Rabu, 13 September 2017

PENGENALAN AKAN TUHAN SECARA BENAR


Efesus 4:21-24
21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Banyak orang di luar gereja yang menyamakan Yesus dengan tokoh-tokoh agama yang kehadiran-Nya di bumi telah berhasil membangun suatu agama.
Hal ini bisa dimengerti karena mereka tidak mengenal Injil.
Tetapi betapa malangnya kalau ada orang Kristen yang memiliki pola berpikir yang sama dengan mereka yang tidak mengenal Injil.
Sesungguhnya Tuhan Yesus adalah Allah yang mengosongkan Diri, dalam segala hal disamakan dengan manusia, dan taat sampai mati bahkan mati disalib. Ia datang bukan untuk memberi atau membangun agama baru. Ia datang untuk memberi Diri-Nya sebagai korban demi menebus dosa dunia dan menjadikan Diri-Nya teladan hidup bagi orang yang menerima dan percaya kepada-Nya supaya mereka yang telah menerima dan telah menjadi percaya kepada-Nya itu mengikuti jejak-Nya.
Kalau dikatakan Kekristenan adalah jalan hidup, artinya bukan jalan hukum seperti yang dimiliki agama-agama pada umumnya, di mana hukum menjadi pola dan gaya hidup mereka, tetapi orang percaya mengikuti jalan hidup yang dijalani oleh Tuhan Yesus.
Tuhan Yesuslah yang menjadi hukumnya.
Harus ditegaskan bahwa sebenarnya Kekristenan adalah jalan hidup. Jalan hidup di sini adalah jalan hidup yang telah dijalani oleh Yesus. Kalau kita konsekuen mengakui bahwa Kekristenan adalah jalan hidup, di mana kehidupan Yesus yang menjadi teladannya, maka kita harus berusaha untuk mengenal Pribadi-Nya dan meneladani hidup-Nya. Kalau kita mengenal Dia dengan benar, maka kita dapat meneladani hidup-Nya dengan benar. Kalau seseorang tidak mengenal Yesus yang sejati, tetapi Yesus fantasi yang diciptakannya sendiri dalam pikirannya tanpa belajar Injil secara lengkap, maka tidak ada keteladanan yang baik yang dapat mengubah hidupnya.

Satu hal yang paling utama yang harus dilakukan untuk kembali kepada kemurnian Injil agar dapat mengenal dan menemukan Yesus yang sejati adalah orang percaya tidak boleh memandang kehidupan bangsa Israel sebagai standar hidup orang percaya. Orang percaya harus memandang Perjanjian Lama dengan sudut pandang yang benar. Kita harus memperlakukan kitab Perjanjian Lama dengan benar. Ayat-ayat dalam Perjanjian Lama harus dipahami sesuai dengan konteksnya dan tidak boleh dipahami secara sembarangan. Kalau seseorang tidak memahami Perjanjian Lama dengan benar, maka pasti gagal memahami Injil yang sejati. Hal ini juga mengakibatkan terbangunnya Yesus fantasi yang diciptakannya sendiri dalam pikiran dan dalam kehidupan orang Kristen. Mereka juga gagal memahami maksud utama kedatangan Tuhan Yesus ke dunia. Sebenarnya teologi kemakmuran terbangun akibat kesalahan memahami maksud utama kedatangan Yesus Kristus.

Harus selalu diingat bahwa episentrum kebenaran adalah Perjanjian Baru, di mana Yesus menjadi model manusia yang dikehendaki oleh Bapa sebagai teladan orang percaya. Untuk ini seseorang harus mengenal Injil secara benar dan menemukan Yesus yang benar untuk menjadi teladannya. Banyak orang belum memahami apa yang diajarkan Tuhan Yesus, tetapi mengutip ayat Perjanjian Lama dan memandangnya sebagai kebenaran yang dikenakan bagi umat Perjanjian Baru. Mereka menyamakan umat Israel dengan orang Kristen dalam gaya hidupnya dan penyembahan kepada Tuhan.
Padahal gaya hidup Kekristenan sangat berbeda dengan umat Israel.
Umat Perjajian Baru dipanggil melepaskan segala miliknya demi dapat mengabdi kepada satu Tuan yaitu mengabdi kepada Tuhan Yesus Kristus secara pantas dan menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran.
Banyak orang percaya hari ini berpikir bahwa Tuhan akan memperlakukan mereka sama seperti memperlakukan umat Israel di Perjanjian Lama. Ini adalah sikap yang salah. Harus diingat bahwa orientasi berpikir umat Perjanjian Lama masih pada pemenuhan kebutuhan jasmani.

Kolose 3:9-10
9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.
Banyak orang telah mendustai Tuhan karena mengenakan manusia lama dan tidak kunjung mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.
Karena mendasarkan cara berpikirnya kepada Perjanjian Lama secara harafiah, dan merasa sebagai umat pilihan yang disayang Tuhan, maka banyak orang Kristen yang standar hidup Kekristenannya atau kualitas kebenarannya merosot dari apa yang seharusnya dikenakan, tidak mencapai target yang dikehendaki oleh Tuhan.
Sebagai akibatnya, mereka tidak akan dapat mengenal Injil dengan benar sebab cara berpikir mereka masih cara berpikir daging, orientasi cara berpikir mereka masih mengikuti pola dunia dengan filosofinya yang kebahagiaan hidupnya mendapat damai dan sukacita jika dilimpahi berkat-berkat jasmani secara berkelimpahan, kekayaan, kenyamanan hidup, perbaikan ekonomi demi supaya dapat menikmati hidup dibumi dengan aman dan nyaman.
Mereka tidak merasa perlu memperhatikan secara ketat kehendak Tuhan dan penilaian Tuhan terhadap keadaan perkenanan hidupnya, mereka tidak merasa genting untuk mempekarakan karakternya yang masih ditemukan cacat dihadapan Tuhan yang seharusnya dimatikan dan kemudian mengenakan manusia yang baru yang terus-menerus diperbaharui melalui waktu yang panjang belajar mengenakan kebenaran Injil serta kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus.

Sejak manusia pertama (Adam) itu yang adalah segambar dengan Allah & disebutkan juga sebagai anak Allah, tetapi oleh karena kejatuhannya kedalam dosa & mulai melahirkan keturunan-keturunannya yang terus meng-adopsi akibat dari dosa Awal Adam itu yang harus mengalami Maut, maka Allah merancangkan dengan memberikan Anugerah Keselamatan-Nya melalui Yesus Kristus kepada manusia dengan maksud agar setiap manusia yang mau meneriman-Nya (Yesus Kristus) dengan melakukan semua yang sudah di ajarkan & di teladankan-Nya (Injil), dapat di kembalikan kepada Gambaran Allah yang semula & beroleh Hidup yang kekal.
Jadi sesungguhnya Inti Keselamatan Allah dalam Yesus Kristus adalah “Usaha Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya yang semula, yaitu kembali menjadi serupa & segambar dengan Allah.
Serupa dan segambar dalam berpikir, berperasaan, dalam moral kesucian dan kebenaran.
Inilah Essensi Inti Keselamatan Allah Dalam Yesus Kristus.
Dengan demikian keselamatan itu tidak akan bisa dialami atau diterima oleh orang yang tidak mau memahami kebenaran yang Tuhan ajarkan dan tidak mau mengenakan cara hidup Tuhan Yesus.
Keselamatan bukan sekadar mengenakan status sebagai seseorang yang beragama Kristen. Percaya kepada Tuhan Yesus bukanlah sekadar mengaku bahwa Ia adalah Tuhan, tetapi menjalani kebenaran dan cara hidup-Nya. Pernyataan serupa ini menghiasi seluruh Injil, tapi sedih sekali, banyak orang Kristen mengabaikannya. Mari kita kembali kepada Injil yang benar, agar kita tidak terjerbak ke dalam kebodohan yang membinasakan.

Keselamatan secara benar hanya dialami oleh orang yang mau menerima Tuhan Yesus dengan sikap hati yang lapar dan haus mengenal Pribadi-Nya, memahami kebenaran-Nya secara lengkap dan mengenakan cara hidup seperti Tuhan Yesus telah hidup sebagai irama hidup yang permanen.

2 Korintus 3:18
Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar