Senin, 25 September 2017

BARANG KUDUS BUKAN UNTUK ANJING & MUTIARA BUKAN UNTUK BABI


Matius 7:6
"Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."

Dalam pernyataan Tuhan dalam Matius 7:6 hendak menunjuk bahwa Allah menghendaki kita menghargai nasihat Firman Tuhan mengenai nilai kesucian hidup, kebenaran dan perkenanan Tuhan sebagai hal yang mulia, hal yang dianggap penting dan mendesak untuk dipenuhi dalam hidup kita.
Kemudian apakah kita benar-benar memiliki niat yang sungguh-sungguh untuk memenuhi dan memilikinya.
Kalau seseorang tidak menghargai nasihat  untuk memiliki kesucian dalam hati dan pikiran, menjunjung tinggi kebenaran dihadapan Allah dan tidak mengusahakannya dengan sungguh-sungguh untuk memilki atau mencapainya, berarti ia tidak pantas diberikan mengungkapan-pengungkapan rahasia Firman Tuhan.
Tuhan Yesus menyatakan bahwa barang kudus bukan untuk anjing dan mutiara bukan untuk babi (Matius 7:6).
Tuhan menyampaikan pernyataan ini dalam konteks ketika Tuhan menghendaki orang percaya mengusahakan pembersihan bagi manusia batiniahnya dari segala sampah dosa seperti kebencian, penghakiman terhadap orang lain dan kemunafikan.
Tentu hal ini Tuhan menghendaki adanya sikap hati yang lurus dan kebenaran Allah yang harus di junjung tinggi dalam setiap melakukan segala perkara.
Tuhan menghendaki agar kita masing-masing mengusahakan sendiri pengelolaan hati atau jiwa sesuai dengan moral kekudusan-Nya.
Kita harus memenuhi bagian kita, sebab Tuhan sudah memenuhi bagian-Nya melalui sarana penebusan, memberikan Injil dan Roh Kudus yang menuntun kita kepada segala kehendak-Nya.

Demikian juga untuk mengalami kelegaan dan damai sejahtera-Nya harus dengan cara Tuhan dan bukan menurut cara dan kehendak manusia dengan segala keinginannya.
Dalam Yohanes 14:27 Tuhan Yesus berkata: Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Perhatikan kalimat “apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu”. Kalimat ini menunjukkan bahwa tidak semua orang dapat menikmati damai sejahtera Tuhan. Damai sejahtera atau kesenangan karena uang atau kesenangan lain di dunia ini dapat dinikmati oleh semua orang tanpa syarat, tetapi kalau damai sejahtera Tuhan atau kelegaan dari Tuhan tidak dapat dinikmati oleh semua orang. Damai sejahtera dari Tuhan atau kelegaan dari Tuhan diterima dengan syarat. Ini hanya dapat dinikmati orang yang melakukan Firman Tuhan. Orang yang mau menuruti Firman Tuhan atau dibelenggu Firman Tuhanlah yang dapat menerima damai sejahtera Tuhan atau kelegaan dari Tuhan.

Dalam hal ini harus kita mengerti bahwa Tuhan tidak sembarangan memberikan damai sejahtera atau kelegaan-Nya kepada semua orang. Dalam Matius 7:6 tertulis: “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.” Maksud perkataan Tuhan ini juga bisa berarti bahwa barang yang kudus bisa menunjuk kepada damai sejahtera atau kelegaan dari Tuhan. Damai sejahtera atau kelegaan tidak diberikan kepada mereka yang hidupnya tidak sesuai dengan Firman Tuhan.
Orang yang tidak hidup sesuai dengan Firman Tuhan, berarti tidak sesuai dengan watak Sang Juruselamat. Orang yang tidak hidup sesuai dengan Firman Tuhan tersebut digambarkan seperti anjing atau babi, artinya suka berbuat dosa dan tidak hidup sesuai dengan Firman Tuhan, harus belajar dulu dari Tuhan.
Belajar meresponi keadaan hidup yang penuh tekanan sebagai sarana Tuhan membentuk dan mendidik kita sehingga kita menjadi pribadi-pribadi yang kuat dapat menghidupi kebenaran Firman Tuhan secara lengkap dan selalu mengenakakan pakaian kekudusan-Nya dalam segala keadaan, dengan demikian melalui hal tersebut maka seseorang dapat diubah oleh Tuhan.
Perubahan ini adalah perubahan dari pribadi yang wataknya seperti digambarkan seperti anjing atau babi (tidak menghargai nilai kesucian hidup dan nilai-nilai kekal) menjadi manusia yang menghargai perkara-perkara yang bernilai kekal hingga kesenangan, gairah hidupnya mengerucut menjadi irama hidup yang hanya merindukan Tuhan mendapati hidupnya selalu berkenan dihadapan-Nya.
Inilah kelegaan dan damai yang sesungguhya dimana fokus hidupnya hanya untuk mengejar dan belajar terus-menerus menjadi seorang yang berkenan dihadapan Tuhan.

Untuk membentuk kita menjadi anak-anak yang berkenan kepada-Nya maka Bapa perlu mendidik kita dengan berbagai sarana yang pandang baik oleh-Nya (Ibrani 12:10), sering melalui tekanan-tekanan dalam hidup ini yang tidak menyenangkan kita disempurnakan oleh-Nya, supaya karakter kita keluar seperti emas murni yang bebas dari campuran.
Ketika seseorang difitnah, diperlakukan tidak adil, yang benar-benar membuatnya susah, tetapi ternyata itulah cara Tuhan membentuk kita menjadi seorang pangeran kerajaan Allah.
Oleh karena itulah dalam Ibrani 12:7-8 dikatakan bahwa :
7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
Di sini kita dapat mengalami apa yang dikatakan dalam Roma 8:28-29.
Segala sesuatu mendatangkan kebaikan agar kita dapat menikmati kelegaan atau ketenangan dari Tuhan.
Sesungguhnya melalui pengalaman-pengalaman tersebut, Tuhan mengajar orang percaya bagaimana menghilangkan watak buruk manusia lamanya, membentuk pribadinya supaya dapat mengenakan karakter manusia yang unggul dalam hal mengasihi, menghidupi kebenaran dan mengenakan kekudusan-Nya dalam segala situasi.

Kuk yang dimaksud Tuhan juga bisa berarti Firman Tuhan yang harus kita lakukan.
Firman Tuhan harus mencengkram seluruh hidup kita sehingga kita dapat hidup sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan.
Orang percaya harus memiliki watak dan pola berpikir yang sama yang terdapat pula dalam Kristus Yesus, maksudnya adalah apa yang kita pikirkan, ucapkan dan lakukan harus seirama dengan gairah yang ada pada Tuhan.
Gairah yang ada pada Tuhan adalah bagaimana kita hidup dalam rancangan-Nya yang semula dimana seluruh perilaku kita selalu mencerminkan keagungan dan kemuliaan sebagai anak-anak Allah yang selalu bermoral kudus seperti Bapa adalah kudus, yang hanya mengabdikan hati dan pikirannya, seluruh gerak ucapan dan gerak tubuhnya hanya kepada satu Tuan yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Untuk proses perubahan ini maka, Tuhan memberikan Injil-Nya untuk memandu langkah hidup kita (Mazmur 119:105).
Pikiran kita harus selalu diwarnai cara berpikir Firman Tuhan dan Roh kudus akan menuntun kita untuk mengerti kebenaran-Nya dan melalui segala peristiwa dihidup kita Allah membentuk dan menggarap kepribadian kita supaya kita bisa mengenakan pribadi sebagai anak-anak Allah yang bermoral kudus seperti Bapa di surga atau berkodrat Ilahi.

Pada akhirnya kita akan tahu bahwa letih lesu dan beban berat kita disebabkan karena kita belum menemukan pelabuhan di dalam Tuhan. Kita masih dipenuhi dengan segala keinginan duniawi bagaimana mendapat lebih banyak untuk kepuasan diri dan nilai diri. Itulah yang melelahkan kita.
Oleh sebab itu, kalau kita mau memperoleh kelegaan yang ideal dengan cara Tuhan, kita harus melepaskan segala keinginan kita yang bertentangan dengan pikiran dan perasaan-Nya (Lukas 14:33) dan membuka jiwa kita untuk menampung apa yang Tuhan inginkan untuk kita lakukan. Dalam hal ini kelegaan seseorang di dalam Tuhan bertumbuh seiring dengan kesediaan melepaskan segala keinginan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya dan menggantikannya dengan kebutuhan akan melakukan kehendak Tuhan (Yohanes 4:34), sehingga pada akhirnya yang kita ingini sebagai satu-satunya yang melegakan kehidupan kita adalah kebutuhan akan kehadiran Tuhan dan perkenanan-Nya atas hidup kita dimana kita bisa berkata seperti Pemazmur berkata :
Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya (Mazmur 73:25-26).

Amin.

5 komentar:

  1. Aq suka,,karena ayat ini dapat menerangkan kepadaQ apa ya tidak aq mengerti

    BalasHapus
  2. Ohh puji Tuhan
    Saya sudah mengerti mksud bagaimana kita hidup dlm kristus

    BalasHapus
  3. Terimakasih untuk penyampaian Firman Tuhan dan sekarang saya sudah mengerti dan paham karena dari dulu saya tika mengerti maksudnya.Amin.

    BalasHapus
  4. Luar biasa penjelasan ayat tersenut

    BalasHapus
  5. Trimksh untuk kebenaran firman Tuhan yg luar biasa,. Kiranya Tuhan Yesus selalu menyertai dan memberkati kita semua,. Amiiin🙏🏻🙏🏻🙏🏻

    BalasHapus