Minggu, 17 Juli 2016

"AKU PERCAYA"


Roma 10:9-11
9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."

Kalau ditanya, “Percayakah Saudara kepada Tuhan Yesus Kristus?” maka orang Kristen pasti menjawab, “Ya, saya percaya.” Sayangnya banyak dari orang Kristen belum mengerti apa artinya percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Mereka menganggap yang dimaksud percaya adalah bersikap setuju terhadap sesuatu, dalam hal ini setuju bahwa Tuhan Yesus adalah Juruselamat dunia.
Sikap setuju tersebut mereka anggap sudah cukup sebagai iman yang benar, dan dengan itu, mereka merasa aman, tenang dan berkeyakinan bahwa mereka adalah umat pilihan Allah yang sudah selamat dan layak dipermuliakan bersama Tuhan Yesus Kristus.
Tinggal membuat Allah senang dengan memenuhi kewajiban mereka dengan cara rajin ke gereja, berdoa, menyanyikan pujian, dan mengambil bagian dalam aktivitas gereja.

Dalam teks bahasa Yunani, kata “percaya” adalah πιστεύω (pistéuō) yang selain berarti “memercayai” atau “meyakini”, juga berarti “memercayakan diri kepada” atau “menyerahkan diri kepada”. Ini berarti kalau seseorang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus, ia harus menyerahkan dirinya kepada Tuhan Yesus. Menyerahkan diri di sini maksudnya adalah bersedia melakukan apa saja yang diperintahkan-Nya dan dikehendaki-Nya.

Yang dikehendaki Tuhan Yesus adalah mengikut Dia; mengikuti jejak-Nya dan gaya hidup-Nya.
Roma 8:29  Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Ayat ini sejajar dengan surat 1 Yohanes 2:6 yang berbunyi : Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Itulah sebabnya setiap orang percaya harus memiliki pikiran dan perasaan Kristus (Filipi 2:5–7).
Seseorang yang sungguh-sungguh memiliki pikiran dan perasaan Kristus, pastilah menjadi “manusia lain” dalam dunia ini. Maksudnya bukan menjadi manusia aneh atau nyentrik, tetapi menjadi manusia yang berpola pikir dan bergaya hidup yang berbeda dengan mereka yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus.

Ini berarti jika seseorang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus tetapi masih berpola pikir dan bergaya hidup serupa dengan orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus, berarti ia belum percaya secara benar. Berkenaan dengan hal ini, Paulus menulis, “Jangan serupa dengan dunia ini” (Roma 12:2). Itulah tanda yang memperlihatkan apakah seseorang benar-benar percaya kepada Yesus atau tidak.

Didalam Yohanes 8:30-32 Tuhan Yesus sedang mengajar dibait Allah dan dikatakan disana banyak orang percaya kepada-Nya.
Ketika Tuhan Yesus melihat hati mereka yang percaya kepada-Nya, Tuhan pun kemudian memberikan suatu pernyataan dimana pernyataan ini secara langsung menunjuk suatu persyaratan cara percaya yang benar kepada-Nya, pernyataan ini berbunyi : "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku" jadi jika orang yang mengaku percaya kepada-Nya maka ia tentu harus selalu setia menghidupi dan mengenakan Firman yang Tuhan Yesus telah ajarkan didalam kehidupannya, menjadi pelaku-pelaku kehendak Bapa di sorga yang taat setiap waktu.
Yohanes 8:31-32
31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

Tanpa kepercayaan yang benar kepada Tuhan Yesus, kita tidak layak menjadi umat Tuhan di dalam Kerajaan-Nya.
Jika kita tidak mengubah cara percaya kita kepada Tuhan Yesus secara benar maka mungkin hari ini kita masih diterima di gereja, tetapi sayangnya kelak kita tidak akan diterima dalam perhimpunan orang saleh dalam Kerajaan terang yang abadi. Marilah tilik hati kita, sudahkah kita benar-benar percaya kepada-Nya dengan mengikuti apa yang dikehendaki-Nya? Jika hari ini ternyata kita belum memiliki sikap percaya yang demikian maka belumlah terlambat untuk mengatakan kepada Tuhan Yesus, "Bapa izinkan aku untuk memperbaiki isi percayaku secara benar dihadapan-Mu ya Bapa".

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar