Jumat, 10 Maret 2017
JANGAN MENDUKAKAN ROH KUDUS
Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
Kuasa kegelapan sangat mudah bekerja melalui umat umat Tuhan yang belum mau melakukan kehendak Tuhan sepenuhnya didalam hidupnya, memang hal ini juga bisa disebabkan beberapa faktor salah satunya pengajaran gereja yang masih dipengaruhi oleh semangat zaman mengajarkan apa yang tidak diajarkan oleh Tuhan Yesus.
Mereka hanya mengajarkan pengalaman pribadi dan menekankan berbagai mujizat serta berkat jasmani saja. Mereka tidak mengajarkan bagaimana umat belajar kebenaran Injil yang murni dan hidup yang berpadanan dengan Injil atau gaya hidup yang Tuhan Yesus peragakan.
Dengan cara ini, jemaat tidak dibawa kepada keselamatan yang sesungguhnya.
Bisa dimengerti mengapa Paulus begitu marah kalau ada yang mengajarkan Injil yang sebenarnya bukan Injil.
Galatia 1:6-10 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
(7)yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
(8)Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
(9)Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.
(10)Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Dalam pernyataannya, Paulus mengutuk mereka yang mengajarkan ajaran Injil palsu tersebut. Injil yang palsu tidak mendorong dan membuat seseorang tidak melakukan kehendak Allah dengan benar.
Hati mereka sebenarnya tidak sepenuhnya melekat kepada Allah, hati mereka sebenarnya telah diserahkan kepada dunia ini dengan segala keindahannya.
Inilah orang-orang yang sebenarnya hatinya telah mendua dan telah mengabdi kepada dua tuan. Mereka meninggikan nama Tuhan Yesus namun sebenarnya hatinya melekat kepada harta, berkat dan kelimpahan jasmani, mereka mengikut Tuhan bukan karena ingin mengenal Dia dan mengikuti jejak-Nya agar memikul salib hingga menjadi orang-orang hidup dalam kebenaran-Nya yang sejati.
Mereka adalah pengikut-pengikut yang sebenarnya hanya mengharapkan keuntungan perut, memperoleh timbal balik pemenuhan berkat jasmani dan berharap keadaan hidup menjadi lebih baik secara ekonomi.
Inilah tindakan kurang ajar yang tersembunyi yang banyak tidak disadari oleh umat Tuhan yang pikirannya masih kawin dengan dunia ini.
Melakukan kehendak sendiri adalah hal yang otomatis bisa berlangsung, tetapi melakukan kehendak Allah adalah perjuangan. Hal ini tidak diperjuangkan oleh Allah, tetapi diperjuangkan oleh setiap individu dalam kehidupan orang Kristen hari ini. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan : “Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua” (Lukas 17:26-27).
Pernyataan Tuhan ini jelas menunjukkan bahwa situasi hidup manusia pada zaman Nuh itu sama dengan pada zaman kita, di dalamnya termasuk kehidupan anak-anak Allah. Pada akhir zaman banyak anak-anak Allah yang gagal hidup dalam pimpinan Roh Allah, sehingga Roh Allah undur karena mereka hidup dalam keinginan duniawi dan hati mereka semata-mata hanya tertuju untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan jasmani dan menuruti keinginan-keinginan yang sebenarnya adalah daging.
Oleh sebab itu setiap orang Kristen harus berjuang agar tidak terpengaruhi oleh pola hidup manusia dunia pada umumnya, tetapi sebaliknya tetap berjuang untuk hidup sebagai anak-anak Allah yang menujukkan bahwa hati dan pikirannya hanya tertuju kepada Tuhan dan merindukan kehadiran-Nya, menjadi pribadi yang selalu hidup dalam pimpinan Tuhan setiap saat, hidupnya semata-mata hanya ingin menyenangkan hati Tuhan dengan motivasi hati yang tulus untuk mengabdi kepada-Nya.
Ia mengarahkan seluruh kehidupannya untuk diubahkan untuk menjadi pribadi yang bisa dinikmati oleh Tuhan dalam seluruh gerak hidupnya yang senang melakukan firman dan kebenaran-Nya, setia memikul salib dan menyangkal dirinya untuk tidak lagi serupa dengan dunia ini dan selanjutnya mengarahkan pikirannya hanya tertuju kepada perkara-perkara yang diatas dan bukan lagi perkara-perkara kepentingan duniawi yang sia-sia.
Efesus 4:17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia.
Pada dasarnya, zaman anugerah adalah masa dimana baptisan Roh Kudus diberikan agar manusia memiliki potensi untuk menjadi bisa memiliki sikap hidup yang sempurna seperti Bapa di sorga.
Hal ini bukan berarti membuat otomatis seseorang yang dipimpin Roh Kudus pasti bisa lulus menjadi seperti yang Allah kehendaki. Hal ini tergantung respon setiap individu terhadap didikan dan pimpinan Tuhan setiap harinya.
Itulah sebabnya Firman Tuhan menganjurkan agar seseorang memberi dirinya untuk dipimpin Roh Kudus bukan dipimpin dagingnya.
Nasehat untuk tidak hidup didalam daging bisa kita lihat di Galatia 5:16-26.
Ini adalah masa yang sangat luar biasa yang dinantikan orang-orang benar dan para nabi Perjanjian Lama.
Dalam Firman Tuhan menasihati agar orang percaya tidak mendukakan Roh Kudus.
Mengapa bisa mendukakan Roh Kudus? Sebab ada kemungkinan orang percaya kembali pada cara hidupnya yang lama, sama seperti cara hidup orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Teks ini jelas sekali memaparkan bahwa ada kemungkinan seseorang yang sudah dimateraikan oleh Roh Kudus, bisa kembali ke cara hidup lamanya.
Tidak mengherankan kalau nama seseorang yang sudah tertulis dalam kitab kehidupan bisa terhapus.
Wahyu 3:5 "Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya".
Kalau dikatakan bisa mendukakan Roh Kudus berarti setiap individu memiliki peluang untuk mendukakan atau menyenangkan Roh Kudus. Kalau seseorang hidup dalam daging dan selalu mendukakan Roh Allah, maka Roh Kudus berhenti menggarap mereka. Ini berarti ia sudah sampai taraf memadamkan Roh (1 Tesalonika 5:19). Sampai taraf tertentu kalau seseorang tidak bersedia bertobat, maka ia bisa menghujat Roh.
Jadi, menghujat Roh bisa terjadi atas mereka yang sudah menerima penggarapan Roh Kudus atau telah mengalami atau ada di masa baptisan Roh Kudus.
Oleh sebab itu Rasul Paulus menasehatkan umat percaya untuk menanggalkan segala kedagingan dan kemudian hidup dipimpin oleh Roh Kudus.
Galatia 5:24-25
24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar