Rabu, 19 Oktober 2016

PANGGILAN MENJADI PRAJURIT KRISTUS


2 Timotius 2:3-4
3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Dalam suratnya, Paulus menasehati Timotius untuk menjadi prajurit yang baik yang berjuang hidup bagi kepentingan Kristus.
Prajurit artinya orang yang bertugas sebagai abdi suatu negara atau kerajaan untuk membela kepentingan suatu negara atau kerajaan dalam peperangan.
Orang percaya yang hidupnya memilih Tuhan, ia akan  di didik dan di dewasakan sampai pada taraf dapat dipercayai Tuhan menjadi prajurit-Nya.
Tentu saja menjadi prajurit Kristus merupakan panggilan yang harus diresponi oleh setiap umat pilihan, bagi yang tidak dengan segenap hati meresponnya maka ia bukan termasuk prajurit Kristus yang berkenan kepada komandannya.
Orang yang menjadi prajurit Kristus memiliki kesadaran bahwa dirinya adalah prajurit Tuhan dan berusaha untuk menemukan tempat untuk berjuang bagi kepentingan-Nya dengan pertaruhan yang tidak terbatas.
Ciri prajurit yang baik adalah setiap waktu selalu ada di dalam perjuangan melakukan kehendak Tuhan, hidup didalam rencana-Nya dan tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, serta berusaha untuk bisa berkenan kepada komandannya (2 Timotius 2:4).
Pertanyaan pertama yang kita ajukan kepada diri sendiri adalah perjuangan apakah yang sedang kita lakukan sekarang?
Apakah kita sedang berjuang dalam perjuangan untuk kepentingan Kerajaan Allah atau tidak?
Betapa terhormat dan membanggakan kalau kita mengerti dan dipercayai Bapa untuk mengabdikan diri kita berjuang demi kepentingan Kerajaan Bapa di Sorga.
Tetapi sayang sekali, sangat sedikit orang mau menerima panggilan terhormat ini.

Dalam Lukas 14:15-26 Tuhan mengemukakan perumpamaan tentang orang-orang yang suka berdalih dan banyak alasan, dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus hendak membongkar kepalsuan orang-orang yang merasa dirinya adalah umat Allah, tetapi sesungguhnya tidak memberi respons yang sepadan dengan keumatan yang sejati.
Umat pilihan yang diumpamakan sebagai para undangan yang seharusnya orang yang wajib pertama kali menghadiri undangan dari Tuhan ternyata memberikan respons yang mengecewakan terhadap Tuan Rumah yang telah mengundangnya, mereka berdalih dengan kesibukan dan segala keperluan kepentingan pribadinya.
Pada umumnya orang-orang yang suka berdalih seperti ini berjuang hanya untuk kepentingan kerajaannya sendiri.
Kalau adapun yang ia perjuangkan untuk kepentingan pekerjaan Tuhan atau Kerajaan Allah, mereka hanya memberikan dukungan ala kadarnya.
Orang-orang seperti ini bukanlah prajurit Kristus yang sejati tetapi penonton atau supporter yang berdiri di wilayah abu-abu.

Seharusnya semua orang percaya hanya hidup untuk kepentingan Kerajaan Allah (2 Korintus 5:15), sebab seseorang yang ditebus oleh darah Tuhan Yesus harus terlibat dalam perjuangan bagi kepentingan Kerajaan Allah.
Orang percaya yang memilih Tuhan dan berdiri dipihak-Nya pasti selalu sedang ada dalam perjuangan bagi kepentingan Kerajaan Allah.
Harus dicatat dalam hal ini bahwa tidak pernah ada “genjatan sejata” melawan kuasa kegelapan, sebab selama bumi berputar dimana iblis belum dihukum selalu ada peperangan melawan oknum ini.
Kalau seseorang tidak sedang berjuang untuk kepentingan Kerajaan Allah berarti ia sedang ada dalam posisi di luar jalur.
Tentu orang yang diluar jalur ini adalah orang-orang yang sama artinya berdiri dipihak oknum si jahat yaitu iblis.
Dalam kehidupan orang percaya tidak ada wilayah dimana kita tidak hidup untuk kepentingan Kerajaan Allah.
Firman Tuhan berkata: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Korintus 10:31).
Dalam ayat ini Paulus hendak mengajak orang Kristen di Korintus, untuk tidak hidup dalam perjuangan yang mementingkan diri sendiri, tetapi sebaliknya Paulus mengajak umat untuk berjuang dan memperdulikan kepentingan sesamanya yang semuanya itu dalam segala sesuatu dilakukan bagi kemuliaan Allah.

Pernyataan Paulus ini juga harus mendapatkan perhatian kita, orang-orang Kristen yang hidup diakhir zaman ini. Sebagai prajurit Kristus yang sejati kita harus mengorbankan kepentingan diri kita untuk kepentingan Tuhan dan Kerajaan-Nya agar kita terus berkenan kepada Komandan Agung kita Tuhan Yesus Kristus.
Hidup seperti demikianlah yang Paulus inginkan dilakukan jemaat Tuhan di Korintus dan semua umat Kristen dimasa ini sehingga hidup kita sebagai prajurit Kristus dapat menjadi berkat bagi banyak orang.
Sebagai laskar-laskar Kristus yang sejati hendaknya kita tidak lagi hidup untuk diri sendiri tetapi hidup untuk Kristus yang telah mati bagi kita, hanya untuk Dia lah kita mengabdikan hidup ini dengan tiada batas.

Roma 14:8  Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar