Jumat, 29 Juli 2016

MEMAHAMI MAKNA "MENYANGKAL DIRI"


Lukas 9:23  Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

Jika kita melihat perikop ayat ini Tuhan Yesus memberitahukan tentang penderitaan yang harus ditanggung-Nya dan syarat-syarat mengikut Tuhan Yesus.
Syarat yang diajukan oleh Tuhan kepada setiap orang yang mau mengikut-Nya adalah : ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Tuhan Yesus serta bersedia dan berani untuk kehilangan nyawanya (Lukas 9:23-24).

Kali ini kalimat yang akan kita sorot dalam pembahasan ini adalah kata menyangkal diri.
Kata "menyangkal" dalam teks Yunani adalah "aparneomai" yang bisa berarti mengabaikan diri sendiri, melupakan diri sendiri dan kepentingan diri (disregard oneself, lose sight of one's self and one's own interests)

Dengan demikian menyangkal diri tidak hanya berbicara mengenai usaha untuk menolak dosa, yang dipahami sebagai segala perbuatan yang melanggar hukum atau melanggar etika namun juga kesediaan melakukan segala kehendak Tuhan yang rela melepaskan semua pola berpikir, filosofi dan cara hidup yang tertuju pada pemenuhan kepentingan diri sendiri dan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Jadi menyangkal diri dimaksudkan agar orang percaya bisa memaksimalkan diri untuk hidup bagi kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya.

Kesediaan kita untuk menyangkal diri adalah keharusan yang tidak boleh dihindari dan ditunda, karena waktu kita dalam hidup ini sangat singkat, dan apabila waktu ini tidak kita manfaatkan dengan baik untuk belajar menyangkal diri, maka kesempatan tersebut akan semakin habis dan kita bisa-bisa memasuki kekekalan dengan tangan hampa, tanpa membawa kemuliaan apa pun untuk dipertangungjawabkan dihadapan Tuhan.

Banyak orang menunda penyangkalan diri karena memang mereka tidak mengerti bahwa hal ini adalah suatu keharusan yang harus selalu diselenggarakan didalam hidup orang percaya setiap waktu, dan juga tidak sedikit orang merasa hal ini tidaklah penting, sebab mereka merasa puas dengan keadaan kehidupan rohani mereka yang dikarenakan sudah merasa beribadah kepada Tuhan Yesus dengan pergi ke gereja tiap minggu dan ikut terlibat dalam kegiatan rohani lainnya dan berpikir Tuhan sudah mati dan bangkit, saya selamat, selesai; kalau mati saya masuk surga.
Itulah pandangan yang menyebabkan orang tidak mau menyangkal diri.

Jadi penyangkalan diri juga merupakan  proses untuk menundukkan diri dibawah kedaulatan Allah sepenuhnya.
Yang perlu dicatat disini, hal penyangkalan diri tidak bisa kita lakukan dalam waktu yang singkat, karena selain memiliki dosa warisan yaitu karakter yang diwarisi dari orang tua dan nenek moyang kita, kita sudah sangat lama berirama hidup yang salah, yaitu hidup untuk kesenangan bagi diri sendiri dan itu sudah sangat melekat didalam diri kita selama bertahun-tahun.
Penyangkalan diri juga berarti proses dan usaha kita untuk mengalihkan fokus hidup, dari diri sendiri beralih menjadi berpusat kepada Tuhan. Jelas ini butuh waktu yang tidak singkat.
Kalau anugerah waktu yang kita miliki kita sia-siakan, maka kita adalah orang-orang yang tidak serius mengikut Tuhan dengan segenap hati.
Hal ini bisa menunjukan kita juga telah gagal melaksanakan perintah Tuhan yang berkata : Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu (Markus 12:30).
Kita hanya orang yang ingin selamat namun tidak pernah mau mengerjakan keselamatan yang adalah merupakan tanggung jawab yang berikan oleh Tuhan Yesus kepada kita.

Penyangkalan diri juga merupakan proses dan usaha untuk memindahkan hati dan fokus hidup, dari kerajaan dunia kepada Kerajaan Sorga.
Bagi manusia yang berdosa, ini mustahil sebab hati manusia sudah terpasung atau tertawan oleh percintaan dunia ini.
Tetapi puji Tuhan, bagi Tuhan kita Yesus Kristus tidak ada yang mustahil!
Oleh pertolongan Tuhan Yesus melalui Roh Kudus, kita bisa mengalihkan fokus itu.
Hanya saja kita juga harus meresponinya dengan serius, dengan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk bersedia melakukannya.

Dengan memindahkan fokus hidup kita kepada kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya, kita adalah orang-orang yang kaya di hadapan Tuhan. Ini berbeda dengan orang-orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri di bumi ini; mereka tidak kaya di hadapan Tuhan (Lukas 12:21).
Orang yang kaya di bumi maksudnya merasa kepentingan diri sendiri adalah yang terpenting, dirinya tidak harus mentaati Tuhan.
Olehnya orang seperti ini Tuhan Yesus mengatakan sangat sulit untuk mereka bisa masuk ke dalam kerajaan sorga (Matius 19:23), sebab di hadapan Tuhan sesungguhnya mereka miskin, melarat dan akan menghadap Bapa dengan tangan hampa sebab tidak melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa di sorga dengan segenap hidup.

Jadi untuk sementara waktu di bumi ini fokus dan tujuan hidup kita akan menentukan cara kita mengerjakan keselamatan yang sudah disediakan Kristus.
Dengan menyangkal diri, kita semakin bisa memahami pikiran dan perasaan Tuhan serta hidup di dalamnya dengan sukacita dan kerelaan memberi diri hidup bagi kepentingan Tuhan dan melakukan kehendak-Nya tanpa batas.
Jika kita merasa diri kita pengikut Kristus yang sejati, maka mari kita menyangkal diri setiap waktu sebagai tanda keseriusan kita mengerjakan keselamatan yang adalah merupakan bentuk respon kita mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus yang telah menjadi Tuhan sang penebus kita.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar