2 Korintus 13:11
Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!
Orang percaya yang benar, setiap hari senantiasa berusaha bagaimana hidup dalam perkenanan Tuhan dan terus mengusahakan diri menjadi sempurna dalam mengenakan atau memperagakan karakter Kristus dalam seluruh perilakunya. Pikiran dan perasaannya selalu disiagakan untuk memperkarakan apakah tindakan-tindakannya, baik yang dipikirkan, diucapkan, dan dilakukan benar-benar sesuai dengan kehendak Allah.
Dengan demikian tidak ada saat di mana dirinya ada di dalam keadaan tidak berkenan di hadapan Tuhan. Setiap kali merasa ada sesuatu yang salah dalam dirinya, ia selalu melakukan pemberesan segera di hadapan Tuhan, saat itu juga secara langsung.
Ini merupakan tugas yang harus ditunaikan di bumi sampai seseorang mencapai kesempurnaan atau keadaan berkenan di hadapan Tuhan.
Setiap orang percaya yang mengasihi Tuhan harus dengan ketat bersekutu dan berdialog dengan Tuhan secara pribadi dan terus mengadakan pemberesan karakter-karakter yang cacat yang belum dimatikan yang tidak berkenan dihadapan Tuhan.
Untuk setiap sikap hati dan gerak pikiran yang salah, setiap saat seseorang dapat secara langsung menyelesaikan atau melakukan pemberesan secara pribadi dengan Tuhan.
Dalam hal ini harus dilakukan secara pribadi dengan Tuhan, sebab tidak seorang pun yang dapat memahami keadaan batin seseorang. Dalam keadaan siaga atau berjaga-jaga seseorang dapat selalu menyadari apakah perilakunya sedang menyenangkan hati Allah atau sedang melukai hati-Nya, apakah dirinya sedang di tempat yang benar dan berkenan di hadapan Allah atau tidak sedang dalam keadaan yang tidak berkenan.
Mengapa ada orang Kristen yang tidak yakin bahwa mereka bisa hidup suci sejak di bumi? Hal ini disebabkan karena mereka berpikir bahwa selama hidup di dunia seseorang tidak akan dapat mampu mencapai kesucian berhubung dengan kodrat dosa di dalam diri manusia. Menurut mereka, manusia yang berdosa dengan kodrat dosa adalah manusia yang penuh kelemahan dan kekurangan, telah terkunci dalam keadaan yang tidak bisa mencapai kesucian.
Sampai kapanpun manusia memiliki kecenderungan dosa semata-mata; dalam istilah Latin oleh seorang teolog diistilahkan non posse non peccare.
Dalam keberadaannya sebagai manusia yang telah memiliki kodrat dosa, menurut mereka tidak mungkin manusia bisa hidup dalam kesucian. Mereka lupa bahwa keselamatan dalam Yesus memungkinkan manusia mencapai kesucian yang dikehendaki oleh Tuhan.
Justru didalam Alkitab banyak sekali nasihat agar orang percaya yang telah menerima karya penebusan-Nya harus hidup kudus seperti Tuhan adalah Kudus.
Rasul Yohanes pun dalam suratnya juga menyatakan demikian : "Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci" (1 Yohanes 3:3).
Kehidupan banyak orang Kristen yang belum benar-benar mengerti kebenaran maka bagi mereka hidup Kekristenan yang mereka jalani yang penting adalah usaha untuk selalu mengaku dosa dan mohon penyucian dari Tuhan terus menerus sampai menutup mata tanpa berusaha membereskan karakter-karakter yang cacat, karakter manusia lamanya atau karakter manusia daging yang masih melekat didalam dirinya yang tentu tidak mungkin berkenan kepada Allah (Roma 8:8). Mereka tidak mengusahakan diri untuk mengubah diri supaya tidak berbuat dosa lagi (1 Yohanes 3:6). Biasanya pemikiran salah yang dijelaskan di atas dilandasi oleh pengertian bahwa manusia akan selalu berbuat dosa, sebab manusia penuh kelemahan dan kekurangan karena kodrat dosanya. Dosa menurut mereka adalah bagian hidup yang tidak akan terpisahkan sampai menutup mata.
Kesalahan di atas ini diteguhkan pula oleh kenyataan pengalaman hidup mereka dimana orang yang dijumpai dalam kehidupan di sekitarnya adalah orang-orang yang masih dapat melukai, menyakiti dan melakukan berbagai pelanggaran. Ditambah lagi kalau dijumpai kenyataan ada rohaniwan (pendeta, pastor, majelis, aktivis gereja dan lain sebagainya) berbuat hal-hal yang melanggar moral, maka kesalahan pengertian bahwa tidak ada orang yang bisa hidup suci di bumi ini menjadi permanen atau sangat kuat sampai tidak bisa diubah.
Dalam Alkitab tidak pernah dituliskan bahwa kesucian hanya bisa terjadi atau dilakukan di surga. Sangatlah tidak menghormati terhadap Tuhan kalau ada orang mengajarkan bahwa kesucian hanya dapat dicapai di surga.
Itu adalah tindakan memalsukan Firman Tuhan. Dalam Alkitab jelas sekali Tuhan memerintahkan setiap orang pilihan-Nya untuk hidup suci selama di dunia (1 Yohanes 3:3 ; 1 Petrus 2:15-16 ; 2 Petrus 3:11 ; Efesus 1:4). Kalau seseorang menyatakan bahwa tidak mungkin bisa hidup suci di dunia ini, maka ia menuduh dan menganggap Allah berdusta, sebab banyak ayat dalam Alkitab mengajarkan bahwa kita harus hidup suci. Melalui Injil-Nya dan respon kita terhadap pimpinan Roh Kudus yang memimpin setiap orang percaya kepada segala kebenaran dan kehendak Tuhan maka untuk menjadi sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Tuhan Yesus haruslah kita tunaikan sejak masih hidup dibumi ini.
Jadi bukan dengan tanpa alasan Rasul Paulus menasihatkan kita dalam suratnya di kitab Efesus 5:15-17 dengan kalimat :
15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Ketika Tuhan masih mengijinkan atau memberikan kesempatan kepada kita untuk hidup dibumi ini hingga sekarang ini itu berarti Tuhan dalam kesabaran-Nya masih menunggu supaya kita dapat menunaikan kehendak dan rencana-Nya yang menghendaki kita semakin sempurna mengenakan kesempurnaan kehidupan sebagai anak-anak Allah yang hidupnya memiliki keserupaan seperti Kristus telah hidup.
Inilah yang dimaksud Injil kita sedang menggenapkan rencana Allah dengan menjadi mempelai-mempelai Kristus yang tak bercacat dan tak bernoda yang mempercepat kedatangan-Nya (2 Petrus 3:11-12).
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar