Rabu, 16 November 2016
MENJADI BAIT ALLAH YANG KUDUS
Efesus 2:21-22
21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Tuhan mempunyai rencana bagi setiap kita untuk kemuliaan-Nya. Maukah kita memberi diri untuk dibentuk-Nya menjadi pribadi yang dilayakkan sebagai anggota kerajaan Allah yang kudus, dan berkenan dihadapan-Nya? Maukah kita melayani-Nya, sebagai batu hidup untuk membangun bait Allah? (1 Petrus 2:5).
Tuhan ingin membangun bait Allah yang baru, yaitu gereja-Nya secara universal, yang tidak merupakan bangunan fisik yang dibuat manusia, melainkan bangunan yang disusun dari orang-orang percaya di dalam Tuhan. Dari tulisan Rasul Paulus, kita dapat mempelajari beberapa hal.
Pertama, gereja adalah bangunan yang rapi tersusun dari orang-orang percaya. Gereja dirancang oleh Tuhan Yesus sebagai batu-batu yang disusun secara rapi oleh-Nya, hal ini menunjuk Tuhan punya kepentingan untuk membentuk hidup kita sesuai rancangan dan kehendak-Nya, oleh karena itu kita harus menyediakan diri dengan segenap hati menerima pembentukan dari-Nya dengan respon yang terus mau belajar taat mengenakan kehendak-Nya setiap hari.
Kedua, gereja adalah bait Allah, tempat kudus bagi-Nya.
Karena itu sebagai imamat yang rajani, kita harus senantiasa mempersembahkan kurban syukur kepada Allah, melalui hati dan bibir kita (Ibrani 13:15) yang dibuktikan dengan perbuatan kita sehari-hari yang memuliakan Dia.
Ketiga, gereja adalah tempat kediaman Allah.
Roh-Nya tinggal di dalam kita (1 Korintus 6:19).
Allah sudah membeli kita sebagai bahan bangunan untuk rumah-Nya, supaya Ia bisa tinggal di dalam kita. Karena itu kita tidak boleh hidup semau kita sendiri, tetapi harus hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Saat Salomo membangun bait Allah, ia mempersiapkan batu-batu di tempat penggalian yang jauh, sehingga di tempat konstruksi bait Allah tidak terdengar suara palu, kapak atau perkakas besi lain (1 Raja-Raja 6:7). Artinya, Roh Kudus mempersiapkan kita terlebih dahulu supaya layak menjadi bagian dari gereja rohani-Nya.
Kita harus mau dibentuk sesuka-Nya tanpa mengeluh.
Segala kesulitan hidup merupakan bagian dari pembentukan yang dilakukan oleh Allah agar kita menjadi serupa dengan gambaran Tuhan Yesus, dan saat bangunan gereja rohani ini selesai maka saat itu juga Tuhan Yesus datang kembali menjemput orang percaya, membawanya ketempat dimana Ia ada orang percaya pun ada bersama dengan Dia.
Jadi, sesulit apapun keadaan kita dalam mengiring Tuhan, pastikan kita tetap menyediakan diri kita dengan rela dibentuk oleh Tuhan menjadi pribadi yang dilayakkan sebagai anggota kerajaan Allah.
Biarkan Tuhan membentuk diri kita menjadi bagian dari bangunan yang indah dimata-Nya.
Bangunan indah ini adalah peningkatan karakter umat pilihan dari waktu ke waktu menjadi semakin serupa seperti karakter Kristus.
Model manusia yang direncanakan dan dikehendaki oleh Allah adalah model manusia yang selalu mengenakan karakter Tuhan Yesus (Roma 8:29).
Menyadari hal ini berarti kita tidak boleh lagi serupa dengan dunia ini, saatnya kita harus masuk terus menerus kedalam proses pembaharuan pikiran yang terus diubahkan oleh Firman Tuhan setiap hari dengan tanpa batas mencari perkenanan-Nya untuk dihidupi dan dilakukan didalam hidup secara bertekun.
Sebagai orang percaya yang ditempatkan sebagai umat pilihan-Nya, kita tidak boleh lagi mengabaikan Tuhan.
Mengabaikan Tuhan artinya seseorang lebih banyak mengutamakan kepentingan kesenangan diri sendiri seperti memburu gelar demi nilai diri dihadapan manusia, gila kekuasaan, kehormatan, berlimpahnya harta kekayaan dan lain sebagainya.
Banyak gereja-gereja lebih menekankan membangun fasilitas fisik daripada kehidupan rohani dan iman jemaat Tuhan. Gereja yang benar akan lebih menekankan pembangunan rohani jemaat Tuhan, mempersiapkan umat Tuhan menjadi mempelai Kristus yang layak, kudus dan tidak bercacat cela.
Gereja harus memahami panggilan agung untuk membangun secara bertekun karakter Kristus didalam kehidupannya.
Orang percaya dipanggil untuk hidup secara luar biasa dalam kelakuan yang berstandar Kristus sendiri.
Tuhan Yesus adalah Allah yang sempurna dalam kelakuan, maka jelas kita dipanggil untuk sempurna seperti Tuhan Yesus dalam setiap kelakuan kita.
Allah datang ke dalam dunia bukan saja hendak menyelamatkan jiwa kita, tetapi juga watak kita.
Kita bukan saja dipanggil untuk dibenarkan, tetapi juga menjadi benar-benar benar.
Berkenaan dengan hal inilah kita harus selalu memberi diri dibentuk oleh Bapa, menjadi bait Allah yang kudus demi dapat menjadi anak kesukaan Bapa.
Menjadi anak kesukaan Bapa berarti kita menjadi orang yang selalu memuaskan hati Bapa dalam segala hal, baik yang kita renungkan, pikirkan, ucapkan dan yang kita lakukan.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar