Senin, 03 Oktober 2016

MEWASPADAI DUA SUARA DALAM SATU PRIBADI


Efesus 4:21-24
21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Bagaimana keadaan pribadi kita hari ini adalah produk dari apa yang kita dengar dan kita lihat selama perjalanan hidup kita di masa lalu.
Sama seperti bagaimana kesehatan tubuh kita hari ini adalah hasil dari makanan yang kita konsumsi serta pola hidup yang telah kita jalani.
Demikian pula dengan keadaan jiwa dan kepribadian kita adalah hasil dari respon kehidupan yang kita gelar dan telah kita jalani, yaitu filosofi yang kita serap dari lingkungan, baik lingkungan keluarga, pergaulan dan pendidikan.
Produk dunia yang dulu terlanjur kita konsumsi dalam jiwa melahirkan suara manusia lama.
Manusia lama ini memiliki suara di dalam diri kita.
Pada waktu di gereja atau di suasana tertentu suara itu bisa menyesuaikan diri dengan keadaan.
Ia bisa bersikap baik, tetapi sebenarnya ia bukanlah karakter manusia yang dikehendaki Tuhan.

Pada waktu di gereja kadang-kadang suara manusia lama itu bisa tidak terdengar, sebab suasana suara roh lebih keras akan mendominasi, tetapi ketika keluar dari gereja suara manusia lama itu kembali mendominasi hidup.
Ini disebabkan minimnya penghayatan kebenaran Firman Tuhan yang ia hidupi dan ia konsumsi sehingga Firman Tuhan tidak bertumbuh kembang didalam hatinya.
Itulah sebabnya mengapa seseorang begitu mudah jatuh dalam dosa atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Dosa disini bukan hanya pelanggaran yang bertentangan dengan moral umum saja tetapi juga dosa dalam pikiran dan sikap hati (Roma 2:16)
Kalau seseorang sungguh-sungguh berhasrat untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, ia harus sungguh-sungguh mengenali suara manusia lamanya tersebut, yang sering tanpa sadar mendorong seseorang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Dalam hal ini perbuatan dosa sangat berbahaya; tetapi yang tidak kalah berbahayanya adalah suara dari daging atau manusia lama yang belum bisa dibungkam atau ditanggalkan secara menyeluruh.

Paulus mengungkapkan pergumulan untuk melepaskan manusia lama ini. Dalam tulisannya di 2 Korintus 5:4 yang mengatakan:
"Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup".
Dalam tulisannya yang lain Paulus menyatakan: "Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku" (Roma 7:21-23). Pergumulan ini adalah pergumulan yang sejatinya harus terus digelar oleh orang percaya yang ingin terus hidup menyenangkan hati Tuhan dan mendapatkan perkenanan hidup di hadapan Tuhan.

Paulus menyatakan ada dua hukum dalam dirinya. Kata hukum di sini dalam teks Yunani adalah "nomos", juga berarti hukum dalam pengertian kodrat, prinsip dan norma.
Orang percaya harus memilih salah satu dari dua kodrat di dalam dirinya.
Apakah hidup dalam kodrat manusia lamanya (manusia daging), atau hidup mengenakan kodrat Ilahi (manusia roh yang peka dengan pikiran dan perasaan Kristus).
Kodrat Ilahi (manusia baru yang memiliki pikiran dan perasaan Kristus) diberikan kepada manusia melalui respon yang benar terhadap pemberitaan Firman Tuhan yang dikonsumsi secara memadai setiap hari untuk dikenakan secara menyeluruh didalam wilayah hidupnya.
Firman inilah benih dari Allah yang melahirkan seseorang menjadi anak Allah (1 Petrus 1:23).
Perubahan dari kodrat manusia ke kodrat Ilahi tidak berlangsung secara mistis, namun akan berlangsung secara natural melalui proses hidup yang terus berjalan bersama-sama dengan Tuhan disetiap waktu yang iringi mengkonsumsi Firman yang keluar dari mulut Allah setiap hari.
Dari pilihan-pilihan kita setiap hari, dari pilihan hal yang sederhana sampai hal yang besar. Pilihan demi pilihan yang tepat akan membawa seseorang pada titik kelahiran baru, di mana ia tidak akan pernah menoleh ke belakang.
Arah perjalanannya hanya menggenapkan rencana Tuhan dan kehendak-Nya, memperoleh hidup didalam Yerusalem Baru yaitu kerajaan Tuhan Yesus yang kekal.

Kalau seseorang tidak memiliki keteguhan hati untuk melakukan kehendak Allah, maka ia akan mudah menyerah terhadap suara manusia lamanya itu dan masih terus hidup sesuai dengan suara yang adalah filosofi dari kehidupan lamanya, yaitu hasil asuhan dunia. Akhirnya ia selalu hidup dalam perbudakan manusia lama.
Suara manusia lama dengan segala pertimbangan dan hasratnya sering menguasai diri kita tanpa kita sadari. Sering orang menganggap itulah dirinya. Tentu suara tersebut memiliki kecerdasan dan berbagai argumentasi dengan segala pertimbanganya.
Tentu pertimbangan yang dihasilkan oleh suara manusia lama tidak akan searah dengan pikiran dan perasaan Tuhan. Firman Tuhan mengatakan dengan tegas: "Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya".

Kalau seseorang selalu ketat mengkonsumsi Firman Tuhan yang murni, maka rhema yang ia dengarkan adalah suara Tuhan dan pikiran-Nya.
Dalam hal ini maka suara “manusia lama dalam nuraninya” secara bertahap akan dapat dibungkam dan ditanggalkan.
Ketika kita mendengar suara dari manusia lama tersebut, kita harus mulai menggantikan dengan suara baru yang kita peroleh dari kebenaran Firman Tuhan setiap hari secara memadai.
Suara baru yang bersumber dari suara kebenaran Firman Tuhan harus digoreskan atau ditanamkan di hati untuk dapat menggantikan suara manusia lama. Ibarat siput, kita sadar bahwa cangkang yang kita bawa kemana-mana ternyata cangkang yang salah, sekarang kita hendak melepaskan diri dari cangkang tersebut dan mengenakan cangkang yang lain cangkang yang baru.
Cangkang yang lama adalah suara keinginan daging manusia lama yang telah kita warisi dari cara hidup yang salah dari nenek moyang atau pendahulu kita.
Cangkang yang baru adalah suara kebenaran Firman Tuhan yang kita konsumsi setiap hari yaitu suara yang keluar dari mulut Allah melalui Logos maupun Rhema Tuhan dari setiap kejadian peristiwa hidup yang kita jalani.

Melepaskan konsep berpikir manusia lama yang telah bertahun-tahun melekat dalam diri kita adalah hal yang membutuhkan perjuangan yang intens untuk dilepaskan dari kehidupan kita, telah bertahun-tahun lamanya kita mengenakan cangkang tersebut, sekarang saatnya kita menanggalkan semuanya tanpa ada yang disisakan.
Oleh pertolongan Tuhan Yesus, oleh Firman-Nya yang kita konsumsi setiap hari dan oleh pertolongan pimpinan Roh Kudus yang memimpin langkah hidup kita setiap hari maka suara yang selalu pasti menuntun kita adalah suara dari pikiran dan perasaan Tuhan dimana Tuhan Yesus mau kita hidup didalam rencana dan kehendak-Nya.

Dengan demikian perjalanan hidup di dunia ini adalah perjalanan untuk melahirkan roh kita menjadi dewasa atau berpikir dan berperasaan seperti Kristus untuk melakukan segala kehendak-Nya.

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar