Minggu, 14 Mei 2017
CIRI KHUSUS PELAYAN TUHAN YANG SEJATI (Bag - 1)
Lukas 22:24-27
24 Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
25 Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
26 Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
27 Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Ciri khusus pengikut Tuhan Yesus yang sejati adalah selalu menyediakan diri sebagai pelayan-Nya.
Dewasa ini pengertian “pelayan Tuhan” telah rancu. Dan kalau pengertian pelayan Tuhan tidak jelas, maka pengertian pelayanan pekerjaan Tuhan pun menjadi kacau.
Dan kalau pengertian pelayanan salah, maka misi pelayanan gereja telah gagal.
Yang ada di dalam benak banyak orang tentang pelayan Tuhan adalah mereka yang memakai dasi berjas, dikerumuni orang untuk didengar, berdiri memimpin kegiatan gereja dan dihormati orang banyak sebagai orang yang berkualitas khusus. Tetapi Tuhan Yesus menunjukkan siapa dan bagaimana hamba itu dalam beberapa perikop ini (Lukas 22:24-27; Yohanes 13:12-17).
Pelayan Tuhan adalah mereka yang merendahkan diri untuk mendatangkan berkat bagi sesamanya. Ini berarti seseorang harus menjadi hamba bagi sesamanya demi kemuliaan Tuhan (1 Korintus 9:19; Yohanes 13). Hanya kalau seseorang dapat menjadi hamba bagi sesamanya, ia dapat memberkati orang lain dan pantas disebut pelayan Tuhan.
Berkat bagi orang lain artinya membuat orang mengenal Allah, disempurnakan sehingga layak masuk rumah Bapa sebagai anggota keluarga-Nya. Ini berarti seorang pelayan Tuhan tidak harus berdiri di mimbar dan berkhotbah. Melalui segala sarana, sesungguhnya Allah hendak menjadikan semua orang percaya sebagai saluran berkat-Nya.
Untuk memiliki pribadi yang dapat dipakai Allah, tidak mudah. Seseorang harus melalui proses pembentukan.
Dalam Alkitab kita jumpai tokoh-tokoh yang diproses Tuhan sedemikian rupa dan kemudian hari mereka dipakai Tuhan secara luar biasa. Tokoh-tokoh itu antara lain: Musa, Yusuf, Daud, Nabi-nabi perjanjian lama, murid-murid Yesus dan tentu juga pelayan-pelayan Tuhan sekarang ini. Tidak ada jalan lain untuk dapat menjadi alat kepercayaan Tuhan selain menerima pembentukan-Nya terlebih dahulu.
Dalam hal ini, gelar kesarjanaan Sekolah Tinggi Teologi atau ijazah sekolah Alkitab bukanlah modal utama dalam melayani pekerjaan Tuhan di lingkungan gereja.
Dalam Matius 11:28-30 terdapat petunjuk adanya pembentukan itu.
Tuhan berkata dalam teks ini: Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku. Kuk di sini adalah “zugon” (Yunani), ini adalah lambang pendidikan dan perbudakan.
Demikianlah seorang pelayan Tuhan haruslah seorang yang mengalami pendidikan dari Tuhan atau pendewasaan, kemudian barulah Tuhan mempercayainya sebagai alat-Nya. Jangan kita berpikir bahwa sekolah Alkitab dengan kurikulum yang tersaji sudah cukup dapat menjadikan seseorang sebagai pelayan Tuhan yang benar.
Yang terpenting adalah bagaimana seseorang memberi diri dibentuk oleh Allah. Dari bibir kita harus meluncur doa: “Bentuklah aku Tuhan”. Tetapi pada kenyataannya, tidak banyak orang Kristen yang sungguh-sungguh memberi diri dibentuk oleh Allah.
Mereka tidak mempersiapkan diri untuk menerima pembentukan Allah, sebagai gantinya mereka sibuk dengan banyak hal. Ketika mereka mengalami sedikit masalah mereka sudah berteriak meminta jalan keluar dan meminta dilepaskan dari segala masalahnya tanpa mau belajar dari setiap kejadian peristiwa kehidupannya yang didalamnya Tuhan sedang mengajarkan kebenaran dan kekudusan-Nya untuk dikenakan.
Padahal atas orang percaya Allah menyediakan menu-menu pendewasaan guna pembentukan hidup guna menjadi umat bisa seturut dengan kehendak dan rencana-Nya.
Untuk itu kita harus menyediakan diri untuk menerima pembentukan-Nya tersebut melalui permasalahan hidup dan melalui segala peristiwa didalam hidup kita.
Tuhan juga menyediakan menu-menu khusus dalam pembentukan hidup kita antara lain: Rhema Firman Tuhan, pengajaran melalui hamba-pelayan Tuhan yang takut akan Tuhan, waktu yang digunakan untuk berdoa dan membaca Alkitab, penggarapan Allah melalui semua peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup ini yang melaluinya kita disempurnakan (Roma 8:28).
Dalam Alkitab kita menjumpai Yusuf, Musa, Daud dan banyak tokoh lain yang diproses Tuhan, setelah melalui semua itu barulah mereka dapat menjadi bejana Tuhan yang dipakai sebagai alat didalam Tuhan untuk menyatakan kemuliaan-Nya (Yeremia 18:1-6).
Kalau kita mau menjadi murid Tuhan yang rajin, memanfaatkan waktu, memperhatikan setiap peristiwa yang terjadi dan kesediaan menyangkal diri, maka kita akan bertumbuh wajar, sehingga semakin seperti Yesus.
Dengan cara inilah maka unsur-unsur “manusia lama atau kodrat dosa” dikikis oleh Tuhan dari dalam hidup kita. Unsur-unsur liar itu antara lain: perasaan negatif, gampang tersinggung atau kecewa, mau menang sendiri, mata duitan, mata keranjang, haus kekuasaan, keinginan disanjung dan dipuji dan lain sebagainya. Setelah kita melewati proses pembentukan Tuhan yang menyakitkan, kita dapat dilayakkan untuk melayani Dia, guna menjadi saluran berkat-Nya bagi banyak orang.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar