Sabtu, 19 November 2016

PERTOBATAN BERARTI PENURUTAN PERNUH KEPADA-NYA.


1 Yohanes 5:3  Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

Pertobatan yang sejati adalah penurutan seseorang terhadap segala kehendak Allah secara penuh.
Pertobatan yang dewasa atau berkualitas kepada Allah adalah langkah berbalik dari mencintai dunia menjadi mencintai Tuhan sepenuhnya.
Mencintai Tuhan sepenuhnya artinya mencintai Tuhan dengan tulus tanpa ada maksud-maksud tertentu di balik cintanya kepada Tuhan.
Pertobatan yang mengarah menjadi kekasih Tuhan membuat seseorang bukan saja melakukan hukum, tetapi juga melakukan segala sesuatu yang diinginkan Tuhan.
Di sini seseorang barulah menjadikan Tuhan sebagai kekasih jiwa abadi.
Pertobatan yang benar membawa seseorang tidak lagi dapat digirangkan atau dibahagiakan oleh kekayaan dunia dengan segala keindahannya, tetapi disukacitakan hanya oleh Tuhan.
Orang yang masih bisa dibahagiakan dengan harta kekayaan dunia serta keindahannya maka sebenarnya kasih akan Bapa tidak ada didalam orang tersebut (1 Yohanes 2:15), ia belumlah dikategorikan mengasihi Tuhan dengan segenap hati (Markus 12:30).
Orang percaya yang mengalami pertobatan yang dewasa memiliki kerinduan yang kuat untuk bertemu dan selalu ingin berdialog dengan Tuhan guna melakukan segala kehendak-Nya. Pertobatan seperti ini barulah bisa membawanya menjadi mempelai Tuhan yang sejati.

Umat pilihan yang disebut sebagai mempelai Tuhan Yesus memang dirancang untuk menjadi kekasih Tuhan dan tidak lagi mencintai dunia ini sebagai tempat mencari kesenangan hidup.
Tidak banyak orang yang mau meresponi panggilan sebagai umat pilihan untuk berkeadaan seperti ini, yaitu memiliki relasi yang istimewa dengan Tuhan dengan segenap hatinya mengasihi Tuhan tanpa ada yang disisakan untuk yang lainnya.
Orang yang mengasihi Tuhan tentu adalah orang yang pasti mengasihi sesama manusia.
Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan orang percaya yang memiliki iman percaya yang benar.
Iman yang dimaksud ini adalah iman yang mengacu kepada iman Abraham (Roma 4:2). Firman Tuhan mengatakan bahwa kita dibenarkan karena iman.
Iman adalah tindakan.
Iman Abraham diterjemahkan dalam tindakan Abraham bersahabat dengan Allah (Yakobus 2:23).
Allah (Elohim) yang dipanggil Yahwe itu adalah Tuhan Yesus yang menyatakan diri berkali-kali kepada Abraham.
Harus diingat bahwa Tuhan Yesus yang menciptakan langit dan bumi dan yang memerintah sejak zaman purbakala (Mikha 5:1).

Kekristenan bukanlah agama dan berisi hukum-hukum.
Alkitab menyatakan bahwa tidak seorang pun dapat dibenarkan karena melakukan hukum (Roma 3:20, 28).
Kekristenan adalah jalan hidup, di mana orang percaya harus mengenal Allah yang dipercayai, bergaul, mengerti kehendak-Nya dan melakukannya sehingga terjalin hubungan yang konkret dengan Dia.
Tentu orang yang melakukan hal ini akan menjadi orang-orang yang taat kepada Allah tanpa ada kecendrungan untuk berbuat dosa kembali sebab setiap detik waktu dihidupnya tidak lagi terlewatkan untuk selalu bergaul dengan Allah guna menjadi pribadi yang selalu melakukan seluruh kehendak-Nya dan menghidupi seluruh kebenaran-kebenaran-Nya.
Ketika Abraham diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan anaknya, ia melakukannya dengan tidak ragu-ragu sama sekali.
Iman seperti Abraham inilah yang harus kita teladani.
Betapa salahnya kalau seseorang merasa sudah percaya kepada Tuhan Yesus maka ia sudah merasa dibenarkan.
Dibenarkan harus memiliki percaya yang benar, artinya memiliki isi dari percayanya yang di tunjukkan dengan tindakan penurutan segala kehendak Allah.
Abraham memiliki tindakan dari imannya, yaitu penurutannya terhadap apa saja yang minta oleh Allah.
Abraham melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan.
Ia harus meninggalkan Urkasdim, mengganti nama walau belum memiliki anak, menjadikan anak tunggalnya sebagai korban bakaran dan lain sebagainya.
Karena penurutannya tersebut maka ia dibenarkan.
Jika kita melihat dengan jujur kehidupan banyak orang Kristen hari ini, mereka hanya mengaku bahwa Yesus adalah Juru Selamat hanya dengan pergi ke gereja dan taat mengembalikan perpuluhan, lalu merasa sudah merasa memiliki iman.
Orang percaya dikatakan memiliki iman yang benar kalau memiliki iman seperti Abraham yaitu setiap detik didalam hidupnya selalu hidup didalam penurutan kepada kehendak Allah seperti Abraham tanpa ada keraguan sedikitpun.
Untuk membangun iman yang benar seperti iman Abraham, seseorang harus mau membawa dirinya bergaul dengan Tuhan dan mengerti kehendak-Nya untuk dilakukan tanpa ada keraguan dan bantahan sedikitpun terhadap segala kehendak-Nya.

Pada akhirnya semua orang Kristen harus memiliki pergumulan seperti Abraham, yaitu berjuang untuk melakukan kehendak-Nya secara khusus atau istimewa dalam kehidupan masing-masing individu.
Orang percaya harus memiliki kehidupan pertobatan yang membawa hidupnya diubah secara terus menerus sampai memiliki pikiran dan perasaan Kristus.
Sehingga apa yang dipikirkan, dikatakan dan dilakukan selalu sinkron dengan kehendak Tuhan.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus membaptis kita dengan Roh Kudus.
Tuhan Yesus membaptis kita dengan Roh Kudus, artinya melalui pekerjaan Roh Kudus orang percaya dibimbing Tuhan mencapai kesempurnaan yang membuat seseorang dapat berjalan dengan Tuhan melakukan kehendak-Nya secara tepat sehingga orang-orang yang di baptis oleh Tuhan dengan Roh Kudus bisa memiliki hubungan yang ideal harmoni dengan Tuhan.
Harus diingat bahwa seseorang tidak akan dapat memiliki hubungan yang harmoni dengan Tuhan jika ia tidak ada didalam perjuangan untuk membangun dan memiliki karakter yang serupa dan segambar seperti Tuhan Yesus (1 Yohanes 2:6).

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar