Rabu, 27 September 2017

PERTANDINGAN IMAN "SETIA SAMPAI AKHIR"



2 Timotius 4:7-8
7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Hidup orang percaya didalam dunia ini adalah pembuktian apakah ia bisa disebut sebagai anak-anak kerajaan yang setia melakukan kehendak Bapa di sorga atau disebut sebagai anak-anak iblis yang melakukan kehendak dosa yang didalamnya ada kehendak diri sendiri, menuruti daging dan serupa dengan dunia yang semakin jahat.

Di dalam 2 Timotius 4:7-8, Rasul Paulus memberi teladan kepada kita.
Pertama, ia mengatakan bahwa ia telah mengakhiri pertandingan dengan baik.
Maksudnya, ia telah menang dalam perjuangannya melawan iblis, dunia, dosa, dan kedagingan.
Kedua, ia telah mencapai garis akhir.
Ia telah mencapai tujuan akhir dalam maraton hidup, menjalankan kehendak Tuhan dengan taat dan setia sampai akhir. Kekristenan bukanlah lari sprint (jarak pendek), melainkan maraton yang membutuhkan stamina yang sangat tinggi, latihan yang sangat berat, dan kegigihan yang luar biasa artinya setiap orang percaya harus melakukan perjuangan yang serius mengenal Tuhan dan kehendak-Nya untuk dilakukan setiap saat.
Ketiga, Paulus telah memelihara iman.
Walau dalam penderitaan sekalipun, Paulus tetap setia memberitakan Injil dan merefleksikan imannya dengan memiliki prinsip hidup sama seperti Majikan Agungnya yaitu melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya apapun resikonya.

Sebagai anak-anak Tuhan, kita diikutsertakan-Nya dalam pertandingan yang wajib bagi kita (Ibrani 12:1). Dan Tuhan Yesus mengikutsertakan kita ke dalam pertandingan ini bukan hanya untuk memulainya, tetapi yang terpenting, untuk mengakhirinya dengan baik dan didapati berkenan dihadapan-Nya.
Sebagai hadiahnya, Tuhan telah menyediakan mahkota kebenaran (2 Timotius 4:8).
Dan itu bukan hanya untuk Paulus, melainkan untuk kita juga, asalkan kita hidup berpadanan dengan Injil-Nya, merindukan kedatangan Tuhan, yang dibuktikan dengan mengikuti cara hidup yang Tuhan Yesus ajarkan dan melalui para Rasul-Nya.
Para Rasul beserta murid-murid lainnya dengan gigih dan pantang menyerah terus berlari hingga mereka mengakhiri pertandingan dengan baik, mencapai garis akhir dan memelihara iman.
Dalam tulisan Rasul Paulus didalam 1Korintus 9:24 menunjukkan bahwa orang percaya ibarat seorang atlit lari yang sedang berlomba di gelanggang lari.
Seorang atlit yang sedang berlomba harus menyadari bahwa ia bukan seorang penonton. Ia sedang dalam perjuangan berkompetisi di gelanggang pertandingan. Adapun sebagai anak-anak Tuhan, sebenarnya kita juga sedang ada dalam pertandingan.

Dalam pertandingan tersebut kita menghadapi tiga halangan yang dapat menggagalkan kita untuk sampai ke garis finish :

Halangan pertama adalah iblis.
Iblis melalui berbagai sarana selalu membujuk agar orang percaya melakukan segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Itulah sebabnya Petrus mengingatkan agar orang percaya sadar dan berjaga-jaga menghadapi Iblis.
1 Petrus 5:8-9
8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
9 Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.
Oleh sebab itu kita tidak boleh menganggap iblis itu lemah atau sudah kalah. Sungguh sangat berbahaya kalau kita meremehkan iblis. Kekalahan dalam suatu peperangan adalah kalau menganggap musuh lemah.
Iblis bukan musuh yang lemah, ia adalah musuh yang licik dan berbahaya.
Harus disadari bahwa setiap hari kita diperhadapkan pada musuh ini. Bujukan Iblis membuat kita sering mengambil keputusan dan pilihan yang tidak tepat serta perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Kalau jujur, sering kita kalah dengan tidak menuruti kehendak Tuhan tetapi kehendak diri sendiri yang sangat dipengaruhi dunia sekitar kita. Banyak keputusan yang kita ambil tidak berdasarkan pimpinan Roh Kudus tetapi keinginan dan hikmat manusia.

Halangan kedua adalah dunia.
1 Yohanes 2:15-16
15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Pengaruh dunia dimana kita hidup ini sungguh-sungguh sangat jahat.
Tanpa kita sadari cara hidup kita sering menjadi sama dengan cara hidup orang-orang yang bukan umat pilihan.
Padahal, standar hidup yang seharusnya dikenakan oleh anak-anak Tuhan adalah standar hidup yang berbeda dengan anak-anak dunia yang akan binasa.
Itulah sebabnya Tuhan berfirman agar kita tidak serupa dengan dunia ini.
(Roma 12:2  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna).
Orang-orang yang hidupnya serupa dengan dunia ini adalah orang-orang yang pasti tidak mengerti kehendak Tuhan. Hidupnya menyimpang dari fokus hidup yang benar. Ini berarti sebuah penyimpangan yang menuju maut dan binasa.
Jadi, orang yang tidak hidup dalam fokus yang benar adalah orang yang hidup dalam dosa karena melanggar apa  yang menjadi kehendak Tuhan.
Fokus hidup benar ini adalah pertandingan hidup yang didalamnya orang percaya melakukan perjuangan iman untuk melakukan kehendak Tuhan dan menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan setia sampai akhir menutup mata.

Halangan ketiga adalah keinginan daging. Keinginan daging atau kedagingan kita sendiri yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Memang diri kita sendiri tidak bisa dikatakan sebagai musuh, tetapi kedagingan kita sendiri harus disadari sebagai ancaman yang membahayakan. Mengapa demikian? Sebab diri kita sering memiliki keinginan-keinginan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Keinginan-keinginan kita yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, bila dituruti, akan membawa kita makin jauh dari ketepatan yang Tuhan kehendaki.
Itulah sebabnya Tuhan menghendaki agar kita menyangkal diri, artinya kita berusaha agar tidak hanyut menuruti keinginan nafsu diri sendiri.
(Lukas 9:23  Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku).
Pergumulan hidup mengiring Tuhan adalah pergumulan untuk mematikan kehendak diri sendiri, lalu menyalin keinginan Tuhan untuk dilakukan, menyerahkan kedaulatan hidup kita kepada pengaturan Tuhan adalah kehendak Tuhan yang menjadi hal utama yang harus dilakukan (Matius 6:10), ini berarti kehendak diri menjadi harus searah dan selaras dengan kemauan dan kesenangannya Tuhan dan tidak boleh meleset dengan yang diingini oleh Tuhan.
Pergumulan untuk mencapai ketepatan ini adalah pergumulan seumur hidup yang tidak boleh berhenti. Semakin kita setia melakukan kehendak Tuhan maka semakin tepatlah pilihan-pilihan, keputusan-keputusan dan tindakan kita.

Menghadapi tiga halangan tersebut kita harus sangat serius mempersiapkan diri dengan baik setiap hari.
Pertandingan kehidupan ini harus dijalani dengan segenap perhatian hidup kita. Kenyataan yang kita lihat banyak orang Kristen tidak berlaku sebagai pemain atau atlit dalam pertandingan, tetapi bersikap sebagai penonton. Bisa menyoraki orang lain tetapi tidak introspeksi hidupnya sendiri. Fokus hidup mereka menjadi meleset dan tidak ada dalam gelanggang pertandingan iman, mereka tidak menyadari tiga bahaya tersebut sedang menjatuhkan dirinya menuju kebinasaan kekal.
Saat ini Tuhan Yesus yang ada di dalam Kerajaan Sorga sedang menatap setiap kita anak-anak perjanjian-Nya.
Seperti Tuhan Yesus telah menang mengalahkan iblis dengan ketaatan-Nya sampai mati dikayu salib, orang percaya pun harus menang dalam pertandingan iman menjadi anak-anak kerajaan yang taat melakukan kehendak Tuhan Yesus dengan setia setiap hari sampai tarikan nafas terakhir Tuhan menjemput kita.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar