Senin, 13 Maret 2017

PENTINGNYA KEJUJURAN DIHADAPAN ALLAH


Amsal 14:2
Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.

Kejujuran adalah bagian dari menjaga kekudusan diri dihadapan Allah.
Jujur didefinisikan sebagai Hati yang lurus; tidak berbohong atau berkata apa adanya, tidak curang atau mengikuti aturan yang berlaku, tulus iklas; tidak munafik atau bermuka dua.
Jadi, jujur adalah sikap moral yang sejati, yang berasal dari hati yang bersih, lalu diterjemahkan ke dalam tutur kata dan perbuatan. Kejujuran tidak datang dari luar, melainkan datang dari dalam hati manusia ketika seseorang mengakui kebenaran Allah.
Dalam Alkitab, Tuhan telah menetapkan dengan sangat jelas, bahwa berdusta, menipu, dan mencuri itu salah (Keluaran 20:15-16; Imamat 19:11-13).
Tuhan mengulangi ketetapanNya ini sepanjang sejarah. Tuhan menghukum mati Akhan yang tidak jujur (Yosua 7:11), Tuhan juga menghukum mati Ananias dan Safira yang berbohong (Kisah Para Rasul 5:3-4). Siapa saja yang tidak jujur melawan Tuhan karena hal itu melanggar ketetapan-Nya.
Kejujuran tidak akan berbohong.
Alkitab mengatakan, “Karena itu saudara-saudara semuanya, jangan lagi berdusta. Berkatalah benar yang satu dengan yang lainnya” (Efesus 4:25).
Berkata dusta adalah kekejian bagi Tuhan (Amsal 12:22).

Tuhan Yesus dalam mengajaran-Nya sudah menegaskan kepada orang percaya untuk selalu bersikap jujur dan apa adanya, Tuhan Yesus tegas mengatakan : Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat (Matius 5:37 ).
Kejujuran tidak akan menipu.
Paulus memperingatkan, “Yang mencuri, yang kikir/serakah, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah (1 Korintus 6:10).
Kejujuran tidak mendapatkan sesuatu dengan cara curang atau mengelabui orang.
Kejujuran tidak akan mencuri.
Paulus mengatakan : "Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.Efesus 4:28).
Kejujuran tidak menginginkan apalagi mengambil apa yang bukan haknya.
Oleh sebab itu hukum ke sepuluh “jangan mengingini barang milik orang lain” bertujuan melindungi kita dari perbuatan mencuri.
Allah ingin kita berlaku jujur dalam seluruh gerak hidup kita, dari perkataan dan perbuatan harus mencerminkan sikap hati yang lurus dan jujur kepada Allah dan sesama manusia.

Menjunjung tinggi kejujuran sama dengan menjunjung tinggi kebenaran Allah dan menghormati Allah, sebab Allah itu jujur. Kebenaran adalah bagian dari apa yang ada didalam diri-Nya dan sebagai anak-anak Allah, kita di tuntut untuk memiliki moral yang sama seperti yang Allah kehendaki, kudus seperti Dia kudus.
Dia adalah Allah yang tidak akan mungkin berdusta (Titus 1:2), dan “Allah tidak mungkin berdusta” (Ibrani 6:18).
Karena Tuhan itu benar, berdusta merupakan pelanggaran terhadap sifat-Nya.
Karena Tuhan itu benar, menipu merupakan perlawanan terhadap diri-Nya. Karena Tuhan itu benar, mencuri adalah penghinaan terhadap diri-Nya.
Karena Allah itu benar maka semua yang keluar dari dalam hati haruslah lurus dan penuh dengan kejujuran.
Dengan demikian maka merupakan sifat-Nya yang menetapkan kejujuran sebagai kebenaran-Nya, dan ketidakjujuran, penipuan, dan pencurian ditetapkan-Nya sebagai kejahatan dimata-Nya.
Kejujuran ditetapkan Tuhan agar manusia kembali memiliki moral ilahi sebagai anak-anak Allah yang sudah sepatutnya mengembangkan hidup yang berkodrat ilahi.
Batasan yang Tuhan buat untuk menjaga agar kita bahagia, sejahtera dan aman.
Tuhan tahu betapa bahayanya jika kita melanggar batasan yang Tuhan sudah tetapkan. Tuhan sangat tahu bahwa kita akan sengsara jika kita keluar dari ketetapan Allah.

Amsal 2:7  Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya,

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar