Sabtu, 04 Maret 2017
PERJUANGAN UNTUK BERKENAN
2 Korintus 5:9-10
9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Tanpa disadari banyak orang yang terjebak dalam pola kehidupan seakan-akan perjalanan hidup ini tidak ada akhirnya. Inilah yang mengikat kehidupan banyak orang, juga sebagian besar orang Kristen. Bila hal ini terjadi, maka mereka tidak memilki sikap hidup berbenah guna semakin berkenan dihadapan Tuhan”. Padahal kematian bisa datang setiap saat. Mereka hidup dalam ketenangan tanpa bersikap waspada bahwa setiap saat ia bisa mati dan harus menghadap takhta pengadilan Allah.
Dalam suratnya, Paulus memberi pernyataan bahwa ia sendiri pun terus mengusahakan dirinya untuk tetap berkenan dihadapan Tuhan Yesus.
Banyak manusia yang memberontak atau menolak kenyataan bahwa jalan hidup ini kelak akan berakhir, mereka lebih senang menyibukkan dirinya yang mempersoalkan makan minum dan soal keberlangsungan penghidupannya dibumi ini tanpa terlalu peduli mempersoalkan perkenanan Tuhan terhadap keadaan dirinya.
Kita harus sadar berakhirnya perjalanan hidup manusia adalah sebuah misteri yang pada umumnya tidak seorangpun tahu (Yakobus 4:13-17). Iblis akan berusaha memenangkan banyak jiwa manusia seakan-akan hidup ini tidak ada bahaya yang mengancam setelah seseorang menutup mata selamanya. Tanpa disadari mereka dibawa ke dalam siksaan kekal.
Seharusnya kita bersyukur jika setiap hari Tuhan masih memberikan hari yang baru, Itu artinya hari baru yang Tuhan berikan harus menjadi hari untuk mempersiapkan diri lebih baik untuk pulang ke rumah Bapa. Hari yang baru adalah hari untuk belajar bagaimana berkenan di hadapan Tuhan. Inilah letak mahalnya waktu yang disediakan bagi kita semua yang akan pulang ke rumah kekal. Bagi kita yang setia, kita akan menerima kemuliaan bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
Pertanyaan yang harus selalu diperkarakan dengan diri sendiri adalah apakah aku dalam keadaan yang berkenan di hadapan Tuhan saat ini?
Pada umumnya orang-orang akan menjawab “belum”.
Lalu apa yang harus dilakukan? Apakah hanya berhenti sampai jawaban “belum” saja.
Banyak orang berhenti di jawaban “belum”, dengan pemikiran bahwa itu suatu proses. Mereka masih tenang sebab mereka berpikir bahwa mereka tidak bermaksud mau mengkhianati Tuhan. Ia berharap suatu hari nanti bisa berkenan kepada-Nya, mereka berpikir bahwa itu hanya masalah waktu saja. Tuhan juga akan memakluminya.
Sikap seperti ini sebenarnya sikap yang keliru. Seharusnya yang dilakukan adalah mohon pengampunan Tuhan dan terus ada didalam perjuangan bertumbuh dewasa setiap hari untuk menjadi pribadi yang mengenakan karakter Kristus.
Pengampunan yang diberikan Allah Bapa akan menempatkan seseorang berkenan kepada-Nya secara bersyarat, artinya bahwa sekarang ia ada dalam posisi yang berkenan karena darah Tuhan Yesus yang menudungi, tetapi selanjutnya ia harus belajar tidak mengulangi kesalahan yang sudah dilakukan dan harus bertumbuh menjadi pribadi seperti yang dikehendaki oleh Allah Bapa.
Pergumulan ini akan terus berlangsung dan berulang-ulang terjadi dalam kehidupan anak Tuhan yang normal. Seseorang tidak perlu merasa bersalah kalau harus mengalami pergumulan ini secara terus menerus.
Tetapi di lain pihak ia harus serius memiliki tindakan nyata untuk bisa mencapai taraf yang lebih tinggi dalam keberkenanan di hadapan Tuhan. Harus ada target yang harus dicapai dan perjuangan serius setiap hari untuk mencapai target percapaian tersebut.
Target tersebut adalah menjadi sempurna seperti Bapa di Sorga yang adalah sempurna (Matius 5:48), hal inilah yang berkenan yang Bapa harapkan dari kehidupan kita sebagai anak-anak kerajaan Bapa di sorga.
Untuk ini seseorang harus benar-benar menjadi antusias yang bergelora tanpa batas untuk lebih mengenal Tuhan dan bersekutu dengan-Nya setiap saat guna mencari, mengerti dan melakukan kehendak-Nya.
Untuk yang lain tidak perlu ambisius, tetapi untuk hal ini harus all out. Sampai gelora itu menjadi permanen sehingga tidak ada lagi yang lain yang diingini di bumi selain selalu ingin selalu berkenan dihadapan Tuhan Yesus Kristus.
Dari pergumulan di atas ini seseorang akan mengerti keadaan dewasa rohani dan kemajuan hidup kekristenannya dihadapan Tuhan.
Ia bisa mengerti sampai dimana taraf hidup kekristenan yang sedang dijalaninya. Memang ia akan selalu berkata “aku belum berkenan kepada Allah Bapa” tetapi aku sudah menjadi lebih baik dari kemarin dan ke depan aku harus menjadi lebih baik sampai aku berkenan kepada Bapa dan berkeadaan seperti yang telah diteladankan oleh Tuhan Yesus”. Sikap seperti ini adalah sikap yang dimaksud oleh Tuhan Yesus sebagai “miskin di hadapan Tuhan” (Matius 5:3). Pergumulan ini bersifat sangat pribadi, tidak ada orang yang bisa memahaminya, tetapi ia bisa memahaminya secara utuh. Dalam hal ini ke-Kristenan bukan lagi menjadi misteri seperti ada di ruangan gelap gulita.
Sekarang kita semakin mengerti bahwa seseorang harus sadar sepenuhnya dan mengerti apakah keadaan dirinya, perilaku hidupnya, sikap hatinya, perkataannya, kasihnya kepada sesama, kerendahan hatinya bisa dinikmati oleh Tuhan atau tidak.
Hal ini sama dengan bahwa seseorang mengerti apakah ia akan diterima di kemah abadi atau ditolak, sebab keselamatan abadi adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dan menjadi kepastian, dan bukan spekulatif (2 Petrus 1:3-11).
Seorang anak Tuhan harus dengan serius memiliki tindakan nyata setiap hari untuk bisa mencapai taraf yang lebih tinggi dalam keberkenanan di hadapan Tuhan. Sebab orang percaya haruslah dapat bersunguh-sungguh menunjukkan kehidupannya sebagai saksi Tuhan yang dapat menjadi alat peraga Tuhan di bumi ini yaitu menjadi pribadi pribadi yang tak bercacat cela dalam segala hal, hidup hanya bagi Tuhan Yesus dan kepentingan kerajaan-Nya, menggenapi seluruh rencana Allah atas bumi ini sampai di kekekalan.
Roma 12:1
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar