
Ini adalah harga mati yang tidak dapat ditawar. 
Orang-orang seperti inilah yang dapat secara efektif dipakai menjadi alat dalam tangan Tuhan menjadi utusan-utusan-Nya untuk memberitakan Injil dan mengajarkannya kepada orang lain yang belum mengenal kebenaran-Nya, sebab bagaimana mungkin orang yang tidak memiliki gairah menggelar hidup didalam ketertundukan terhadap kebenaran dan kehendak Tuhan bisa memberitakan Injil-Nya secara benar.
Firman Tuhan sangat jelas menuntut kita untuk hidup tidak bercacat dan tidak bercela, bahkan Tuhan menghendaki agar orang percaya menjadi sempurna seperti Bapa. 
Dengan demikian Firman Tuhan menghendaki agar orang percaya memiliki kekudusan seperti Bapa. 
Dalam tulisan Paulus kepada jemaat Korintus jelas sekali dikatakan bahwa mereka harus hidup tidak bercela dan tidak hidup dalam persekutuan dengan orang berdosa. 
Jika menuruti hal ini, maka Allah akan menerima mereka sebagai anak-anak-Nya (2 Korintus 6:14-18).

Dalam kamus hidup orang percaya hanya ada satu dari dua pilihan, terang atau gelap. 
Orang percaya tidak diperkenankan ada di daerah abu-abu atau sebuah level mediokritas (setengah-setengah). 
Orang percaya harus menempatkan diri di tempat terang dan berperilaku sempurna seperti Bapa. 
Untuk ini orang percaya harus berjiwa besar dan bermental baja, artinya orang percaya harus berani menerima perintah Tuhan untuk hidup tidak bercacat dengan optimis, bahwa Dia yang memerintahkan orang percaya berbuat sesuatu, pasti Tuhan menyanggupkannya, sebab Tuhan sudah memberi Injil-Nya, Roh Kudus dan penggarapan-Nya secara langsung, menuntunnya didalam segala jalan kebenaran-Nya. 
Dalam suratnya Paulus mengatakan: “Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus” (1Timotius 6:14). 
Orang yang menolak hidup kudus atau hidup yang tidak bercacat dan tidak bercela berarti menolak menjadi anak Allah atau menolak menjadi anak tebusan. 
Memang hanya karena anugerah kita diselamatkan dan menjadi anak Allah. 
Tetapi anugerah-Nya tidak menempatkan orang percaya secara otomatis berkeadaan sebagai anak Allah. 
Berkeadaan sebagai anak Allah adalah hasil perjuangan dari orang percaya yang menerima Yesus sebagai Tuhan, yang selalu menempatkan Tuhan sebagai pemilik kehidupannya secara penuh dan berdaulat atas seluruh hidupnya. 
Itulah sebabnya jika seseorang menolak untuk menggelar hidup kudus dan menolak untuk hidup tidak bercacat cela dihadapan-Nya, berarti ia sedang menolak menjadikan Yesus sebagai Tuhannya.

2 Petrus 3:14  Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar