Lukas 12:20-21
20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Menyenangkan hati Tuhan adalah harta abadi yang tidak akan pernah bisa diambil oleh siapa pun.
Tidak keliru kalau hal ini bisa dikatakan sebagai “harta di Sorga”, sebab Tuhan tidak akan memperkenan orang yang tidak menyukakan hati-Nya masuk ke dalam Kerajaan-Nya.
Orang kaya dalam Lukas 12:16-21, menggambarkan orang yang hidup hanya untuk kesukaan sendiri.
Ia sibuk dengan segala cita-cita dan keinginannya tanpa mau mengerti bagaimana seharusnya menyenangkan hati Tuhan.
Akhirnya ia mati dalam keadaan tidak kaya di hadapan Tuhan (Lukas 12:20-21).
Hal ini sejajar dengan yang dikisahkan oleh Tuhan Yesus dalam Lukas 16:19-31. Dalam kisah tersebut Tuhan Yesus menunjukkan nasib orang kaya yang tidak menyukakan hati Tuhan di kekakalan.
Oleh karena ia membiarkan Lazarus mati dalam penderitaan di depan matanya, maka orang kaya tersebut tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Tuhan Yesus (Matius 25:41-46).
Hari-hari ini pun Tuhan memberi kesempatan bagi setiap orang percaya untuk mengumpulkan harta di Sorga tetapi banyak orang mengabaikannya.
Mereka lebih suka mengumpulkan harta di dunia yaitu memuaskan diri sendiri dengan segala keinginan dan cita-citanya sehingga tidak memperdulikan Tuhan dan sesamanya, tidak memperdulikan bahwa panggilan hidup orang percaya adalah mengumpulkan harta di sorga dan bukan harta dibumi (Matius 6:19-20).
Padahal Tuhan memberi waktu yang terbatas di bumi ini untuk menunjukkan atau membuktikan bahwa mereka mengasihi Tuhan dengan berusaha menyenangkan hati-Nya.
Orang yang gagal menyenangkan hati Tuhan berarti gagal menjadi anak-anak Allah.
Sebab anak-anak Allah ditandai dengan kehidupan menyukakan hati-Nya.
Inilah harta Sorga yang harus dikumpulkan melalui proses dalam perjalanan waktu.
Proses, maksudnya adalah adanya tahapan-tahapan perubahan dari sikap hati menyukakan hati sendiri kepada menyukakan hati Tuhan.
Sikap hati menyukakan diri sendiri ini tidak mudah diubah, karena sudah berakar lama, belasan bahkan puluhan tahun. Pertumbuhan memiliki sikap menyukakan Bapa sama dengan pertumbuhan kedewasaan rohani memiliki pikiran dan perasaan Kristus; yang kesukaan-Nya melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Jadi, menumbuhkan sikap hati menyukakan Tuhan sama dengan menumbuhkan kedewasan rohani agar kita layak menjadi anak-anak Allah.
Untuk ini seseorang harus menyediakan diri tanpa batas untuk belajar setiap hari melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan dan bukan lagi hidup melakukan kehendak diri sendiri.
Hal ini sama dengan mengumpulkan harta abadi/harta disorga.
Waktu yang tersedia untuk belajar sangatlah terbatas 70-80 tahun saja.
Waktu yang sangat terbatas tersebut adalah modal yang Tuhan berikan kepada kita guna menjadi anak-anak Allah yang bisa diterima dikemah abadi-Nya.
Kalau kita menyia-nyiakan kesempatan ini, maka kita tidak akan memiliki kesempatan yang kedua.
Harta abadi adalah harta kita yang akan kita bawa di kekekalan, harta ini adalah :
pertama, kebenaran Tuhan atau Firman Tuhan atau suara Tuhan (baik logos maupun rhema). Logos Firman Tuhan biasanya kita dapatkan dalam kemasan pengajaran dan pengertian, sedangkan rhema suara Tuhan secara langsung yang diterima seseorang melalui keadaan dan pergumulan khusus masing-masing individu.
Kedua, perubahan karakter, dari mengenakan karakter manusia dunia menjadi manusia yang mengenakan karakter Kristus, dari manusia yang hidup didalam daging menjadi manusia yang hidup dipimpin oleh Roh, hidup menjadi berkat bagi sesama dan menularkan karakter yang agung ini kepada orang lain yang belum mengenakan karakter Kristus.
Ketiga, Roh Kudus yang dimateraikan didalam diri kita, melalui pekerjaan Roh Kudus yang bekerja dalam segala keadaan dan pengalaman hidup setiap hari didalam hidup kita maka kita dibawa oleh Tuhan untuk mengenal kehendak-Nya untuk dilakukan serta terus mengubahkan kita menjadi pribadi yang berkodrat ilahi yang peka dan semakin mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan apa yang baik berkenan dan yang sempurna (2 Timotius 1:14 Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita).
Untuk mengumpulkan harta abadi, haruslah diperjuangkan dengan benar-benar serius.
Nilai keseriusannya adalah seluruh hidup kita tanpa batas.
Inilah satu-satunya perjuangan yang harus dimiliki dalam hidup orang percaya supaya diterima dikemah abadi di kerajaan Tuhan Yesus.
Segala bentuk kegiatan dan perjuangan didalam seluruh hidup kita haruslah bertujuan untuk memperoleh harta abadi ini.
Ini adalah sebuah pilihan yang sulit dan bisa dipandang aneh, berlebihan atau ekstrim.
Tetapi tanpa radikalisme menjadi seseorang yang terus berjuang dengan tanpa batas mengumpulkan harta abadi dihadapan Tuhan maka seseorang tidak pernah menjadi kaya di hadapan Tuhan.
Manusia yang mau meresponi panggilan Tuhan untuk mengumpulkan hartanya yang di sorga maka ia akan memiliki harta abadi ini sampai di kekekalan.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar