Sabtu, 16 Juli 2016
LITURGI KEHIDUPAN YANG SEJATI
Yohanes 4:21-24
21 Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Apa bedanya Allah yang benar dengan allah palsu atau dewa-dewa yang disembah oleh berbagai agama dan kepercayaan?.
Kata menyembah dalam teks yunani adalah Proskuneo yang bisa diterjemahkan "memberi nilai tinggi".
Tuhan Yesus menghendaki orang percaya setiap waktu harus menempatkan-Nya pada posisi yang tertinggi melebihi dalam segala sesuatu dan dalam segala hal didalam hidupnya.
Agama-agama lain mengajarkan bahwa allah atau dewanya dapat disukakan hatinya dengan kebaktian dan berbagai ritual, sehingga memberikan berkat dan perkenanannya. Tetapi Allah kita tidak demikian.
Kalau kita masih berpikir Tuhan dapat disukakan hati-Nya oleh kebaktian kita yang bersifat ritual belaka, berarti kita tertipu oleh kuasa kegelapan, yang menjebak orang Kristen untuk merasa sudah memenuhi kewajibannya kepada Tuhan dengan rajin beribadah di gereja. Mereka sudah merasa cukup menyenangkan hati Tuhan, sehingga tidak mengembangkan kedewasaan rohani yang dikehendaki Tuhan setiap saat dikehidupan keseharian mereka.
Salah satu penyebab orang Kristen terperosok ke dalam kubangan kekeliruan ini adalah pandangan menjadikan tata cara ibadah Yahudi (khuqqim) adalah bentuk ibadah yang sudah mewakili orang Kristen menyembah kepada Tuhan, yaitu liturgi gereja yang selama ini diselenggarakan.
Dengan anggapan yang salah ini, beberapa aliran Kristen berusaha mengelaborasi acara liturginya dengan berbagai ornamen supaya liturginya menjadi khusyuk dan megah. Aliran Kristen yang lain berusaha membuat kebaktiannya menjadi semarak dengan alat musik modern, tarian, tamborin dan lain sebagainya. Hal ini bukan berarti tidak boleh, tetapi kalau landasan berpikirnya adalah menyembah dan menyukakan hati Tuhan dengan cara-acara itu, sejatinya itu suatu kesalahan yang fatal.
Tuhan Yesus menegaskan bahwa akan tiba saatnya orang tidak lagi menyembah Allah di Yerusalem atau di atas Gunung Gerizim (ayat 21). Ini tidak berarti bahwa ritual agama harus dihentikan, tetapi yang dikehendaki Allah adalah agar orang menyembah-Nya dalam dalam roh dan kebenaran (ayat 23–24).
Inilah penyembahan yang dikehendaki Tuhan sejak Ia menciptakan manusia, yaitu hubungan yang benar antara Yang Disembah dan yang menyembah.
Umat menemukan tempatnya yang benar di hadapan Allah dan berusaha berperilaku sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam hal ini yang penting adalah sikap hati umat terhadap Tuhan dan sesamanya setiap hari dengan taat melakukan kehendak Tuhan didalam hidupnya.
Penyembahan yang Tuhan maksudkan disini adalah penyembahan yang berlangsung tiada henti dengan sikap hati yang benar setiap saat dihadapan Tuhan dan mengenakan Firman Tuhan diseluruh wilayah kehidupan dimana ia menjadi alat peraga bagi Tuhan Yesus untuk melakukan kebenaran Firman Tuhan setiap waktu didalam hidupnya, inilah yang merupakan penyembahan abadi yang tidak tergantikan oleh apa pun juga.
Dengan demikian liturgi kehidupan kita yang sejati dihadapan Tuhan adalah seluruh waktu yang ada dan di segala tempat serta melalui segala perbuatan yang kita lakukan harus mencerminkan sifat dan moral seperti Tuhan kita Yesus Kristus.
Liturgi di gereja merupakan refelexsi dari keadaan hidup kita setiap hari, atau representasi dari kenyataan hidup yang kita jalani. Jadi, kalau pengakuan-pengakuan pujian dari mulut kita di gereja tidak sesuai dengan kenyataan hidup kita setiap hari, itu suatu kemunafikan dihadapan Tuhan. Olehnya Tuhan menghendaki penyembahan yang dilakukan orang percaya adalah diseluruh waktu dan seluruh wilayah kehidupannya kepada Tuhan inilah yang disebut menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran dan inilah penyembahan yang abadi kepada Tuhan kita Yesus Kristus.
Penyembahan ini adalah sikap hati yang murni dihadapan Tuhan setiap saat, setiap saat taat kepada kehendak-Nya yang selalu menjadi surat terbuka disegala tempat dan waktu yang berlangsung tiada henti sehingga orang lainpun yang melihat irama kehidupan kita memuliakan nama Tuhan Yesus dan orang lain yang belum mengenal Tuhan Yesus pun bisa berkata kepada kehidupan kita "Tidak mungkin Allahnya orang ini salah"
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar