Selasa, 28 Maret 2017

MEMAHAMI MAKNA "TAK SEORANG PUN DAPAT MENGABDI KEPADA DUA TUAN"


Matius 6:24
Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Merupakan sebuah perjuangan yang tidak mudah untuk dapat terlepas dari kehidupan mengabdi kepada dua tuan. Sebagai hasilnya, jika seseorang sungguh-sungguh berjuang, maka dengan hati nurani yang benar seseorang mampu hanya mengabdi kepada Tuhan saja dan tidak dapat mengabdi kepada yang lain (Matius 6: 24).
Banyak orang yang hati nuraninya tidak diasah oleh kebenaran, sehingga ia tidak tahu bahwa sebenarnya ia masih mengabdi kepada dua tuan.
Dari cara hidup, sikap hati, cara berperilaku, tujuan hidup, cara ia mengulirkan waktunya, dari sini dapat diketahui apakah ia sedang mengabdi kepada Tuhan atau kepada diri sendiri yang sama dengan mengabdi kepada iblis.
Setiap orang harus memilih salah satu di antaranya. Manusia tidak boleh memilih dua-duanya atau sebagian dari kedua pilihan tersebut.
Jika seseorang menunda menetapkan pilihannya atau tidak berniat memilih salah satu, berarti ia memilih mengabdi kepada dua tuan.
Ternyata tidak sedikit orang Kristen yang menunda atau mengulur-ngulur waktu dalam menetapkan pilihan.
Penundaan ini sangat berbahaya, sebab kuasa kegelapan secara berkesinambungan dan intensif menuntun orang-orang tersebut untuk tidak akan bisa lagi dikendalikan oleh Tuhan. Akhirnya mereka hidup dalam kekuasaan atau dominasi kuasa kegelapan selamanya.
Cara iblis mendominasi seseorang sangat sistematis dan cerdas. Dari penguasaan sedikit sampai penguasaan seluruh kehidupan secara besar dan kuat. Dalam hal ini Paulus menasihati kita: Janganlah memberi kesempatan kepada Iblis (Efesus 4:27).

Dalam teks Yunani pada kata mengabdi dalam Matius 6:24 adalah : "douleuo" kata ini juga bisa berarti menjadi budak atau menjadi pelayan.
Seorang pelayan tidak boleh mengabdi kepada dua tuan, apapun yang ia kerjakan hanya untuk keinginan dan kepentingan tuannya.
Ketika Tuhan berkata bahwa kita tidak dapat memiliki dua tuan, hal ini juga menunjukkan bahwa kita tidak boleh memiliki tujuan hidup lebih dari satu. Tujuan/target satu-satunya yang harus kita miliki sebagai orang percaya hanyalah hidup bagi Tuhan, menyenangkan hati Tuhan dan hidup berkenan di hadapan-Nya.
Orang seperti ini tentu pasti akan melayani Tuhan dengan segenap hidupnya tanpa batas.
Tuhan Yesus menyatakan bahwa seorang yang memiliki dua tuan akan mengasihi yang satu dan membenci yang lain.
Dari pernyataan ini Tuhan menghendaki cinta kita kepada Tuhan haruslah diberikan secara bulat atau utuh untuk Tuhan dan tidak diberikan secara setengah-setengah atau cinta yang hanya diberikan sebagian saja.
Orang percaya yang tidak mengabdi kepada Tuhan Yesus secara utuh maka hidupnya tidak mungkin berkenan dihadapan Tuhan.
Banyak orang termasuk orang percaya telah hidup mendua hati dan tidak menyadari bahwa sebenarnya ia sedang mengabdi kepada dunia dan sebagian sisanya lagi diberikan untuk mengabdi kepada Tuhan.
Mengabdi kepada dunia artinya : baik makan atau minum, atau melakukan sesuatu yang lain, semuanya itu dilakukan untuk kepentinganku, kehormatanku, cita-citaku, dan mengokohkan kerajaanku.
Mengabdi kepada dunia berarti orang yang masih memberikan tahkta hatinya masih bisa dimiliki oleh hal yang lain selain Tuhan.
Tujuan hidupnya sebagian maupun secara penuh masih tertuju terhadap kesenangan hidup yang ada didalam dunia ini dan ia belum/tidak bersedia memberikan untuk hidup bagi Tuhan dan kepentingan-Nya secara utuh.

Cinta sebagian (tidak utuh)/memiliki kekasih atau tuan yang lain berarti pengkhianatan dimata Tuhan.
Hari hari ini kita harus memeriksa diri secara jujur apakah kita sudah memberikan cinta yang utuh itu hanya bagi Tuhan atau masih bagi yang lain?
Orang yang memberikan cinta yang tidak utuh kepada Tuhan biasanya ia masih bisa memilih untuk berkata" saya memang masih duniawi tetapi saya tidak membenci Tuhan".
Bagi Tuhan kalimat ini tidak akan berarti apa-apa, bagi Tuhan ini tetap merupakan suatu penghianatan.
Orang seperti ini masih bisa memilih dunia untuk dijadikan tujuan hidup dan mencari kesenangan didalamnya.
Orang-orang yang menggelar hidupnya mengabdi dengan cara seperti ini, dihari-hari terakhir mereka adalah kelompok orang yang Tuhan Yesus sebut sebagai "hamba yang jahat dan tidak setia" dan Tuhan akan berkata kepada mereka "Aku tidak pernah mengenal kamu!".
Sesungguhnya Tuhan menghendaki orang percaya memberikan tahkta dihatinya hanya untuk Tuhan sepenuhnya dan tidak boleh ada hal yang lain atau seseorang yang boleh bernilai tinggi selain dari pada Tuhan dan kehendak-Nya.

Kalau seseorang tidak mengasihi Tuhan secara utuh sesuai dengan standar-Nya, berarti ia sebenarnya sedang memilih untuk membenci Tuhan walaupun dengan mulutnya ia tidak pernah berkata untuk membenci Tuhan.
Orang seperti ini tidak akan menyadari kalau ia sedang menjadi seorang yang sudah mendua hatinya sebab ia masih bisa berkata dimulutnya "aku mengasihi-Mu Tuhan".
Dalam hal ini ketidaksetiaan bagi Tuhan berarti tidak mengasihi atau mencintai secara utuh.
Seorang pria atau wanita belum bisa dikatakan setia hanya karena tidak menikah dengan pasangan lain.
Hal ini sama seperti kita dalam memilih mengabdi kepada Tuhan Yesus, dimana kita harus memberikan hati yang bulat atau utuh hanya untuk DIA satu-satunya.
Kalau seseorang menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya “tuan”, berarti hidupnya hanya dipersembahkan untuk bisa “ berkenan dihadapan Tuhan” dan hidup bagi kepentingan Tuhan dan Kerajaan-Nya.
Hal ini harus diusahakan serius dengan mempertaruhkan segala sesuatu dalam hidup ini. Usaha yang serius ini menunjukkan penghargaan terhadap keselamatan yang diperjuangkan oleh Tuhan Yesus. Dengan demikian kita termasuk sekelompok kecil orang yang berusaha masuk jalan sempit (Lukas 13:23-24).

Tuhan Yesus menghendaki hidup orang percaya fokus untuk hidup menjadi anak-anak Tuhan yang benar.
Anak-anak Tuhan yang benar disini adalah orang orang yang terus bersedia melakukan kehendak-Nya dengan taat dan setia.
Orang yang tidak melakukan kehendak Tuhan Yesus dengan cara yang demikian berarti tidak menjadikan Yesus sebagai Tuhan.
Percuma berseru kepada-Nya: Tuhan, Tuhan.. tetapi tidak melakukan kehendak-Nya.
Kalau seseorang mengaku Tuhan Yesus adalah Tuhan, maka ia harus hidup dalam penurutan kehendak-Nya secara penuh dan utuh.
Tidak melakukan kehendak Tuhan Yesus sebagai Bapa berarti sebenarnya ia tidak percaya kepada Tuhan Yesus.
Dengan demikian pengakuan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Bapa didalam hidupnya haruslah dinyatakan atau diekspresikan dengan perbuatan melakukan kehendak-Nya tanpa batas, hidup bagi Tuhan dan kepentingan-Nya. Itulah sebabnya dikatakan dalam Yohanes 1:12, siapa yang menerima Tuhan Yesus diberi kuasa supaya menjadi Anak Allah. Menerima sebagai apa? Tentu menerima sebagai majikan (tuan atau kurios) sebab Tuhan Yesuslah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia adalah sang Bapa yang kekal untuk selama-lamanya (Yohanes 1:1-3).

Mengabdi kepada Tuhan Yesus berarti bersedia tidak menjadikan dunia dan kesenangan hidup menjadi tujuan hidup namun tujuan hidup satu-satunya adalah hidup hanya bagi Tuhan, melakukan apapun yang diingini oleh Tuhan, memberikan tahkta hatinya hanya bagi Tuhan seutuhnya, hidup menyenangkan hati-Nya dan berkenan di hadapan-Nya tanpa batas.

Lukas 4:8  Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar