Matius 7:21-23
21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Banyak orang yang berkeadaan seperti orang yang sedang santai bermain perahu dayung di sebuah sungai, mengikuti aliran sungai seakan-akan keadaan tetap sama tidak berubah. Ia bersikap seakan-akan sungai tersebut tidak ada ujungnya. Sampai suatu saat ia baru sadar bahwa di depannya ada jeram yang sangat tinggi.
Ia berusaha untuk menghindarkannya untuk menjauh tetapi aliran sungai menjadi arus yang semakin kuat, sangat kuat sampai ia tidak sanggup menguasai perahunya. Akhirnya ia hanya bisa pasrah saja. Betapa mengerikan situasi itu.
Tidak ada lagi kesempatan untuk dapat menghindarkan diri dari keadaan tersebut. Sebenarnya keadaan ini dialami oleh banyak orang hari ini.
Ketika hari hidupnya semakin sempit oleh karena suatu penyakit atau kecelakaan dan usia, fisik akan semakin “drop” dengan kecepatan yang tinggi dan ia tidak sadar bahwa sudah tiba saatnya hari pembaringan terakhirnya yang sudah tetapkan oleh Tuhan.
Sementara ia tidak siap menghadap Sang Pencipta yang memberikan hidup yang seharusnya digunakan untuk belajar berkenan kepada-Nya.
Karena tidak memiliki irama hidup berkenan kepada Tuhan maka kematian akan menjadi jerat yang mengerikan.
Ia tidak akan menduga betapa mengerikan dalam keadaan tidak siap menghadapi kematian tetapi harus mati.
Ada yang menyongsong maut dengan ketakutan dan kengerian yang dahsyat sebab ia merasa tidak siap menghadap Penciptanya. Tetapi ada pula yang tidak terlalu takut, karena tidak pernah mengerti bagaimana standar hidup benar yang seharusnya dimiliki manusia di hadapan-Nya. Dengan gagahnya ia menyongsong maut, padahal di balik kematian ia harus memberi pertanggung jawaban kepada Tuhan Yesus.
Betapa mengerikan kalau ternyata di hadapan Tuhan Yesus ia tidak dikenal, artinya tidak diakui sebagai pribadi yang menyukakan hati Tuhan.
Hal itu disebabkan karena sepanjang hidupnya ia hanya mencari kesukaan bagi dirinya sendiri.
Ia merasa berhak dengan cara hidup demikian itu. Ia tidak bersungguh-sungguh bergumul untuk bisa ”dinikmati oleh Tuhan”, hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Oleh sebab itu, diperingatkan, agar kita jangan sampai terjebak dalam keadaan seperti itu. Kita harus mulai belajar seperti yang dilakukan oleh Paulus bahwa ia berusaha berkenan kepada Tuhan, sebab ia tahu bahwa setiap orang harus menghadap tahta pengadilan Allah yang maha tinggi yaitu tahta pengadilan Kristus.
2 Korintus 5:9-10 "Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat".
Kalau seorang sekaliber Paulus berusaha berkenan, betapa kita harus berbuat hal yang sama.
Setiap saat kita harus bersiap diri untuk bertemu Sang Pencipta kita jika waktunya telah tiba.
Oleh sebab itu kita harus belajar takut terhadap Tuhan, takut karena menghormati dan mengasihi Tuhan dengan segenap hidup.
Bagaimana membangun sikap takut akan Tuhan secara benar didalam kehidupan kita sebagai orang percaya, paling tidak ada 4 hal :
Pertama : Kerinduan pengenalan akan Tuhan dan kebenaran firman-Nya secara memadai setiap hari.
Dengan mengenal pribadi Tuhan secara utuh, haus dan lapar mengenal pribadi-Nya, mencari wajah-Nya setiap waktu maka kita akan semakin mengerti panggilan hidup kita dan menjadi penyembah-penyembah yang benar dihadapan-Nya didalam segala hal.
Dan tentu hal ini akan membentuk kita menjadi pribadi-pribadi yang senantiasa menghormati Allah dan keagungan-Nya.
Kedua : Menjaga kekudusan diri dihadapan Allah.
Panggilan hidup kudus seperti Dia kudus adalah hal yang wajib dan keharusan didalam kehidupan kita sebagai orang percaya.
Kata "kudus" dalam teks Yunani adalah : HAGIOS yang berarti "dipisahkan oleh Allah dari yang lain"
Ini menunjuk orang percaya harus memiliki kualitas hidup yang berbeda dengan orang tidak mengenal Tuhan dengan benar.
Kualitas hidup yang dimaksud disini adalah adalah kualitas hidup yang memiliki kuliatas moral warga kerajaan sorga yang selalu bertindak sesuai dengan pikiran dan perasaan yang sama yang terdapat didalam Tuhan Yesus.
Ketiga : Pembelaan kepentingan dan pekerjaan Tuhan tanpa batas.
Orang yang takut akan Tuhan tentu akan melayani Tuhan dalam segala hal dan melakukan apapun yang Tuhan kehendaki didalam hidupnya.
Baginya menggenapi rencana Allah atas hidupnya dan atas dunia ini adalah hal yang mendesak dan prioritas, dimana pembelaannya yang tanpa batas bekerja sebagai alat kemuliaan Tuhan untuk kepentingan-Nya membentuknya menjadi pribadi yang selalu menghormati Tuhan dalam segala hal dan tentu orang seperti ini akan menjadi anak-anak kebanggaan Tuhan yang akan mendapat bagian didalam kemuliaan kerajaan-Nya.
Keempat : Menghadirkan kerajaan Allah didalam seluruh kegiatan hidup ini.
Setiap orang yang takut akan Tuhan akan selalu menghadirkan Tuhan dalam seluruh bagian hidup mereka masing-masing.
Bagi para pengusaha, maka ia menghadirkan pemerintahan Allah dalam bidang usaha mereka.
Bagi para pejabat pemerintah, panggilannya untuk menghadirkan pemerintahan Allah yang nyata dalam kiprah mereka di pemerintahan.
Menghadirkan kerajaan Allah dalam seluruh kegiatan hidup ini adalah panggilan hidup bagi orang percaya dan hal ini memang yang dikehendaki oleh Tuhan (Matius 6:10).
Orang yang membangun sikap takut akan Tuhan setiap waktu maka ia akan menjadi orang-orang yang tidak mudah berbuat dosa atau berbuat hal-hal yang bisa menyakiti hati Tuhan, kelak ia akan tahan berdiri setiap saat dihadapan Tuhan kapanpun Tuhan memanggilnya kembali kerumah Bapa.
Tidak boleh ada sesuatu hal yang membuat kita kurang mengasihi dan menghormati Tuhan, yang hanya bagi-Nya kita harus hidup.
Ingatlah betapa mengerikan kalau ternyata di hadapan Tuhan Yesus seseorang tidak dikenal oleh-Nya, artinya tidak diakui sebagai pribadi yang menyukakan hati Tuhan, tidak mau sepenuhnya mengikuti Tuhan, tidak sepenuhnya melaksanakan kehendak-Nya didalam hidupnya.
Jika Tuhan berkata " Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku" ini artinya sebagai pengikut-Nya, Tuhan Yesus mau kita menjadi pribadi pribadi yang selalu mendengar suara Tuhan dari waktu ke waktu, mendengar Ia melalui Firman-Nya, berdialog dengan-Nya melalui doa dan persekutuan dengan Roh Kudus dan menghidupi Firman-Nya setiap hari didalam kehidupan.
Mari mulailah kita mengambil sikap yang benar dalam hidup ini dengan terus mencari perkenanan Tuhan setiap hari dengan tanpa batas, mengasihi dan menghormati Tuhan secara pantas, mengenakan sikap hidup yang dapat menyukakan hati-Nya, menjaga kekudusan hidup dan senantiasa hidup dibawah pimpinan kedaulatan-Nya.
Markus 12:30-31
30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar