Sabtu, 25 Maret 2017

KRITERIA PENGHUNI KERAJAAN SURGA


Wahyu 22:5
Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Didalam Markus 10:24 dikatakan : Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Mengapa Tuhan tidak membuat jalan masuk ke dalam Kerajaan Allah itu mudah? Jawabnya adalah sebab Tuhan memiliki tatanan dan Ia konsekuen atas tatanan tersebut, karenanya Dia menegakkannya dengan integritas yang sempurna.
Kerajaan Allah secara fisik atau dunia yang akan datang (langit baru dan bumi yang baru) tidak akan dihuni oleh sembarangan manusia, itulah tatanannya. Surga yang diajarkan Alkitab bukan surga di mana pria-pria yang diperkenankan masuk ke sana adalah pria-pria yang akan disambut bidadari cantik dan masih perawan. Bisa dibayangkan betapa sedih perasaan istri yang melihat suaminya berpoligami di kekekalan dengan mereka yang masih perawan.
Orang percaya tidak memiliki surga seperti itu. Itu bukanlah surga di mana Tuhan Yesus menjadi Rajanya.
Di dunia saja tatanan Allah adalah monogami, bagaimana mungkin di surga ada praktik poligami?

Orang yang diperkenan masuk ke dalam Kerajaan Surga adalah orang-orang yang memiliki keberadaan yang layak masuk ke sana. Kalau ia seorang pria, pasti dia pria yang baik di mana hidup pernikahannya tidak tercela. Kehidupan seksnya kudus. Kalau ada agama atau kelompok orang Kristen yang mengajarkan bahwa masuk surga dikesankan mudah, maka Allah yang diajarkan atau diperkenalkan adalah Allah yang palsu. Tidak sedikit ajaran yang mengesankan atau secara langsung mengajarkan bahwa keselamatan adalah sesuatu yang mudah terjadi atau berlangsung dalam kehidupan seseorang. Itu ajaran yang salah. Tuhan Yesus jelas mengatakan bahwa mereka yang berusaha masuk Kerajaan Surga saja belum tentu bisa, apalagi yang tidak berusaha. Orang yang mau masuk ke dalam keluarga Kerajaan Surga harus sungguh-sungguh memiliki perjuangan yang tiada henti disepanjang umur hidupnya untuk hidup selalu seturut dengan kehendak Tuhan (Lukas 13:23-24).

Mereka yang masuk ke dalam Kerajaan Surga dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama adalah mereka yang menjadi anggota masyarakat, dan yang kedua adalah mereka yang menjadi anggota keluarga Kerajaan.
Untuk menjadi anggota masyarakat saja tidak mudah, apalagi menjadi anggota keluarga Kerajaan atau bangsawan surgawi. Orang yang diperkenan masuk menjadi anggota masyarakat adalah mereka yang memiliki kasih terhadap sesamanya dengan benar. Perbuatan baik mereka kepada orang yang membutuhkan pertolongan diperhitungkan sebagai perbuatan baik kepada Tuhan sendiri (Matius 25).
Kelompok ini adalah mereka yang tidak mendengar Injil atau salah mendengar Injil, tetapi tidak memusuhi Tuhan Yesus.
Di dunia kita hari ini, sudah sulit menjumpai orang yang sungguh-sungguh memiliki belas kasihan terhadap sesama, bahkan juga di kalangan orang Kristen. Pada umumnya orang mau beruntung, senang dan selamat sendiri.
Pada umumnya orang tidak mempedulikan sesamanya, bahkan yang terjadi di mana manusia menjadi serigala bagi sesamanya. Orang-orang seperti ini adalah monster-monster jahat yang akan dibuang ke dalam api kekal.
Masyarakat Kerajaan Surga hanya dihuni oleh orang-orang yang tidak membahayakan bagi sesamanya, orang-orang yang sangat peduli terhadap sesamanya (Matius 25:31-46).
Ini adalah orang-orang yang memiliki keberadaan sebagai orang yang memiliki moral yang baik, dan bukan monster yang jahat.

Adapun yang menjadi anggota keluarga Kerajaan Surga adalah mereka yang memiliki kehidupan anak Allah di dalam dirinya yaitu hidup didalam penurutan pimpinan Roh Kudus setiap saat yang hidupnya melakukan kebenaran yang Injil ajarkan sehingga hidup mereka tidak didapati cacat dan cela dalam hati, perkataan maupun dalam tindakannya.
Mereka bisa berkata dalam kenyataan bahwa hidup mereka bukan mereka lagi, tetapi Yesus yang hidup di dalam mereka. Mereka tidak memiliki monster sama sekali didalam dirinya.
Untuk menjadi anak-anak Allah harus memiliki keberadaan segambar dan serupa dengan Allah sendiri; sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Tuhan Yesus.
Orang yang hanya sekedar memiliki moral baik masih produk agama, produk dunia dan produk pendidikan budi pekerti, tetapi kehidupan anak Allah haruslah produk yang selalu meresponi hidup dalam ketaatan dalam pimpinan Roh Kudus yang menuntun ia kepada kesempurnaan gambar Kristus.
Itulah sebabnya dikatakan di dalam Firman Tuhan: Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya (Efesus 2:10), Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya (Efesus 1:4).
Orang-orang yang mendapat kesempatan menjadi anggota keluarga Kerajaan Allah adalah orang pilihan Tuhan yang memilih untuk hidup kudus tak bercacat cela dalam seluruh pikiran, perkataan dan tindakannya, menjunjung tinggi nilai kebenaran dan kasih kepada sesama dan mereka selalu menaruh pikiran dan perasaan Kristus setiap saat didalam diri mereka, mereka inilah yang dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
Memang sebelum dunia dijadikan Allah merancang suatu keluarga di mana Tuhan Yesus menjadi saudara tertua dan manusia yang hidup dalam kedaulatan Allah secara penuh (Efesus 5:4-5).
Dan Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Raja yang memerintah dikerajaan sorga.

Menjadi umat pilihan bukan berarti pasti terpilih. Umat pilihan diberi tanggung jawab untuk meresponi anugerah Allah agar layak menjadi anak-anak Allah yang berkarakter seperti Tuhan Yesus (1 Yohanes 2 6).
Dalam hal ini orang percaya harus mengerti bahwa mereka diproyeksikan untuk menjadi bagian dari kelompok anak-anak Allah yang menjadi anggota keluarga Kerajaan atau menjadi bangsawan surgawi. Untuk itu orang percaya juga harus menyadari panggilannya untuk menjadi sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Tuhan kita Yesus Kristus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar