Senin, 01 Mei 2017

TIDAK MENYIA-NYIAKAN PERJALANAN WAKTU


2 Korintus 5:1-4
1 Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
2 Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,
3 sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang.
4 Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.

Durasi hidup manusia, sesuai dengan kitab Mazmur, adalah tujuh puluh tahun.
Tujuh puluh tahun tersebut menentukan nasib atau keberadaan seseorang di kekekalan.
Bisa dimengerti kalau Paulus berjuang untuk mencapai perkenanan Tuhan di singkat umur hidupnya, sebelum kemah tubuhnya dibongkar oleh Allah (2 Korintus 5:1-3; 9-10).
Paulus menulis bahwa penderitaan ringan yang sekarang ini (berkisar 70 tahun), mengerjakan bagi orang percaya kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan itu (Roma 8:18).
Dalam pernyataan Paulus di Roma 8:18 tersebut, Paulus membuat perbandingan antara penderitaan yang dialaminya sekarang (berkisar 70 tahun) dengan kemuliaan yang akan diperolehnya.

Kalau tujuh puluh tahun dibanding dengan tujuh juta tahun, maka satu detiknya sangat berarti untuk mengerjakan kemuliaan di tujuh juta tahun. Kalau tujuh puluh tahun dibanding dengan tujuh milyar tahun, maka satu detiknya lebih sangat berarti untuk mengerjakan kemuliaan selama tujuh milyar tahun.
Kalau tujuh puluh tahun dibanding dengan tujuh trilyun tahun, maka satu detiknya lebih jauh sangat berarti untuk mengerjakan kemuliaan selama tujuh trilyun tahun. Dan kalau tujuh puluh tahun dibanding dengan kekekalan, maka satu detiknya untuk mengerjakan kemuliaan kekal tersebut bernilai tak terhingga.
Dengan demikian setiap detik waktu hidup kita memiliki nilai yang tidak terhingga yang harus kita hargai.

Mata perhatian kita tidak boleh hanya memandang saat-saat terakhir hidup ini, dan menilainya seakan-akan lebih berarti dibanding waktu lain di perjalanan hidupnya; seolah-olah hanya saat-saat terakhir yaitu tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit dan detik-detik terakhir yang menentukan nasib kekalnya.
Yang menentukan nasib kekal manusia bukan hanya akhir perjalanan hidupnya tetapi sepanjang perjalanan hidupnya. Kalau di awal perjalanan hidupnya sudah salah melangkah, maka sangat besar kemungkinan pada pertengahan menjadi sulit untuk benar, apalagi di akhir perjalanan hidupnya. Awalnya benar saja belum tentu pertengahannya benar. Apalagi kalau awalnya salah, maka kesalahan tersebut bisa berlanjut terus sampai akhir.

Harus diingat bahwa tidak seorang pun tahu kapan detik terakhir hidupnya. Setiap detik adalah momentum (kairos) yang berharga yang memuat pelajaran rohani yang berharga, sesuai dengan jadwal pembentukan yang Tuhan susun seperti kurikulum (kronos).
Dalam membangun wajah Tuhan Yesus di dalam diri kita, atau membangun gambar diri sesuai kehendak dan rancangan Allah, Allah menggunakan setiap kesempatan.
Itulah sebabnya Firman Tuhan menyatakan bahwa kita harus menggunakan waktu yang ada, sebab hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:16). Satu detik memiliki arti yang sangat berharga, sebab itu merupakan bagian dari durasi (hora), urut-urutan (kronos) dan kesempatan (kairos) yang Tuhan berikan.
Bila manusia menggunakan waktu dengan baik maka waktu itu membawanya kepada kemuliaan kekal. Harus kita ingat bahwa waktu (hora) kita makin berkurang, kesempatan-kesempatan (kairos) dapat berlalu tanpa hasil dan urut-urutan (kronos) pembentukan Tuhan atas kita menjadi sia-sia jika kita memfokuskan hidup kepada pencapaian duniawi demi pemuasan diri dan menyenangkan jiwa kita.

Kesalahan banyak orang Kristen dewasa ini adalah kecenderungan menyelesaikan segala sesuatu secara instant (cepat dan mendadak). Mereka berpikir kedewasaan rohani menemukan atau gambar diri sesuai kehendak dan rancangan Allah dapat dicapai dalam waktu yang singkat. Mereka juga berpikir bahwa ketidakmustahilan bagi Tuhan juga berlaku dalam mengubah karakter seseorang secara cepat dan ajaib. Dalam hal ini mereka berpikir bahwa perubahan karakter dapat terjadi melalui mukjizat.
Bisa dimengerti kalau ada pelayanan pelepasan yang mengusahakan bisa membuat seseorang bisa menjadi tidak pemarah, tidak berzinah dan lain sebagainya.
Perlu disadari melalui pelayanan pelepasan itu tidak menjamin manusia bisa berubah dalam waktu singkat mencapai gambar diri yang benar sesuai yang dikehendaki oleh Tuhan untuk dikenakan.
Seseorang bisa berubah jika ia terus-menerus menyediakan diri untuk belajar kebenaran firman Tuhan dan mematikan segala keinginan diri sendiri kemudian menyalin semua keinginan Tuhan untuk di gelar didalam hidupnya, terus mengalami pembaharuan pikiran yang diubahkan oleh firman Tuhan dan terus menerus mewarnai jiwanya dengan firman Tuhan yang murni ditahun-tahun yang panjang.

Jadi betapa berharganya waktu kita.
Detik demi detik berlalu, Tuhan selalu menunggu anak-anak-Nya untuk menggunakan kesempatan hidup ini untuk meraih berkat kesulungan. Berkat kesulungan maksudnya potensi dan kesempatan untuk menjadi serupa dengan Tuhan Yesus, yang sama dengan memiliki gambar diri sesuai dengan kehendak dan rancangan Allah. Ini adalah anugerah yang dimiliki orang percaya untuk bisa sempurna agar bisa dipermuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
Tetapi kenyataannya, tidak sedikit orang Kristen yang menukar hak kesulungannya dengan semangkuk makanan/untuk hal-hal kesenangan duniawi. Sesungguhnya ini adalah percabulan rohani, yang sama dengan tindakan mengkhianati Tuhan.
Suatu hari nanti orang-orang seperti ini tidak memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri (Ibrani 12:16-17).
Jadi bukan hanya detik terakhir yang menentukan nasib kekal, tetapi juga semua detik hidup yang diberikan Tuhan kepada orang percaya untuk berubah dan bertumbuh menemukan gambar dirinya sesuai dengan rancangan Allah.

1 Petrus 4:2-3
2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
3 Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar