Sabtu, 22 Oktober 2016

PENGERTIAN MENYEMBAH TUHAN SECARA BENAR


Lukas 4:5-8
5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.
6 Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.
7 Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."
8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Jika kita melihat dengan jujur, maka pujian dan penyembahan yang dilakukan oleh banyak orang Kristen hari-hari ini lebih bersifat seremonial saja, semacam upacara agama seperti yang dimiliki bangsa Israel dan semua agama di dunia.
Setelah melakukan upacara kebaktian mereka kembali menjadi manusia seperti biasanya melakukan segala kesibukan kegiatan-kegiatan hidup tanpa menghayati kehadiran Tuhan yang menginginkan setiap saat orang percaya selalu terhubung dengan-Nya secara roh guna melakukan segala kehendak-Nya yaitu tindakan kebenaran yang sesuai dengan kehendak pikiran dan perasaan Tuhan.
Sangat disayangkan pengertian mereka tentang menyembah Tuhan tidaklah tepat, menyembah Tuhan dipahami sebagai kegiatan yang dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu seperti waktu ada digereja dan ditempat kebaktian seremonial lainnya.
Ini sungguh-sungguh sudah sangat keliru.
Padahal kekristenan bukan agama tetapi jalan hidup, artinya bagaimana menggelar dan menjalani hidup seperti yang telah dijalani oleh Tuhan Yesus, hidup seperti Dia hidup, mengikuti dan menjadikan jejak-Nya sebagai filosofi hidup yang permanen yang harus selalu diperagakan didalam hidup sebab inilah isi dan makna kekristenan yang orisinil atau yang sejati.
Ini bukan berarti kegiatan kebaktian secara seremonial harus dihentikan, namun sebaliknya hendaknya kegiatan kebaktian seremonial kita kepada Tuhan adalah bentuk dari reflexi atau ekspresi dari langkah sikap hidup yang sudah atau sedang kita jalani dimana setiap waktu kita selalu terhubung dengan Tuhan dan menggelar kehidupan yang dalam segala tindakan kita ada didalam penurutan pimpinan dan segala kehendak Tuhan.

Dalam kitab Perjanjian Baru, para rasul dan Tuhan Yesus sendiri tidak pernah merumuskan menyembah Tuhan secara liturgi atau dengan segala tata cara ibadah yang bersifat seremonial.
Banyak orang Kristen semakin jauh dari penyembahan yang benar atau tidak mengenal penyembahan yang sesungguhnya yang sebenarnya harus dilakukan setiap saat didalam seluruh wilayah hidup.
Tuhan Yesus mengajarkan menyembah Bapa itu harus dalam Roh dan Kebenaran (Yohanes 4:24).
Pada saat Tuhan Yesus menegaskan bahwa akan tiba saatnya orang tidak lagi menyembah Bapa di Yerusalem atau di atas Gunung Gerizim (Yonahes 4:21).
Ini tidak berarti bahwa ritual agama harus dihentikan, tetapi yang dikehendaki oleh Bapa adalah agar orang menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.
Penyembahan yang Tuhan maksudkan disini adalah penyembahan yang berlangsung tiada henti dengan sikap hati yang benar setiap saat dihadapan Tuhan dan mengenakan Firman Tuhan diseluruh wilayah kehidupan dimana ia menjadi alat peraga bagi Tuhan Yesus untuk melakukan kebenaran Firman Tuhan setiap waktu didalam hidupnya, inilah yang merupakan penyembahan abadi yang tidak tergantikan oleh apa pun juga.
Inilah penyembahan yang dikehendaki Tuhan sejak Ia menciptakan manusia, yaitu hubungan yang benar antara Yang Disembah dan yang menyembah.
Umat menemukan tempatnya yang benar di hadapan Bapa dan berusaha berperilaku sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam hal ini yang penting adalah sikap hati umat terhadap Tuhan dan sesamanya setiap hari dengan taat melakukan kehendak Tuhan didalam hidupnya.

Ibadah atau menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran sejajar dengan pernyataan Paulus di Roma 12:1 yang menyatakan : Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Hal Ini menunjuk penyembahan kepada Allah secara benar adalah menggunakan semua potensi jasmani maupun rohani dan memberikan segenap hidup kita untuk dipergunakan bagi kepentingan Tuhan dan kemuliaan-Nya.
Olehnya tujuan ibadah atau kebaktian yang benar dan yang menyenangkan hati Tuhan adalah merubah diri terus menerus untuk menjadi pribadi yang serupa seperti Tuhan Yesus, mengikuti seluruh langkah hidup yang telah diteladan-Nya dan membantu orang lain berbuat hal yang sama (1 Yohanes 2:6 ; Matius 28:19-20).
Ketidakpedulian kita dalam hal memahami penyembahan kepada Tuhan secara benar ini akan berakibat fatal, sebab hal ini menyangkut masalah keselamatan dan masalah kekekalan.
Kesalahan dalam memahami menyembah Tuhan harus dibongkar dan harus segera diluruskan agar orang percaya dibawa kembali kepada Kekristenan yang benar sebagai jalan hidup.

Kata menyembah dari terminologi Alkitab Perjanjian Baru tidak menunjuk pada seremonial sama sekali tetapi lebih pada sikap hati dan sikap hidup atau gaya hidup.
Dalam Lukas 4:8 Tuhan Yesus berkata bahwa orang percaya harus menyembah Tuhan Allah.
Menyembah di sini dalam teks asli Yunani adalah "Proskuneo" yang berarti memberi nilai tinggi Tuhan dengan penghargaan yang pantas.
Hal ini jelas menyangkut sikap hati dari pengertian yang benar mengenai Dia. Konteks perkataan Tuhan Yesus ketika berbicara mengenai menyembah adalah ketika Tuhan Yesus ditawari keindahan dunia.
Tuhan Yesus menolak tawaran iblis sebab Tuhan hendak meninggalkan petunjuk bahwa mengejar dan mengingini keindahan dunia sebagai tujuan hidup adalah penyembahan kepada oknum iblis.
Jadi, orang yang masih menghargai dunia sebagai tempat mencari kebahagiaan dan kesenangan hidup untuk memuaskan keinginan hawa nafsunya dan tidak memberi hidup untuk kepentingan dan kehendak Tuhan maka ia tidak mungkin bisa menyembah Tuhan dengan secara benar.
Walaupun mulutnya memuji menyembah Tuhan baik digereja maupun di tempat lainnya tetapi sesungguhnya hatinya tidaklah terikat dengan Tuhan secara Roh dan Kebenaran.
Ekspresi penyembahan sehari-harinya sebenarnya bukanlah tertuju kepada Tuhan melainkan kepada dunia yang sama artinya menyembah kepada iblis.
Orang yang menghargai dunia ini sebagai tempat mencari kesenangan dan kebahagian hidupnya sendiri berarti tidak mengasihi Bapa atau tidak menghormati-Nya (1 Yohanes 2 :15-17).
Mereka adalah orang-orang yang dikategorikan sebagai musuh Allah (Yakobus 4:4).
Orang yang belum bisa menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran secara benar setiap saat setiap hari dikehidupannya sehari-hari bagaimana mungkin dapat menyembah Allah secara benar pada waktu digereja ataupun ditempat ibadah lainnya?

Untuk itu selama Tuhan Yesus masih memberikan kesempatan kepada kita untuk berubah, marilah kita mulai menyembah Tuhan kita yang Agung Tuhan kita Yesus Kristus dengan benar yang pasti tercermin dalam gaya hidup sehari-hari, hidup yang selalu terhubung dengan Tuhan setiap saat guna melakukan segala kehendak-Nya, mengikuti jejak seluruh kebenaran yang telah diteladankan-Nya, menjunjung tinggi Tuhan melebihi seluruh dunia ini, mentaati seluruh Firman-Nya dalam segala hal, mengasihi Allah kita melebihi diri kita sendiri dan mentaati seluruh kehendak Allah yang juga memerintahkan kita untuk mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar