Kamis, 30 Maret 2017

MENDANDANI MANUSIA BATINIAH


2 Korintus 4:16-18
16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Orang-orang dunia diakhir zaman ini lebih senang menyibukkan dirinya dengan kesibukan mendandani manusia lahiriahnya agar kelihatan lebih indah dan terhormat dimata manusia yang sebenarnya dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun akan merosot dan harus ditinggalkan kelak menutup mata selamanya dibumi.
Orang orang dunia berlomba-lomba habis-habisan bagaimana bisa hidup bahagia dibumi dengan rumah menjadi lebih mewah, mobil dengan merk tertentu, perhiasan lebih kinclong dan barang-barang dunia lainnya yang dinilai dapat membahagiakan jiwanya.
Tidak heran jika seorang Kristen yang masih duniawi pergi ke gereja akan membawa segudang banyak kepentingan-kepentingan duniawi yang hendak ia doakan kepada Tuhan guna terwujud untuk membahagiakan dirinya karena Tuhan dipandang sebagai Allah yang penuh kasih, penuh dengan mujizat namun tidak dipandang sebagai Allah yang memiliki kehendak yang harus dilayani oleh setiap individu yang mengaku sebagai umat-Nya.
Kehidupan umat percaya yang dewasa sejatinya tidak lagi mempersoalkan masalah penghidupannya dibumi ini (2 Timotius 2:3-4) sebab Allah pasti memelihara umat yang terus mau bertekun menyediakan diri menjadi umat yang melakukan kehendak-Nya dengan tulus hati, selanjutnya sebagai umat percaya, seseorang harus memberi diri untuk dipakai oleh Allah menjadi alat kerajaan surga untuk melakukan kehendak Allah menjadi manusia-manusia yang berkodrat ilahi yang peka dengan pikiran dan perasaan yang Allah kehendaki untuk dilakukan.
Untuk ini Tuhan menghendaki setiap individu umat percaya harus selalu mementingkan masalah kerajaan surga yaitu mendandani manusia batiniahnya dari hari ke sehari diperbaharui oleh Tuhan dengan mendengar/membaca firman Tuhan yang murni dan mengaplikasikannya didalam kehidupan sehari-hari, artinya semua orang percaya adalah imamat-imamat yang rajani atau rohaniwan-rohaniwan umat kepunyaan Allah yang diberi kepercayaan oleh-Nya untuk menyatakan kebenaran-Nya diatas bumi ini.

Rohaniwan bukan hanya pendeta atau mereka yang disahkan gereja atau sinode menjadi pejabatnya.
Semua orang percaya adalah imamat-imamat yang rajani (1 Petrus 2:9), ini artinya semua umat Tuhan harus menjadi atau berkelas rohaniwan, sebab kalau tidak rohaniwan berarti duniawan.
Duniawan tidak layak menjadi anak Allah dan tidak pantas menjadi anggota keluarga Kerajaan Surga sebab yang umat Allah tidak dipanggil untuk hidup dalam kepentingan duniawi tetapi untuk kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya. Untuk menjadi rohaniwan seseorang harus mengkonsumsi kebenaran yang murni setiap hari yang mengarahkan dirinya serta orang percaya yang lainnya tidak lagi serupa dengan dunia ini, tidak menjadikan fasilitas dunia sebagai tujuan kebahagiaan, sukacita dan damai sejahteranya, melainkan Tuhan Yesus sendiri sebagai tempat yang teratas didalam kehidupan umat percaya.
Untuk itu kita harus berhati-hati terhadap ajaran yang disampaikan melalui khotbah, tulisan dan berbagai media yang menularkan atau memancarkan roh yang salah atau memancarkan roh dunia yang menjadikan kita menjadi serupa dengan dunia dan menjadi duniawi.

Itulah sebabnya Paulus menyatakan dalam suratnya: Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima (2 Korintus 11:4). Pernyataan ini menunjuk adanya roh dalam pengertian spirit, gairah atau semangat yang bukan berasal dari Allah yang diajarkan atau dibagikan dalam gereja (melalui pengajaran yang salah dan berbagai bentuk pelayanan yang mengarahkan umat sehingga menjadikan Tuhan sebagai sarana memenuhi keinginan-keinginan umat untuk meraih kepentingan pribadi yang bersifat duniawi demi untuk kepuasan dirinya).
Roh palsu tersebut bisa membangun suatu sifat yang berlawanan dengan kehendak Allah.
Dalam tulisannya, Paulus hendak mengatakan bahwa kalau seseorang mendengar injil yang salah, maka sifat atau karakter Kekristenannya pasti salah juga sehingga umat tidak lagi menjadi satu tujuan dengan rencana Tuhan dan tidak lagi memahami kehendak Tuhan dengan tepat dan sempurna.
Injil yang salah membuahkan karakter yang tidak sesuai dengan karakter Tuhan. Dari hal ini maka terbangunlah monster-monster duniawi dalam kehidupan orang Kristen yang hidupnya penuh dengan keinginan daging, dan bukan lagi kehidupan berkarakter anak Allah yang hidupnya dipimpin oleh Roh Allah (Roma 8:14).

Paulus menyinggung mengenai manusia batiniah atau manusia rohani dalam tulisannya kepada jemaat Korintus, maksud manusia rohani di situ adalah manusia yang memiliki pikiran dan perasaan Tuhan dalam segala tindakannya (1 Korintus 2:15).
Memiliki pikiran Tuhan maksudnya adalah memahami kehendak Tuhan apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna bukan menurut manusia tetapi menurut penilaian Tuhan.
Kebalikan dari manusia rohani adalah manusia duniawi (1 Korintus 3:1-4). Manusia duniawi adalah manusia yang masih suka bertengkar, bertikai dan berselisih dengan sesamanya dan hidup dalam kepentingan diri sendiri.
Dalam tulisannya Paulus juga menunjukkan bahwa orang Kristen yang belum dewasa ini berarti belum bisa dikatakan manusia rohani, tetapi manusia duniawi. Itu berarti ia masih memiliki roh dunia yang kuat yang harus ditanggalkan sama sekali.

Roh dunia yang masih tinggal didalam diri seseorang adalah manusia daging yang hidup menuruti daging, yang sama dengan orang Kristen duniawi.
Adapun kehidupan anak Allah adalah manusia Roh, yang hidup menuruti Roh atau dipimpin oleh Roh Allah, ini adalah orang Kristen rohani yang tidak dibahagiakan dengan fasilitas hidup yang berasal dari dunia ini yang menjadikan Tuhan Yesus sebagai sumber kebahagiaan sukacita yang permanen didalam hidupnya.
Untuk bisa berubah dari orang Kristen duniawi atau hidup dalam daging kepada kehidupan orang Kristen rohani yang dipimpin oleh Roh dibutuhkan perjuangan yang sangat berat.
Ini menuntut perjuangan seseorang melepaskan segala miliknya atau segala ikatan dunia yang membelenggu jiwanya kemudian baru bisa digarap oleh Tuhan untuk dididik, dimuridkan guna dituntun masuk ke dalam kehidupan yang berkualitas yang berasal dari kerajaan surga(Lukas 14:33)
Walaupun Roh Kudus bekerja aktif, tetapi umat pilihan juga harus aktif berjuang melepaskan diri dari ikatan yang bukan berasal dari Tuhan guna mengikuti dan menuruti pekerjaan Roh Kudus.
Oleh sebab itu seseorang yang sungguh-sungguh mau diubahkan harus berani menginvestasikan seluruh kehidupannya tanpa sisa untuk proses perubahan tersebut.
Ini berarti perubahan menjadi manusia rohani haruslah menjadi satu-satunya tujuan hidup.

Paulus mengatakan untuk membangun manusia rohani/manusia batiniah harus memiliki ketekunan membangunnya dari sehari ke sehari untuk selalu mengarahkan pikirannya untuk memperhatikan perkara-perkara yang tidak kelihatan atau perkara-perkara yang menyangkut kehidupan kekal.
Untuk mewujudkan hidup sebagai manusia rohani, seseorang harus mempertaruhkan segenap hidupnya bukan untuk hal apa pun kecuali bagi perubahan menjadi manusia yang memiliki manusia batiniah yang peka terhadap pikiran dan perasaan Allah.
Disini kita menemukan letak mahalnya harga keselamatan itu dan sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Surga (Lukas 13:23-24).
Keselamatan untuk manusia telah diperjuangkan oleh Tuhan Yesus di kayu salib dengan memberikan segenap diri-Nya bagi mereka yang mau menerima Dia dan menerima tuntunan-Nya.
Demikian pula orang yang mau merespon atau menyambut keselamatan yang Tuhan Yesus berikan harus memiliki kesediaan mempertaruhkan segenap hidupnya untuk mewujudkan keselamatan dengan hidup didalam tuntunan Tuhan dengan sikap hidup yang searah dengan pikiran perasaan dan kehendak Tuhan dan bukan lagi sesuai dengan kehendak diri sendiri.

Orang yang disebut membangun manusia rohani adalah orang yang tidak lagi berminat berbuat dosa lagi atau tidak berminat menjadikan dunia ini sebagai tujuan kebahagiaan hidupnya.
Hatinya seluruhnya tertuju kepada perwujudan Kerajaan Allah pada hari kedatangan Tuhan Yesus dan melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk roti yang tidak dapat binasa yang Tuhan Yesus kehendaki untuk dilakukan.
Mereka dapat merasakan dan menghayati bahwa bumi ini bukanlah rumah dan tanah airnya secara permanen, sehingga hanya merindukan langit baru dan bumi yang baru dimana Tuhan Yesus memerintah sebagai Allah dan Raja.
Jiwanya tidak dapat dibahagiakan oleh dunia ini dengan segala keindahannya. Kehidupan orang seperti ini pasti memancarkan keindahan Tuhan dan menunjukkan kemuliaan Kerajaan Allah. Hanya orang-orang seperti ini yang sangat efektif menjadi saksi Tuhan Yesus dan sangat berguna bagi pekerjaan Tuhan guna menggarami orang-orang yang masih hidup dalam kesia-siaan duniawi yang telah ia warisi dari cara hidup nenek moyangnya.
Tentu tujuan hidup orang-orang yang yang menjadi saksi Tuhan Yesus ini hidupnya hanya untuk melayani Tuhan dalam perjuangan tanpa batas dengan sangat tulus bagi kepentingan Kerajaan Allah.

Orang percaya yang terus membangun manusia rohani sehingga memiliki pikiran dan perasaan Kristus, maka ia tidak akan memberi kesempatan kepada monster/manusia lamanya hidup kembali menguasai dirinya, sebaliknya ia terus bertekun mematikan monsternya untuk tidak bisa eksis sama sekali sampai ia menutup mata, pulang ke rumah Bapa, menerima hidup kekal dan mengabdi kepada Bapa Sang Pemilik Kerajaan Surga sampai selama-lamanya.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar