Rabu, 03 Mei 2017

TETAP HIDUP DIDALAM KESUCIAN


Mazmur 18:21-27
(21) TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku, Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku,
(22) sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku.
(23) Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan, dan ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku;
(24) aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya, dan menjaga diri terhadap kesalahan.
(25) Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya.
(26) Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela,
(27) terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit.

Untuk bisa bersukacita di dalam Tuhan atau menjadikan Tuhan sebagai sumber kebahagiaan adalah memiliki hidup dalam kesucian.
Seseorang tidak akan dapat menikmati sukacita atau damai sejahtera Tuhan kalau tidak hidup dalam kesucian, sebab tidak mungkin seseorang bisa menikmati damai sejahtera Tuhan kalau tidak mengenakan pikiran dan perasaan seperti Tuhan Yesus yang hidup-Nya waktu dua ribu tahun yang lampau dalam rupa manusia Ia selalu berjalan dalam kesucian.
Jadi perubahan pola berpikir seperti pola berpikir anak-anak Tuhan yang selalu mengenakan pikiran Kristus adalah usaha agar kita bisa mencapai suatu level kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela sebagai respon kita menghormati dan menghargai Tuhan Yesus yang telah menebus kita dari dosa-dosa kita.
Kehidupan yang bersih akan membuahkan kehidupan dalam sukacita, damai sejahtera Tuhan yang melampaui segala akal.
Mengapa harus hidup kudus untuk bisa menikmati suka cita dan damai sejahtera Tuhan? Sebab sukacita dan damai sejahtera dalam Tuhan atau menjadikan Tuhan sebagai sumber kebahagiaan pada dasarnya adalah menikmati Tuhan sendiri, hidup didalam persekutuan dengan-Nya sebab tanpa memiliki persekutuan dengan Tuhan secara harmoni seseorang tidak dapat menikmati Tuhan.
Dan seseorang tidak dapat bersekutu dengan Tuhan tanpa hidup dalam kekudusan-Nya. Itulah sebabnya Tuhan tegas berkata agar kita kudus seperti Dia kudus (1 Petrus 1:16).

Untuk selalu ada didalam kesucian hidup dihadapan Tuhan Alkitab mencatat seseorang harus memiliki dan terus membangun sikap takut akan Tuhan (Mazmur (19-10), takut disini adalah takut karena menghormati Tuhan yang mata-Nya setiap saat tidak pernah tertidur memperhatikan kelakukan hidup manusia.
Dengan membangun sikap yang terus menghormati Tuhan Yang Maha Hadir didalam segala tempat dan waktu maka hal inilah yang akan terus membawanya kepada kesucian hidup yang Tuhan kehendaki untuk diperagakan didalam hidupnya.
Tuhan tidak akan mempercayakan rencana, damai sejatera dan sukacita yang ada pada-Nya kepada orang yang tidak menghormati Tuhan secara pantas. Dengan kalimat lain, Tuhan tidak memberikan diri-Nya untuk dinikmati oleh orang yang hidupnya tidak menghargai kesucian hidup dihadapan-Nya. Tuhan Yesus menyatakan bahwa damai sejahtera yang diberikan kepada orang percaya tidak sama dengan apa yang diberikan oleh dunia ini (Yohanes 14:27).
Salah satu perbedaannya adalah sukacita dan kebahagiaan dunia bisa dinikmati oleh siapa pun dengan keadaan hidup bagaimana pun, tetapi sukacita di dalam Tuhan hanya bisa dinikmati oleh mereka yang hidupnya tidak bercela.

Selanjutnya untuk bisa bersukacita dan menikmati damai sejahtera di dalam Tuhan harus mengalami Tuhan setiap hari.
Mengalami Tuhan bahwa Dia adalah Pribadi yang hidup, nyata dan Maha hadir.
Tuhan Yesus berkata : Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah (Matius 5:8).
Orang yang berbahagia adalah orang yang selalu mengalami Tuhan karena menjaga hidupnya tetap kudus dan selalu menghargai kesucian Tuhan.
Seseorang yang mengalami Tuhan didalam hidupnya adalah orang-orang yang selalu lapar dan haus bersekutu mencari wajah-Nya, kehendak-Nya dan kebenaran-Nya untuk diperagakan, senantiasa menghargai kekudusan hidup dihadapan Tuhan.
Tanpa kesucian seseorang tidak akan mengalami Tuhan secara benar.
Tuhan hanya dapat dialami oleh mereka yang hidupnya selalu menghargai kekudusan Tuhan dengan menjadi alat peraga-Nya yang menyediakan diri untuk selalu hidup didalam kekudusan dan kebenaran-Nya.
Oleh sebab itu seseorang yang mau menikmati damai sejahtera Tuhan harus hidup suci seperti Tuhan adalah suci.

Senyata manusia di sekitar kita yang dapat berinteraksi dengan manusia lainnya, demikian pula Tuhan ingin menyatakan diri-Nya, berinteraksi kepada semua orang percaya yang mau hidup didalam kesucian-Nya.
Namun yang menjadi pertanyaan apakah setiap saat kita juga rindu berinteraksi dengan Tuhan, bersekutu dengan-Nya, belajar dari-Nya dan menemukan kehendak-Nya lebih lagi untuk kita gelar didalam hidup kita.
Untuk itu dibutuhkan perjuangan didalam ketekunan yang kuat untuk tetap menghargai kesucian hidup dihadapan Tuhan, dengan demikian kita menyediakan diri kita untuk menjadi pribadi yang dapat dimiliki oleh Tuhan Yesus sepenuh-penuhnya sebagai milik kepunyaan-Nya yang bisa berjalan seiring dengan rencana dan kehendak-Nya.
Tuhan menghendaki umat milik kepunyaan-Nya selalu rindu mencari wajah-Nya dan hidup didalam perkenanan-Nya, mengalami-Nya secara nyata setiap hari dengan hidup dalam kesucian seperti kesucian dan kebenaran-Nya.

Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci (1 Yohanes 3:3).

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar