Minggu, 21 Mei 2017
MENGENAL ILAH-ILAH PALSU AKHIR ZAMAN
Matius 4:8-10
8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Siapakah yang patut disembah selain Allah? Tentunya tidak ada.
Tetapi kita sering menyembah hal lain selain daripada Allah. Walaupun rajin pergi ke gereja setiap minggu, kenyataannya, kehidupan kita tidak tentu adalah kehidupan yang menyembah Allah Bapa yang di Sorga.
Lalu, bagaimana tanda-tanda kita sedang menyembah ilah lain?
Untuk mengenal apa itu menyembah ilah lain, kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu menyembah Tuhan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa hubungan antara Allah dan manusia adalah hubungan yang bersifat covenantal, artinya adalah manusia hidup untuk menyatakan kemuliaan Allah, sepenuhnya hidup untuk menyembah Allah, serta harus bertanggung jawab kepada Allah.
Sekarang kita akan melihat beberapa ciri dari penyembahan kepada sesuatu yang bukan Allah, atau ilah-ilah palsu, yang mungkin kini kita sedang menyembahnya.
Ilah palsu bukan hanya hal-hal yang terlihat dengan jelas.
Biasanya yang disebut sebagai ilah lain terdiri dari harta, kekuasaan, dan seks.
Namun, tahukah kita bahwa ilah palsu juga dapat berbentuk lain, seperti harga diri kita, rasa nyaman, keluarga, pasangan hidup, anak, bahkan theologi, pelayanan, atau bahkan allah yang kita ciptakan sendiri di pikiran kita (misalnya allah yang selalu mengasihi saja tanpa menghukum).
Masing-masing ilah palsu tersebut ditulis dalam Alkitab dan diceritakan bagaimana orang yang menyembah ilah palsu akhirnya satu per satu mengalami akhir yang buruk.
Ilah lain membuat kita berpusat pada sesuatu yang bukan Allah.
Natur dari ilah palsu itu begitu simpel, yaitu membuat kita tidak hidup bagi Allah tetapi hidup bagi kesenangan diri sendiri, hidup untuk membela kepentingan pribadi sehingga pusat hidup kita berada pada ilah palsu tersebut. Orang yang menjadikan harta sebagai ilah palsu akan mengejar harta seumur hidupnya dan tidak akan puas dengan harta sebesar apa pun.
Orang yang menjadikan keamanan sebagai ilah yang dia sembah, tidak akan berani mengambil risiko ketika kemuliaan Allah lebih dinyatakan melalui risiko yang diambil.
Orang yang menjadikan status sebagai ilah akan menilai segala sesuatu berdasarkan status, baik dengan mencari perusahaan yang terkenal, maupun mencari pasangan yang memiliki status sosial yang tinggi.
Semua ilah tersebut memiliki kesamaan, yaitu membuat fokus hidup manusia tidak lagi untuk berlari dengan mata terpandang pada Kristus, tetapi terpandang kepada ilah lain. Seperti Alkitab mengatakan, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon.” Dalam hal ini, dapat kita lihat bahwa jikalau kita mengabdi pada ilah tertentu, maka kita tidak mungkin bisa taat kepada Allah.
Ilah lain menjanjikan apa yang tidak bisa dipenuhi.
Ilah akan menjanjikan apa yang ilah tersebut tidak bisa penuhi. Contohnya seperti Baal yang tidak dapat menurunkan hujan di saat bangsa Israel membutuhkan hujan (1 Raja-Raja 18:20-31).
Misalkan uang, kepada orang yang cinta uang, uang menawarkan kekuasaan, keamanan, dan kebahagiaan. Tetapi uang tidak dapat memberikan semua itu. Uang tidak bisa membayar status kita yang berdosa, hanya darah Kristus yang bisa. Uang tidak akan dapat meloloskan kita dari murka Allah, hanya darah Kristus yang bisa. Uang juga tidak akan memberikan kita kebahagiaan ketika kita berhadapan dengan murka Allah, hanya darah Kristus yang bisa.
Apa yang kita nilai berharga selain Allah kemungkinan besar adalah ilah/berhala kita.
Kita harus ingat, bahwa apa yang seharusnya paling berharga bagi kita adalah Allah yang telah menciptakan kita dan menyerahkan nyawa Anak-Nya yang tunggal bagi kita. Namun, dari banyak pemberian Allah yang kita nikmati, apa yang kita nilai paling berharga? Apakah yang kita paling takut kehilangan dalam hidup ini? uang, harta kekayaaan/barang berharga, pekerjaan, bisnis, jabatan, kehormatan, orang yang dikasihi ?
Apakah yang paling membuat kita bahagia dalam hidup?
Bisa saja jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut adalah ilah-ilah zaman ini.
Orang yang meletakkan sukacita, kebahagiaan dan damai sejahteranya kepada pribadi selain Tuhan maka ia sedang menyembah ilah-ilah palsu yang berasal dari dunia ini.
Kita harus sadar Allah telah menciptakan kita, menyatakan kemuliaan-Nya kepada kita, dan menyerahkan nyawa Anak-Nya yang tunggal demi menebus dosa-dosa kita.
Jadi, mari kita mengevaluasi ilah-ilah lain yang kita masih sembah sampai hari ini dan putuskan kepada siapa kita mengabdikan diri kita, hendaknya mulai dari detik inilah kita memutuskan dengan tegas untuk segera meninggalkan ilah-ilah tersebut kemudian selanjutnya hanya mengabdikan diri dan meletakkan sukacita, damai sejahtera dan kebahagiaan hidup kita hanya kepada satu-satunya Penguasa Agung Kerajaan Sorga, mengikatkan diri menjadi satu Roh dengan Allah kita Tuhan kita Yesus Kristus.
1 Korintus 6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Postingan yang bagus brother. Sayapun mendapatkan hal yang sama. Tuhan Yesus kiranya terus memakai hidupmu menjadi alatnya. Tetap teguh dan tidak goyah.
BalasHapusTapi uang sangat dibutuhkan tanpa uang apakah anda bisa membeli kuota data untuk mengirimkan tulisan ke sini? Uang juga sangat dibutuhkan. Makan dan tempat tinggal semua dibangun atas dasar uang. Kalau tak ada uang apakah saudara bisa hidup?
BalasHapus