Selasa, 01 November 2016
MENYADARI SETIAP KITA HARUS MENGHADAP TAHTA PENGADILAN KRISTUS
Wahyu 20:11-12
11 Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
Dalam Alkitab kita menemukan pernyataan yang diulang-ulang bahwa manusia akan dihakimi menurut perbuatannya.
Pertanyaan yang harus kita jawab, mengapa Alkitab tidak menuliskan Tuhan menghakimi menurut imannya saja?, mengapa harus menurut perbuatan?, bukankah Alkitab mengatakan kita dibenarkan oleh iman bukan karena perbuatan?.
Salah menafsirkan ayat ini maka kita tidak akan masuk kedalam hidup keselamatan dari Tuhan Yesus yang sesungguhnya.
Tidak ada yang salah dengan pernyataan Rasul Paulus.
Kita memang dibenarkan oleh iman bukan karena perbuatan baik.
Pengertian iman yang dimaksudkan Paulus, kalau kita mengaku memiliki iman kepada Kristus maka tentu sikap perbuatan hidup kita haruslah mengalami pembaharuan dan perubahan kearah hidup mengenakan kodrat ilahi sebab dengan perbuatanlah kita menunjukkan iman itu secara benar.
Itulah sebabnya perbuatan seseorang selama hidup menjadi sangat penting, sebab hal inilah yang menjadi pembuktian imannya kepada Tuhan, dan melalui perbuatanlah yang menjadi tolak ukur penghakiman (Wahyu. 20:12; Matius 25:34-43).
Penghakiman berdasarkan perbuatan ini juga berlaku bagi orang yang hidup pada jaman anugerah, yaitu atas mereka yang tidak atau belum mendengar Injil.
Segala sesuatu yang kita lakukan selama kita hidup akan dijadikan ukuran untuk hari penghakiman.
Cepat atau lambat setiap orang harus kembali kepada Tuhan.
Kembali kepada Tuhan ini bukan sekedar pulang menghadap Tuhan tetapi harus berdiri di hadapan pengadilan Tuhan untuk memberi pertanggungjawaban atas semua yang diperbuat selama hidup di dalam dunia ini.
Segala sesuatu yang dilakukan manusia harus dipertanggungjawabkan, bahkan setiap kata yang diucapkan (Matius 12:36; Roma 14:12)
Realita ini hendaknya bukan sekedar menjadi pengetahuan yang disetujui pikiran, tetapi pengertian yang harus mempengaruhi kuat seluruh perilaku kehidupan.
Untuk ini kita harus merenungkannya terus menerus secara mendalam dan membiarkan jiwa kita terhanyut dan tenggelam di dalam kebenaran ini.
Kalau hanya setuju di dalam pikiran dan selintas merenungkannya, maka tidak akan signifikan mempengaruhi perilaku hidup kita.
Banyak orang tidak mempersiapkan diri dengan seksama menghadap tahta pengadilan Allah tersebut, mereka menganggap sepi tahta pengadilan Allah. Orang-orang seperti ini tidak memiliki sikap berjaga-jaga.
Bagi mereka yang belum mengerti kebenaran yang utuh, sehingga belum berjalan di dalam terang merasa sudah memenuhi tanggungjawabnya dengan studi, berkarir, bisnis atau mencari nafkah, menikah, memiliki anak dan membesarkannya, mencarikan menantu, mengasuh cucu dan mati.
Itulah isi hidupnya.
Seakan-akan semua itu adalah tanggung jawab atau perlombaan yang diwajibkan.
Padahal ini bukanlah isi perlombaan yang diwajibkan yang diajarkan oleh Alkitab.
Kita harus memperkarakan dengan sangat serius: Pada saat kematian menjemput atau kedatangan Tuhan Yesus yang kedua, apakah kita akan dikenal oleh Tuhan Yesus sebagai anak-anak-Nya yang telah melakukan kehendak Bapa (Matius 7:21) atau ternyata yang ada adalah hukuman kekal karena kita bukan termasuk orang-orang yang melakukan kehendak Bapa secara serius.
Inilah yang diusahakan Paulus ia tetap mengejar perkenanan Tuhan disepanjang waktu hidup hidupnya, agar ketika menghadap takhta pengadilan Kristus, jangan sampai dipermalukan, tetapi didapati berkenan di hadapan Tuhan (2 Korintus 5:9-10).
Perlu ditambahkan di sini bahwa 2 Korintus 5:9-10 konteksnya adalah mengenai hidup baru.
Sesungguhnya inilah perlombaan yang diwajibkan bagi orang percaya yaitu mengenakan hidup baru yang berjuang atau berusaha untuk berkenan setiap saat dihadapan Tuhan atau menjadi serupa dengan Tuhan Yesus.
Percaya kepada Tuhan Yesus berarti dibawa masuk ke dalam perlombaan yang baru, perlombaan tersebut adalah menjadi sempurna seperti Tuhan Yesus (Ibrani 12:1).
Paulus menunjukkan keseriusannya mempersiapkan hari esoknya dengan berkata: Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak (1Korintus 9:26-27).
Apa yang kita kejar hari ini, itulah yang kita akan peroleh.
Kita tidak dapat dipermuliakan bersama dengan Tuhan Yesus kalau kita tidak hidup sama seperti Dia hidup (1 Yohanes 2:6).
Bagi seseorang yang sudah terbiasa bergaul karib dengan Tuhan selama hidup dibumi, maka fokus hidup yang ia kejar adalah berusaha menjadi manusia yang baru hidup didalam tuntunan Roh Kudus yang setiap saat taat hidup didalam kekudusan, kebenaran dan setia hidup didalam kehendak-Nya setiap hari sebab inilah yang membuktikan isi percayanya, meresponi anugrah keselamatan yang Tuhan berikan, hal ini membuka kesempatan untuk ia bertemu dengan Tuhan Yesus di kekekalan, hidup selama-lamanya dengan Dia, inilah hal yang membahagiakan yang dinanti-nantikan.
Terkait dengan hal ini tidak heran kalau Paulus bisa berkata : "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku".
Sebaliknya bagi seseorang tidak terbiasa menghargai Tuhan secara pantas, maka dihari Pengadilan yang dipimpin oleh Tuhan Yesus akan menjadi hari yang sangat mengerikan baginya.
Orang yang tidak takut Tuhan sejak di bumi ini tidak akan mendapat bagian hidup bersama dengan Tuhan di kekekalan.
tetapi orang yang takut Tuhan sejak di bumi ini maka ia akan hidup selama-selamanya di kekekalan bersama-sama dengan Tuhan.
Takut akan Tuhan berarti setiap menit, setiap detik, hidupnya selalu berusaha berkenan dihadapan Tuhan, melakukan segala kehendak-Nya dengan kesetiaan memberi hidup tanpa batas untuk Tuhan guna menyelesaikan tugas kehidupannya untuk hidup menjadi seperti Kristus dan hidup taat didalam kebenaran-Nya.
2 Korintus 5:9-10
9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar