Markus 1:35
Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
Dalam segala hal Tuhan Yesus meninggalkan jejak-Nya supaya Ia menjadi yang sulung yang selanjutnya orang percaya yang menerima Dia mengikuti jejak-Nya.
Kalau kita percaya bahwa Allah adalah Pribadi yang hidup dan benar-benar nyata, mestinya kita harus berusaha utuk mencari Tuhan dan mengalami perjumpaan pribadi dengan Dia secara riil. Perjumpaan pribadi tersebut sangat ditentukan oleh diri kita masing-masing, sebab Tuhan sudah menyediakan Diri secara tidak terbatas bagi kita. Kapan pun, di mana pun, dan berbagai cara Tuhan dapat menyatakan Diri untuk dikenali dan dirasakan kehadiran serta keberadaan-Nya. Persoalannya adalah bagaimana perjumpaan pribadi itu dapat terjadi atau berlangsung dalam kehidupan orang percaya?
Pertama perjumpaan pribadi dapat terjadi melalui doa pribadi. Setiap hari kita harus menyediakan waktu khusus ada di hadapan Tuhan; duduk diam di kaki Tuhan. Usahakan waktu khusus tersebut paling tidak 30 menit. Waktu khusus ini harus dipandang sebagai prime time kita, lebih dari segala kegiatan lain. Untuk dapat bertahan selama 30 menit bukan sesuatu yang mudah. Pada awal-awal belajar duduk diam di kaki Tuhan sering terjadi kejenuhan, rasanya ingin segera mengakhirinya. Tetapi kalau kita tekun membiasakan diri, maka kita akan memperoleh kesukaan yang luar biasa di dalam jam-jam doa kita.
Akhirnya berdoa menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari.
Dalam berdoa di hadapan Tuhan tersebut, banyak pengalaman adikodrati yang tidak dapat diungkapkan kepada orang lain.
Hal ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat subjektif, tetapi bukan tidak mungkin menjadi perjumpaan pribadi dengan Tuhan secara nyata. Tuhan pasti menemui secara khusus orang-orang yang mencari wajah-Nya dengan sungguh-sungguh (Yeremia 29:12-13). Dari hal ini seseorang dapat mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan.
Perjumpaan ini merupakan perjumpaan pribadi dengan Tuhan melalui saat teduh.
Perjumpaan ini bukan dalam rangka karena menginginkan sesuatu atau membawa kepentingan pribadi supaya Allah mengerjakan sesuatu bagi kita dibalik pertemuan tersebut, percayalah Allah sudah mengetahui apa yang kita butuhkan.
Tuhan menghendaki suatu pertemuan yang eksklusif, pertemuan khusus dengan Bapa di surga ini karena hanya ingin duduk diam dibawah kaki-Nya menerima nasihat-Nya, melakukan agenda-agenda-Nya untuk kita penuhi dan merindukan hadirat-Nya memenuhi hidup kita setiap saat.
Yang kedua perjumpaan pribadi dengan Tuhan juga dapat dialami melalui kebenaran Firman Tuhan yang didengar atau dibaca. Hal ini bisa terjadi bila seseorang mendengar pemberitaan Firman dari hamba Tuhan yang sungguh-sungguh mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Juga melalui buku-buku yang ditulis oleh hamba-hamba Tuhan yang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan.
Jika seseorang telah memiliki pemahaman yang cukup memadai dari apa yang didengar dari khotbah yang disampaikan oleh hamba Tuhan yang benar dan buku-buku yang ditulis oleh hamba-hamba Tuhan yang benar, maka ia dapat menemukan kebenaran sendiri dari membaca Alkitab lebih berlimpah, sudah barang tentu Roh Kudus mengambil bagian memberikan pewahyuan menuntun orang percaya untuk mengerti lapisan-lapisan kebenaran yang kita baca dengan hati yang haus dan lapar akan kebenaran-Nya.
Orang yang menemukan kebenaran dari sumber-sumber tersebut merupakan perjumpaan pribadi dengan Tuhan.
Perjumpaan seperti ini adalah perjumpaan dengan Tuhan melalui logos.
Yang ketiga perjumpaan pribadi dengan Tuhan juga dapat terjadi melalui berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seseorang.
Dari segala sesuatu yang didengar, dilihat, apalagi yang dialami seseorang, terdapat suara Tuhan untuk kita tangkap. Kalau seseorang haus dan lapar akan kebenaran, artinya sangat rindu menjadi anak Tuhan yang semakin berkenan yang oleh karenanya selalu menantikan suara Roh Kudus di dalam hatinya, maka segala peristiwa yang terjadi adalah suara Roh Kudus yang memberi nasihat dan tuntunan. Sesungguhnya inilah yang dimaksud dengan rhema (Matius 4:4; Roma 10:17).
Perjumpaan ini disebut perjumpaan melalui rhema.
Akhirnya, yang ke empat perjumpaan pribadi dengan Tuhan juga melalui kejadian atau keadaan khusus. Perjumpaan ini bisa melalui mimpi, penglihatan, atau marifat yang dibisikkan Roh Kudus di dalam diri orang percaya. Perjumpaan melalui hal ini sangat rawan terhadap kemungkinan pemalsuan.
Untuk menghindari pemalsuan atau penyesatan, maka seseorang harus mengujinya terlebih dahulu, oleh sebab itu seseorang harus memiliki jam doa atau saat teduh yang memadai, memiliki pemahaman terhadap kebenaran Firman Tuhan yang benar dan memadai serta kehidupan yang bersih di hadapan Tuhan.
Berangkat dari hal ini seseorang diberikan oleh Tuhan karunia kecerdasan roh untuk membedakan roh.
Jadi pertemuan pribadi yang dikehendaki Tuhan adalah pertemuan harus yang terus menerus tanpa berkeputusan.
Perjumpaan terus-menerus dengan Tuhan akan membuahkan pertumbuhan kita dalam pengenalan akan Tuhan, Firman-Nya dan kehendak-Nya secara benar dalam hidup kita serta mengalami secara riil kehadiran Tuhan dalam hidup.
Hal ini yang harus kita upayakan setiap hari.
Waktu hidup kita harus diisi dengan hal ini secara proporsional. Dengan demikian kita memenuhi apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, yaitu mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Matius 6:33).
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar