Senin, 15 Mei 2017

CIRI KHUSUS PELAYAN TUHAN YANG SEJATI (Bag - 2)



2 Timotius 2:3-4
3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Seorang Pelayan Kristus yang sejati adalah seorang pelayan Tuhan yang hidupnya selalu memperagakan dan memberitakan kebenaran yang tidak mempersoalkan perkara-perkara dibumi yang menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani.
Menjadi besar di mata Allah adalah memiliki hati atau kehidupan seorang pelayan/hamba Tuhan yang selalu mau sepenanggungan dengan Tuhan.
Inilah orang besar dan kaya di mata Allah.
Dalam Lukas 17:7-10 kita menemukan penjelasan mengenai hati seorang hamba.
Dari penjelasan tersebut kita menemukan ciri kehidupan seorang pelayan Tuhan.
Ciri seorang pelayan Tuhan yang benar,
pertama: Bekerja sepenuh hati bagi Tuannya.
Tuan di sini adalah Tuhan Yesus sendiri.
Ini adalah sebuah kehidupan yang dihargai Allah, dan sungguh-sungguh berharga. Kehidupan semacam inilah yang sudah ditemukan oleh rasul Paulus (Filipi 1:21; 2 Korintus 5:14-15; 1 Korintus 6:19).
Seorang yang hidup bagi Tuhan, bagai prajurit yang baik tidak memusingkan penghidupannya sendiri (2 Timotius 2:4). Kehidupan sebagai milisi Kerajaan Surga semacam inilah yang jarang kita temukan dalam kehidupan orang percaya di zaman ini.
Tetapi inilah pola hidup yang seharusnya kita miliki. Orang-orang seperti ini pasti tidak menghamba kepada mamon (Lukas 16:13).
Seorang yang hendak melayani Tuhan tidak boleh memikirkan hari depannya dengan kacamata dunia (2 Timotius 2:3-4).
Kata “menderita” dalam teks aslinya adalah sunkakopateson, sebuah “pesakitan”, yaitu penderitaan yang kita pikul karena melayani Tuhan. Tentu saja orang-orang seperti ini tidak menuntut upah sama sekali.
Baginya, menderita bagi Tuhan Yesus adalah kehormatan yang luar biasa.

Tuhan Yesus berkata kepada seorang yang mau mengikut-Nya : Serigala mempunyai liang, burung mempunyai sarang tetapi anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya (Lukas 9:58).
Dari pernyataan Tuhan Yesus tersebut, jelas sekali bahwa hendaknya kita mengiring Tuhan bukan karena jaminan hidup duniawi, tetapi karena mengasihi Dia.
Hal ini yang ditawarkan iblis kepada Yesus (Matius 4).
Ini sebuah pencobaan yang dari iblis: asal Yesus mau menyembah kepada penghulu kegelapan tersebut, maka Yesus akan menerima segala kemuliaan dunia.
Tetapi Tuhan Yesus menolak dan menjawab: Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah kamu berbakti.
Siapa menjadikan dirinya sahabat dunia, ia adalah musuh Allah (Yakobus 4:4).
Hendaknya kita tidak menjadi seperti Yudas, atau Demas yang mengasihi dunia sehingga mengkhianati Tuhan.
Pelayan Tuhan tidak boleh menjadi hamba uang (1 Timotius 3:3; Ibrani 3:5 ).
Sikap ini harus dimulai hari ini, hendaknya kita tidak mencari tempat pelayanan karena uang. Pelayanan bukan perburuan terhadap uang, tetapi jiwa yang diubahkan menjadi seperti Yesus.

Kedua, hidup dalam pengaturan Allah.
Kita harus menerima kenyataan bahwa di luar pengaturan Tuhan adalah kehidupan yang tidak tertib, rusak dan kebinasaan. Menjadi pelayan Tuhan adalah menjadi seorang yang tunduk kepada pengaturan Allah. Dalam pelayanannya, rasul Paulus hanya hidup seturut rencana dan kehendak Allah.
Segala sesuatu yang kita lakukan harus dalam pimpinan Tuhan dan diperuntukkan bagi kemuliaan Tuhan (1 Korintus 10:31).
Allah yang mengetahui talenta kita dan segala karunia khusus-Nya. Ia tahu di mana kita harus berada. Disegala waktu dan tempat kita berada merupakan suatu pelayanan hidup kita kepada Tuhan dan kesempatan dimana kita dapat menyenangkan hati-Nya, hidup didalam pengaturan-Nya.
Orang percaya yang berusaha menyenangkan hati Tuhan adalah pribadi-pribadi yang mencari perkenanan Tuhan, bukan perkenanan manusia (Galitia 1:10).
Mereka adalah orang-orang yang senantiasa bergumul untuk didapati Tuhan tidak bercacat tidak bercela dalam segala hal dimulai dari sikap hati, cara berucap dan bertindak.
Prinsip hidupnya selalu berlandaskan pada Firman Tuhan dan mengaturan Allah melalui Roh Kudus. Tidak perlu peduli apa kata dunia terhadapnya, seorang pelayan Tuhan tetap menampilkan diri sebagai pelayan Tuhan yang hidup bagi Tuhan dan hidup didalam pengaturan-Nya yang siap menderita bagi kebenaran Tuhan, dan kebenaran Tuhan bisa diberitakan dan diperagakan (2 Korintus 6:4-10).
Untuk memiliki kehidupan semacam ini orang harus bergumul, belajar terus menerus hidup bagi Tuhan dan hidup didalam pengaturan-Nya, sebab seorang yang ingin menjadi pelayan Tuhan berarti ia adalah orang yang mau membangun rumah rohani yang kokoh dan tentu hal tersebut dibutuhkan waktu yang panjang serta kesediaan diri melepaskan warna dunia yang ada didalam jiwanya kemudian selanjutnya menggoreskan dalam-dalam warna jiwa yang baru kedalam dirinya, yaitu pikiran dan perasaan Tuhan dengan Firman Tuhan yang keluar dari mulut Allah setiap hari.
Untuk ini memang perlu proses hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan dimulai perkara-perkara kecil.
Kelak seorang pelayan Tuhan yang sudah dibentuk oleh Allah, taat dan setia dalam perkara-perkara kecil, maka ia baru dapat dipercaya oleh Allah melakukan hal-hal yang besar dimana kebenaran dan kekudusan Allah dapat terperagakan oleh setiap pribadi yang menerima keselamatan dari Tuhan kita Yesus Kristus.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar