Senin, 20 Maret 2017

MENGENAKAN KRISTUS


Roma 13:12-14
12 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!
13 Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
14 Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.

Setiap orang Kristen harus menaati firman Tuhan. Setiap orang Kristen juga harus hidup suci seperti Tuhan adalah suci (1 Yohanes 3:3). Setiap orang Kristen juga dituntut untuk mengasihi (Yohanes 15:12-14) dan terus mengejar kesempurnaan dalam perilaku sebagai anak-anak kerajaan Bapa di sorga (Matius 5:48).
Mengasihi adalah sesuatu yang dituntut oleh Tuhan setelah Tuhan lebih dahulu mengasihi kita.
Kita dituntut untuk memberi respon kepada Tuhan.
Kita harus berinisiatif untuk mengasihi, sebab inilah identitas orang percaya yang seharusnya dimana Tuhan Yesus sudah lebih dahulu mengasihi dan menjadi yang sulung bagi orang percaya.
Karena itu mengasihi adalah suatu tindakan yang meneladani Tuhan yang sudah lebih dahulu mengasihi kita.

Pada zaman Paulus, orang-orang Romawi memiliki hidup yang sangat rusak. Kebiasaan foya-foya, mabuk-mabukan, dan kehidupan seks yang rusak menjadi sesuatu yang biasa. Orang-orang Kristen tinggal di tengah-tengah lingkungan yang seperti ini. Tiap-tiap hari mereka melihat tingkah laku penuh dosa dari orang-orang ini.
Sangat mudah untuk orang Kristen terlibat di dalam dosa-dosa tersebut jika ia tidak bertekun mengenal kebenaran dan tidak tinggal didalam-Nya.
Bila demikian dan tiap-tiap hari orang-orang sekeliling mereka melakukan hal-hal dosa, maka kemungkinan besar hal-hal tersebut tidak lagi dianggap perbuatan dosa.
Inilah cara iblis menggoda kita untuk berbuat dosa. Yang pertama iblis akan menyatakan bahwa melakukan perbuatan melanggar Firman Tuhan itu bukanlah dosa, “Bukankah semua orang melakukannya"?
Dan ketika seseorang masuk dalam tipuan iblis ini barulah dia mengerti bahwa dosa itu sangat merusak dan jauh lebih besar daripada kekuatan kita untuk meninggalkannya bahkan sampai pada tingkat bisa membinasakan. Tetapi sering kali ketika seseorang sadar akan hal ini semua sudah terlambat.

Menghadapi lingkungan yang penuh dosa ini, orang-orang Kristen di Roma perlu kekuatan dari Tuhan. Inilah mengapa Paulus menuliskan bagian ini, yaitu supaya orang-orang Kristen, bukan hanya di Roma, tetapi di mana pun, tahu bagaimana melawan dosa.
Apa sajakah yang diajarkan Paulus?
1. Kesadaran akan situasi peperangan rohani setiap waktu.
Dalam ayat 12 Paulus mengatakan marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan. Paulus mengingatkan kepada setiap orang Kristen bahwa dulu kita semua mengenakan perbuatan-perbuatan kegelapan sebagai pakaian kita.
Itulah keadaan kita yang dahulu yang menjadi identitas kita.
Pakaian kita adalah pakaian kecemaran dan kejahatan. Dengan menjadi milik Kristus kita harus meninggalkan semua jenis kecemaran ini seperti seorang yang melepaskan pakaian lama dan mengenakan pakaian baru.
Tetapi Paulus mengatakan setelah melepaskan pakaian kecemaran, kita harus memakai pakaian perang senjata terang.
Kenakanlah senjata terang, demikian ditulisnya. Sering kali kita merasa bahwa meninggalkan dosa atau pengudusan adalah sesuatu yang terjadi secara otomatis tanpa perjuangan apa pun dari kita. Ini merupakan cara pandang yang salah.

Memang benar bahwa kita diselamatkan oleh Kristus dan Roh Kudus menyucikan kita dari dosa.
Memang benar bahwa ini merupakan sesuatu yang terjadi di luar kekuatan kita karena kita adalah pendosa-pendosa cemar yang terlalu kotor dan lemah untuk bisa hidup suci. Tetapi hal ini tidak berarti kita menjadi orang-orang yang menyenangi keadaan kotor kita dan tidur di dalamnya.
Kita bukanlah orang-orang yang menikmati dosa.
Orang yang mengatakan membenci dosa tetapi tidak melakukan apa-apa untuk meninggalkan dosa adalah orang yang fasik dan munafik.
Kristus menyelamatkan kita dan Roh Kudus menyucikan kita, ini benar.
Tetapi ini juga berarti kita beriman kepada Kristus dan kita berjuang untuk hidup suci. Diselamatkan oleh Tuhan tidak menghilangkan tuntutan Tuhan terhadap diri kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Untuk itulah Paulus mengingatkan untuk mengenakan senjata perang.
Mengenakan baju perang untuk hidup di dalam terang Kristus setiap saat.
Senjata terang tersebut ialah Firman Tuhan yang dihidupi didalam seluruh gerak hidup dan hidup didalam pimpinan Roh Kudus secara mutlak.
Sadarkah bahwa kita sedang berperang?
Tidak ada kata santai, saat kita lengah kita akan jatuh. Seorang yang sedang berperang akan awas dan peka terhadap segala hal supaya musuh tidak memanfaatkan celah untuk mengalahkan dia.

2. Memiliki pertumbuhan iman yang progresif.
Ayat 13 mengatakan untuk hidup dengan sopan.
Hidup sopan dapat juga diterjemahkan berjalan dengan semestinya.
Hidup orang percaya harus berjalan di dalam terang dan terus ada didalam terang Kristus. Hari demi hari menjadi makin bertumbuh dalam kedewasaan rohani baik dalam kesucian, kasih dan ketaatannya kepada Tuhan.
Pertumbuhan rohani orang percaya sejatinya merupakan hal yang harus terus menerus terjadi. Dengan mengenal hal ini maka hari demi hari kita akan menghidupi hidup yang berkenan kepada Tuhan sebagai cara yang seharusnya.
Pertumbuhan rohani yang semakin sempurna mengenakan Kristus bukanlah suatu pilihan tetapi sesuatu yang harus wajib digelar dan diperjuangkan oleh setiap orang percaya.
Hidup dalam terang bukanlah suatu opsi, tetapi merupakan sesuatu yang seharusnya kita kerjakan. Hidup dalam terang juga bukanlah suatu prestasi hebat yang dicapai oleh seseorang, melainkan cara hidup yang sewajarnya dimiliki oleh orang percaya.
Mengasihi Tuhan, mengasihi sesama, dan mengasihi kekudusan Tuhan bukanlah merupakan suatu prestasi yang harus diberikan penghargaan, tetapi hal-hal tersebut adalah yang seharusnya dilakukan dalam hidup orang percaya yang mau beriman dan meresponi panggilan Tuhan Yesus.
Tidak melakukan hal-hal tersebut merupakan suatu penghinaan terhadap Tuhan.
Maka berjalan di dalam kepantasan, kesopanan, dan keadaan yang sewajarnya dan terus bertumbuh dalam kesucian hidup dihadapan Tuhan, merupakan hal-hal yang secara konsisten harus dimiliki di dalam hidup sehari-hari.

Dalam ayat ini juga Paulus memperingatkan kembali mengenai kerusakan yang terjadi. Kemabukan, pesta pora, perdebatan karena kepentingan diri, semua ini merupakan hal-hal yang dilakukan untuk menyenangkan diri dengan cara yang membangkitkan murka Allah.
Ini adalah kesenangan dunia yang dilakukan untuk mencapai kepuasan diri dengan cara yang menjijikkan.
Orang-orang melakukan percabulan seks dalam pikiran maupun secara fisik, orang-orang yang ingin memuaskan nafsu makan minum dengan berpesta pora menikmati makanan dengan jauh melebihi yang seharusnya, orang-orang serakah terus mencari keuntungan tidak peduli berapa banyak hal yang sudah dia langgar dan orang-orang yang mencari kehormatan demi meninggikan diri dan kepuasan diri agar dikenal oleh banyak orang adalah hal-hal yang sebut sebagai penyembahan berhala yang mendatangkan murka Allah (Kolose 3:5).
Maka Paulus mengatakan, hiduplah dengan cara yang seharusnya.
Berjalanlah dengan sepatutnya hari demi hari. Bukan hidup suci hanya kalau natal, atau hari minggu, atau kalau ada pelayanan, tetapi setiap saat, setiap melangkah dalam hidup, harus dilakukan dengan seharusnya sebagai orang-orang kudus.

3. Mengenakan Tuhan Yesus Kristus.
Mengenakan Tuhan Yesus Kristus artinya hidup didalam segala penurutan terhadap segala keinginan Tuhan Yesus untuk dilakukan didalam seluruh wilayah hidup.
Hanya bila kita berada dalam penurutan kepada kehendak dan rencana Tuhan Yesus Kristus barulah kita dapat memiliki kekuatan untuk berperang.
Dengan demikian perlengkapan senjata terang yang dimaksudkan Paulus adalah adalah penurutan terhadap Firman Kristus yang kita dapat melalui penggalian firman Tuhan setiap hari dan Rhema Tuhan melalui pertemuan dengan Tuhan baik didalam doa pribadi maupun melalui seluruh peristiwa hidup.
Penurutan kita kepada Kristuslah yang menjadi kekuatan untuk menghancurkan kuasa iblis.
Mengenakan Kristus harus merupakan tindakan yang kita kerjakan secara aktif. Mengenakan Kristus berarti juga meneladani cara Kristus hidup.
Kita meneladani Kristus yang membenci dosa. Kita meneladani Dia yang taat kepada kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan sempurna.
Kita meneladani Tuhan Yesus yang rela mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba yang mau melayani manusia yang membutuhkan pertolongan serta mengajarkannya cara hidup didalam kebenaran-Nya.
Kita meneladani Tuhan yang menang atas dosa, selama mengenakan tubuh manusia, tidak sedikitpun ditemukan dosa didalam kehidupan-Nya selama Ia mengenakan tubuh manusia yang memiliki kehendak bebas untuk bisa berbuat apa saja yang Ia kehendaki.
Untuk itulah Ia menganjurkan setiap orang percaya harus menang seperti Dia telah menang (Wahyu 3:5).
Mengenakan Kristus berarti kerelaan dan kesiapan untuk memikul salib kita masing-masing untuk hidup menyatakan kebenaran-Nya dan menjadi saksi-Nya ditengah-tengah dunia ini.

Surat kepada orang Ibrani mengatakan bahwa perjuangan kita melawan dosa belum sampai mencucurkan darah (Ibrani 12:4).
Dia dicambuk, dipaku, dan mati di atas kayu salib untuk menjadi penebus dosa kita supaya kita bisa dilayakkan, diperkenan untuk dididik, dimuridkan menjadi seorang yang meneladani kualitas kesucian kehidupan-Nya.
Karena itu meneladani Kristus berarti berjuang secara all out dengan segenap kekuatan kita meneladani dan mengikuti jejak-Nya seperti Kristus yang mencucurkan darah untuk mengalahkan dosa.
Kesediaan mengenakan Kristus dalam seluruh kehidupan kita akan membuahkan hubungan yang harmoni dengan Tuhan Yesus.
Relasi dengan Allah adalah yang paling penting. Ini merupakan berlian yang paling mahal yang harganya tidak terhingga nilainya.
Siapakah yang mau menukarkan berlian yang dia miliki untuk kotoran kucing (dosa)?
Tetapi jika kita lemah membangun relasi kita untuk mengenal Tuhan dan kebenaran-Nya maka keindahan dosa membuat kita buta sehingga kita lebih memilih kotoran kucing (dosa) dan mengabaikan berlian (relasi dengan Tuhan).
Mengapa kita menukarkan relasi yang intim dengan Allah dengan terus berbuat dosa? Mengapa kita begitu bodoh, rela merusak relasi kita dengan Allah demi berbuat dosa? Mengapa kita begitu buta dan tidak melihat keindahan kemuliaan berelasi dengan Allah dan terpikat oleh cahaya palsu dari dosa?
Hari ini tetapkan hati kita meresponi nasehat Paulus untuk mengenakan Kristus didalam seluruh kehidupan kita.
Kiranya Tuhan berbelas-kasihan kepada kita semua dan memberikan tuntunan dan kekuatan-Nya untuk menjadi pemenang meraih mahkota abadi yang Ia janjikan bagi kita yang mau bertekun setia hidup didalam penurutan kepada-Nya.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar