Rabu, 29 Maret 2017

TUHAN SANGAT MEMENTINGKAN KESUCIAN HIDUP KITA


1 Petrus 1:15-16
15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Penyebab seseorang yang mengaku pengikut Kristus tidak berjuang secara all out untuk bisa menjaga hidup kudus dihadapan Tuhan karena memiliki pandangan secara sempit bahwa manusia tidak mungkin bisa hidup suci seperti Tuhan suci dan cukup darah Tuhan Yesus saja yang menyucikan hidupnya dari segala dosa tanpa perlu menjaga kesucian hidupnya sekuat tenaga/all out dan mengerjakan keselamatannya dengan takut dan gentar.
Pandangan seperti ini pula tentu juga merusak bangunan pola berpikir orang percaya yang benar yang Injil ajarkan, sehingga orang tersebut tidak berjuang secara all out untuk menjaga kesucian hidupnya dihadapan Tuhan.
Memang benar kita tidak mungkin bisa mencapai kesucian seperti kualitas kesucian yang Allah miliki, namun bukan berarti hal ini membuat kita berpandangan Allah tidak mementingkan kesucian hidup kita, justru Tuhan sangat menghendaki manusia memiliki pikiran yang sama dan perasaan yang sama seperti yang terdapat juga dalam Kristus Yesus yang telah menjadi yang sulung bagi orang percaya agar kita mengikuti apa yang telah diteladankan-Nya.
Rasul Yohanes menguatkan panggilan cara hidup orang percaya harus memiliki kehidupan seperti yang telah diteladankan oleh Tuhan Yesus termasuk teladan kesucian yang ditelah diperagakan oleh Tuhan Yesus (1 Yohanes 2:6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup).
Rasul Paulus pun juga memiliki pandangan yang sama dengan pernyataan : Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara (Roma 8:29).
Jadi jelas orang percaya dipanggil untuk hidup segambar seperti yang telah diperagakan oleh Tuhan kita Yesus Kristus termasuk hidup didalam kekudusan.
Rasul Petrus memberitakan hal yang sama bahwa dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus, orang percaya harus menjaga hidupnya agar didapati hidup tidak bercacat dan tak bernoda sebagai tanda ia meresponi dan menghargai anugerah Tuhan sehingga menghormati hidup dalam perdamaian dengan Dia.
(2 Petrus 3:14  Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia).

Orang yang berpandangan tidak bisa hidup suci adalah orang yang tidak meresponi anugerah Tuhan yang telah mengutus Roh Kudus agar orang percaya dituntun kepada segala jalan kebenaran termasuk mencapai kesucian yang Allah kehendaki untuk di capai.
Allah sangat menghendaki kita mencapai dan menjaga kesucian hidup pada level yang all out/dengan segenap kekuatan kita agar kita bisa berjalan seiring dengan Dia, sebab inilah bagian dari kita menunjukkan bahwa diri kita mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan dengan segenap kekuatan.
Kesucian hidup menjadi panggilan sangat penting dalam pengiringan kita melayani Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Raja atas hidup kita, perjuangan hidup suci bukan supaya kita dibenarkan atau dipandang sebagai jasa kita kepada Tuhan, tetapi kita menjaga kesucian hidup karena kita meresponi panggilan dan menghargai anugerah Allah yang telah sudi menebus kita dari dosa dan mengutus Roh Kudus agar kita di tuntun-Nya kepada cara hidup sebagai anak-anak Allah yang memiliki kualitas hidup yang luar biasa dalam kebenaran, dan kesucian hidup yang tidak serupa dengan dunia ini.

Allah tidak dapat berjalan dengan orang yang kotor pakaian kehidupannya yang tidak dengan segenap hati menjaga kesucian hidupnya.
Firman Tuhan mengatakan agar kita suci sama seperti Dia suci (1 Yohanes 3:3  Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci).
Tuhan menghubungkan kesucian-Nya dengan kesucian kita, dimaksudkan agar kita mengikuti keberadaan-Nya, cara pandang dan selera-Nya, dengan demikian kita baru pantas disebut sebagai anak anak kerajaan-Nya.
Menjaga kesucian hidup memang bukan hal yang mudah sebab ini merupakan bagian dari gambaran orang percaya yang berjuang keluar dari kesusahan besar guna mencuci jubah mereka dan membuatkanya putih/suci.
Kitab Wahyu 7:13-14
13 Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

Tuhan tidak dapat bersekutu dengan mereka yang tidak mau mengikuti kesucian-Nya. Firman Tuhan juga tegas berkata: “Sebab itu, keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu . Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan, demikianlah firman  Tuhan, Yang Mahakuasa” (2 Korintus 6:17-18).
Hal ini adalah sesuatu yang mutlak.
Tuhan menghendaki bukan saja dosa-dosa kita diampuni atau dianggap belum pernah terjadi, tetapi Tuhan juga menghendaki agar potensi untuk berbuat dosa lagi di dalam diri kita dihapuskan atau dilenyapkan. Hal ini menuntut tanggung jawab setiap individu. Ini berarti karakter kita menjadi seperti Tuhan Yesus; dalam segala hal yang dilakukan selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Bapa. Hanya orang yang berkarakter seperti Yesus yang dapat berjalan harmoni dengan Tuhan.
Inilah kebersamaan dengan Bapa yang berkualitas.
Kesucian haruslah diperjuangkan, karena seseorang tidak akan dapat memiliki kesucian tanpa perjuangan. Kesucian hidup tidak dapat dimiliki orang percaya dengan sendirinya atau secara otomatis. Seberapa besar seseorang mencapai kesucian bukan hanya tergantung dari kasih karunia-Nya, tetapi juga sangat tergantung dari respon dan perjuangan seseorang terhadap panggilan Tuhan untuk menjaga hidup kudus dihadapan-Nya.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyatakan bahwa untuk masuk Kerajaan Surga harus berjuang.
Lukas 13:24 Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.

Di bagian lain Tuhan Yesus menyatakan bahwa banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih. Tentu pilihan ini juga berdasarkan respon seseorang. Sangat menyedihkan, banyak orang Kristen yang sudah merasa percaya bahwa ia pasti selamat masuk surga. Padahal dalam Matius 7:21-23, dinyatakan bahwa sekalipun seseorang sudah mengadakan banyak mujizat kalau ia tidak melakukan kehendak Bapa atau hidup dalam kesucian, ia bisa ditolak Allah. Percaya bukan hanya dalam pikiran, tetapi harus ada tindakan nyata dalam perbuatan.
Orang yang tidak hidup dalam kesucian, tidak akan mengalami Tuhan (Matius 5:8) dan orang yang tidak mengalami Tuhan ini tidak pernah berjalan harmoni dengan Tuhan. Mereka yang tidak hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, tentu mereka tidak akan diterima di kemah abadi.
Semua potensi yang Tuhan berikan  haruslah digunakan untuk meraih kesucian dan melakukan kehendak Tuhan. Perumpamaan talenta yang ditulis dalam Matius 25 bukan berbicara mengenai bakat dalam arti umum, sesungguhnya lebih dekat bertalian dengan hal kesucian atau kualitas hidup yang harus dicapai seseorang.
Setiap orang percaya masing-masing mendapat kesempatan yang berbeda, tetapi seberapa yang Tuhan berikan harus dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh. Kalau fasilitas yang Tuhan sediakan tidak digunakan secara bertanggung jawab, maka kesempatan itu akan hilang dan tidak ditemukan lagi. Untuk mengalami pertumbuhan kesucian yang baik, seseorang harus memiliki kerinduan yang kuat untuk memahami semua yang Bapa kehendaki atas hidupnya. Selanjutnya berusaha memenuhi apa yang dikehendaki Bapa untuk dilakukan. Kerinduan untuk melakukan kehendak Bapa inilah yang dimaksud haus dan lapar akan kebenaran.
Matius 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Orang yang berkerinduan untuk mencapai kesucian yang menyukakan hati Bapa, pasti dapat meraihnya, karena Roh Kudus sudah termeterai didalam diri orang percaya khususnya yang menempatkan Tuhan sebagai Pribadi yang Bernilai Tinggi dari segala yang ada dikehidupannya. Ingat, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Dalam kitab Ibrani 12:10 dikatakan : Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Dalam hal ini jelas Tuhan sangat mementingkan agar diri kita setiap saat selalu mengambil bagian didalam kekudusan-Nya, Roh Kudus akan memampukan kita, mempimpin dan mengajarkan kita untuk melakukan kehendak Bapa di sorga termasuk mencapai kesucian hidup yang Bapa kehendaki agar kita bisa berjalan seiring dengan rencana-Nya.
Tidak ada yang sulit kalau sudah dilakukan dan dibiasakan, dengan datang kepada Tuhan dengan hati yang haus akan Dia dan kebenaran Firman-Nya maka Roh Kudus siap menopang dan memimpin hidup kita didalam kebenaran-Nya.
Semakin kita memperjuangkannya, semakin kita optimis bisa mencapainya dengan sempurna. Hal ini akan semakin mendorong dan menggerakkan kita memperhatikan langkah kita setiap detik, menit dan jam untuk selalu berkenan dihadapan Tuhan.
Kita akan selalu memperhatikan apakah segala sesuatu yang kita lakukan sesuai dengan kehendak-Nya?, Oleh sebab itu kalau kita salah, kita harus cepat memperbaiki.
Sejatinya, melakukan kehendak Tuhan haruslah menjadi irama hidup orang percaya setiap hari sehingga ia melakukannya tanpa memaksa diri untuk itu, karena sudah menjadi bagian dari hidupnya untuk menyenangkan hati Tuhan dan mengabdi kepada-Nya.

Matius 5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar