Sabtu, 06 Mei 2017
HIDUP BAGI KEMULIAAN ALLAH
2 Korintus 5:12-15
12 Dengan ini kami tidak berusaha memuji-muji diri kami sekali lagi kepada kamu, tetapi kami mau memberi kesempatan kepada kamu untuk memegahkan kami, supaya kamu dapat menghadapi orang-orang yang bermegah karena hal-hal lahiriah dan bukan batiniah.
13 Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan Allah, dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan kamu.
14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.
15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
Paulus dalam suratnya menyatakan: Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah (1 Korintus 10:3). Banyak pemahaman yang berbeda-beda mengenai apakah yang dimaksud hidup untuk kemuliaan Allah.
Di antara pemahaman-pemahaman tersebut antara lain: memuji-muji nama Tuhan di gereja, membuat maju pekerjaan Tuhan dengan berbagai ukuran seperti misalnya: menambah jumlah jemaat, membangun rumah ibadah dan lain sebagainya dan melakukan pelayanan atau pekerjaan gerejani.
Banyak orang hidup hanya untuk memiliki sebuah kehidupan seperti yang dikehendaki atau yang diinginkannya. Sedangkan ukuran hidup yang diinginkan adalah gaya hidup manusia di sekitarnya; Sebuah gaya hidup yang jauh dari standar yang Tuhan inginkan. Standar hidup yang dimiliki biasanya antara lain: sekolah, kuliah berpendidikan dan bergelar, mencari nafkah, menemukan pasangan hidup, punya anak, membesarkan anak, mencari menantu, menjaga cucu dan lain sebagainya. Jadi banyak orang menjalani hari hidup hanya untuk sebuah standar hidup ini. Standar hidup inilah yang biasanya diraih diperjuangkan mati-matian tanpa batas.
Inilah yang Paulus maksudkan dengan makan dan minum besok kita mati (1 Korintus 15:32).
Di zaman Perjanjian Baru, umat pilihanlah yang bertanggung jawab menyatakan kemuliaan Allah melalui kehidupannya setiap hari. Dengan cara bagaimanakah orang percaya dapat menyatakan kemuliaan Allah? Orang Kristen yang mengenakan kodrat Ilahi akan menampilkan sifat-sifat seperti yang terdapat dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus. Orang-orang Kristen seperti itu barulah dapat menyatakan kemuliaan Allah secara benar. Kodrat Ilahi yang dikenakan akan melahirkan tindakan-tindakan agung yang tidak mampu dilakukan oleh mereka yang tidak mau mengenakan kodrat Ilahi. Kalau kebaikan moral orang percaya tidak beda dengan mereka yang tidak memiliki anugerah dalam Yesus Kristus, maka kemuliaan Allah belumlah dapat dinyatakan secara proporsional. Kemuliaan Allah yang dinyatakan secara proporsional akan membuat orang melihat dan menemukan Kerajaan Allah, yaitu dari mana kita berasal. Inilah keunggulan orang yang meresponi anugerah Allah secara benar.
Setiap tindakan yang ditampilkan tidak lagi bercacat cela dihadapan Tuhan, ketika ia berpikir dan berucap ia akan menghubungkannya dengan pikiran dan perasaan Allah, ia tidak lagi menjadi pribadi yang sembarangan bertindak, ia sadar apa yang harus ditampilkan didalam hidupnya adalah untuk membawa reputasi nama Tuhan Yesus semakin dimuliakan melalui seluruh gerak hidup yang diperagakannya.
Orang yang hidupnya diarahkan untuk kemuliaan Tuhan Yesus Kristus maka suara yang ada di dalam hatinya akan selalu memperkarakan : "Apakah peranku dalam rencana penyelamatan umat manusia yang Bapa kehendaki" ?
Tuhan Yesus berkata: Seperti Bapa mengutus Aku, sekarang Aku mengutus kamu (Yohanes 20:21).
Tuhan mau kita menjadi umat yang sampai taraf menjadi sekutu Tuhan.
Menjadi sekutu Tuhan adalah meneruskan karya yang telah dikerjakan Tuhan Yesus.
Ini berarti seluruh kegiatan hidup kita hanya diarahkan kepada hal ini.
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengerti apa yang Tuhan Yesus kerjakan dalam kehidupan-Nya. Kehidupan Tuhan Yesus sepenuhnya dipersembahkan bagi Bapa (Yohanes 4:34).
Tidak ada yang dikerjakan-Nya untuk maksud lain, kecuali untuk proyek penyelamatan umat manusia yang diemban-Nya.
Contoh paling konkret dalam kehidupan pengikut-Nya adalah kehidupan Paulus. Dalam prinsipnya ia berkata: Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah (Filipi 1:21-22).
Dimensi hidup Paulus adalah dimensi hidup seorang yang menjadi sekutu Tuhan.
Inilah cara hidup yang memuliakan Allah secara benar.
Orang yang menjadi sekutu Tuhan
maka hidupnya semakin memancarkan kemuliaan Allah.
Pancaran tersebut tercermin melalui setiap gerak pikiran dan perasaannya, setiap perkataan yang diucapkan, sampai pada perbuatan fisiknya yang dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain.
Dimensi hidup seperti ini tidak dikenal dalam kehidupan orang beragama pada umumnya. Banyak orang masih pada tataran seorang yang beragama saja, sekedar menjalankan kewajiban dan rutinitas kegiatan keagamaan, tetapi belum sampai tingkat menjadi sekutu Tuhan.
Betapa sulitnya membuka pengertian orang untuk memahami bagaimana seharusnya hidup sebagai sekutu Tuhan.
Pernahkah kita bertanya kepada diri sendiri: Apa yang telah aku lakukan hidup bagi kemuliaan Tuhan yang telah memberi keselamatan bagiku?
Dalam proyek penyelamatan umat manusia Tuhan mempunyai banyak pekerjaan yang harus ditangani. Tuhan mencari orang-orang yang memiliki hati yang mengasihi Tuhan dan rela berbuat segala sesuatu demi kepentingan-Nya dan tidak lagi hidup bagi kepentingan diri sendiri.
Ketika seseorang masuk dalam proyek pelayanan yang benar, maka tidak ada hal besar dalam hidupnya kecuali pelayanan untuk selalu menggenapi rencana Tuhan dan menyediakan diri sebagai alat peraga Tuhan, menyatakan kebenaran-Nya dan menjadikan kehendak Tuhan sebagai prioritas yang utama didalam hidupnya. Tujuan hidupnya hanyalah pengabdian diri kepada Tuhan dan kerajaan-Nya.
Dengan berprinsip seperti ini maka keindahan dunia dengan segala kesenangannya pasti tidak akan dapat menjatuhkannya lagi.
Seorang Kristen yang benar pasti melayani Tuhan Yesus dengan segenap hidup yang dipersembahkan bagi Dia dengan tanpa batas, segenap kegiatan hidupnya hanya diarahkan untuk pengabdian diri melayani kepentingan-Nya dan bagi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar