Jumat, 07 Oktober 2016

TARGET HIDUP YANG HARUS DI CAPAI


Ibrani 5:11-14
11 Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
12 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Berkenaan dengan pertumbuhan rohani, Firman Tuhan berkata: ”…karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras”.
Ayat ini menunjukkan adanya orang orang Kristen yang tidak bertumbuh secara normal dalam pengenalan akan Injil.
Seharusnya mereka sudah bisa mengajar orang, tetapi ternyata mereka masih harus diajar hal-hal yang masih bersifat dasar, yaitu Firman yang tidak tergolong makanan rohani yang keras. Mereka adalah orang Kristen yang mengikut Tuhan Yesus tanpa target.

Banyak orang Kristen mengira bahwa hidup kekristenannya bisa dijalani dengan tanpa target. Sama seperti orang yang bekerja dengan tanpa target biasanya cenderung tidak produktif dan tidak memberi hasil yang optimal untuk perusahaan maupun diri sendiri.
Mereka yang tanpa target ini tidak bersungguh-sungguh mengerjakan keselamatannya dengan takut dan gentar. Mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar artinya terus bertekun didalam pengenalan akan Tuhan dan Injil-Nya, mengenakan kehendak-Nya didalam kehidupan, bertumbuh didalam iman dan kebenaran Tuhan dan menjadi saksi-Nya bagi orang yang belum mengenal cara hidup yang diajarkan oleh Injil yang Tuhan Yesus ajarkan.
Olehnya mengerjakan keselamatan bukan sesuatu yang mudah, sebab targetnya adalah menjadi manusia Allah/manusia Roh yang selalu mengenakan pikiran dan perasaan Kristus.

Karena merasa tidak ada ancaman untuk mencapai suatu target maka banyak orang menggelar hidupnya secara sembrono sehingga tidak mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.
Dengan takut dan gentar juga bisa berarti berusaha setiap hari bahkan setiap saat menangkap nasehat Tuhan melalui banyak pelajaran rohani yang Tuhan berikan melalui segala peristiwa kehidupan.
Waktu kita sangat terbatas hanya 70-90 th saja untuk belajar mengenal kebenaran dan melakukan kehendak-Nya.
Jika waktu yang Tuhan sudah berikan tidak dimaksimalkan setiap hari untuk mengenal Tuhan dan Injil-Nya, kita tentu akan mudah disesatkan oleh si Jahat, sehingga kita tidak lagi menjadi pelaku-pelaku Firman seperti yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Ini artinya kita sedang menolak anugerah dan disamakan dengan orang-orang dunia yang tidak mengenal cara hidup sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan.
Kekayaan yang terdapat pada Injil Kristus merupakan kekayaan abadi yang tak ternilai harganya yang dimana Injil kebenaran Tuhan bisa mengubah hidup seseorang untuk menjadi manusia yang berhiaskan manusia batiniah yang berharga di mata Allah dan abadi (1Petrus 3:4).
Inilah orang-orang yang semakin cantik di mata Tuhan.

Karena sudah salah memahami hidup kekristenannya maka banyak orang tidak pernah mengerti target yang harus dicapainya.
Sebagai gantinya ia mengalihkan target hidup sebagai anak-anak Allah dengan target-target duniawi yaitu mencari kesenangan daging, keinginan berburu harta dunia dengan tanpa batas untuk kepuasan diri dan untuk kenyamaan hidup selama dibumi.
Tanpa disadari mereka terus terjebak dalam berbagai keinginan duniawi sampai tidak bisa keluar dari belenggu tersebut, seperti “kolesterol atau lemak dalam darah” yang membahayakan kesehatannya.
Sampai tahap tertentu tidak bisa diobati atau disembuhkan.

Dalam tulisannya Paulus mengatakan: “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak” ( 1Korintus 9:26-27).
Dari apa yang dikemukakan Paulus ini dapat disimpulkan bahwa kita harus serius berpikir, apakah setiap hari kita berdiri di hadapan Tuhan sebagai orang-orang kita sudah bisa dinyatakan mencapai target yang Tuhan kehendaki untuk dilakukan.
Target berkenan kepada-Nya setiap saat atau melakukan kehendak Bapa adalah segalanya dalam kehidupan sebagai orang percaya.
Bagi orang-orang yang tidak menyadari adanya target hidup tersebut, tidak mungkin ia bisa hidup berkenan dihadapan Tuhan.
Keadaan berkenan di hadapan Tuhan adalah target yang tidak bisa dikurangi atau diganti dengan apapun.
Hal ini sama dengan hidup tanpa kemelesetan; dosa (Hamartia) artinya meleset dari kehendak Allah.
Orang yang hidupnya masih meleset dan tidak memiliki niat yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki diri berarti ia belumlah memiliki percaya dan mengenal Tuhan Yesus secara benar.
Setiap orang percaya yang telah diselamatkan harus menggelar hidup sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan yaitu selalu bertekun menggelar hidup mencapai target berkenan setiap saat dihadapan-Nya.

2 Korintus 5:9  Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar