Rabu, 13 Juli 2016
MENCINTAI TUHAN YESUS TANPA BATAS
Yohanes 21:17
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Mari kita perkarakan dengan serius hari ini seberapa besar kita telah mencintai Tuhan Yesus dengan cinta yang sepantasnya?.
Orang yang mencintai Tuhan sepantasnya pasti memberikan cintanya tanpa batas kepada Tuhan, ia adalah orang yang semakin takut untuk menyakiti hati Tuhan dan merasa bahwa hidup ini tidak lengkap tanpa menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya kesenangan dan kebahagiaan.
Bayangkan seorang pria yang jatuh cinta kepada seorang wanita. Ia pasti merasa tidak lengkap jika tidak bersama wanita yang dicintainya, demikian pula sebaliknya seorang wanita yang jatuh cinta seorang pria. Ini merupakan gambaran yang jelas dalam membangun keintiman dengan Tuhan.
Dari percakapan antara Tuhan Yesus dengan Petrus di tepi Danau Tiberias, kita memperoleh pelajaran rohani bertalian dengan kasih kita kepada Tuhan.
Tuhan menghendaki sikap hati yang benar dihadapan-Nya. Sikap hati yang benar itu adalah “Aku mengasihi Tuhan”, yang didalamnya terdapat penurutan kita terhadap segala kehendak-Nya untuk menyenangkan hati-Nya.
Dalam tiga pertanyaan Tuhan Yesus kepada Petrus, Tuhan ingin agar Petrus sungguh menghayati arti kasih terhadap-Nya dan tenggelam di dalamnya.
Tuhan Yesus menggunakan dua kata Yunani yang berbeda untuk “mengasihi”, yaitu ἀγαπάω (agapaō) dalam Yohanes 21:15-16 yang menyatakan kasih searah dan tanpa syarat, dan φιλέω (filéō) dalam ayat 17 yang menyatakan kasih dua arah yang dirasakan oleh dua orang sahabat. Dengan penghayatan Petrus terhadap hal ini yang menenggelamkannya di dalam kasih-Nya, Petrus dapat menyadari bahwa pelayanan terhadap Tuhan dan umat-Nya (domba-domba-Nya) adalah bagian dari kasih itu. Itu semua karena ia mengerti bagaimana mencintai Tuhan tanpa batas didalam hidupnya.
Bagaimana kita dapat memiliki hati yang mencintai Tuhan tanpa batas, sehingga kita dapat intim dengan-Nya?
Pertama, hendaknya kita harus merasakan adanya kekosongan dalam hati dan adanya jiwa yang haus untuk terus berada didekat Tuhan, dan menemukan bahwa Tuhan Yesus lah jawaban atas hidup kita dan hanya DIA yang kita perlukan(Mazmur 42:2–3).
Kedua, setelah menyadari hanya Tuhan yang dapat mengisi kekosongan tersebut, kita menjadikan-Nya segalanya dalam hidup ini.
Hanya Dialah sumber kebahagiaan dan kesenangan kita. Pengalaman ini dialami oleh Zakheus, yang mengalami kehausan dalam jiwanya. Ia jujur dan membuktikan bahwa kekayaan yang dimilikinya tidak dapat memuaskan jiwanya.
Jadi bukan tanpa alasan Firman Tuhan mengatakan : Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu (Markus 12:30).
Kecintaan kita yang tanpa batas kepada Tuhan kita Yesus Kristus adalah dasar dimana kita mengasihi sesama manusia bahkan musuh sekalipun.
Jadi kita semakin mengerti mengapa kecintaan kita kepada Tuhan Yesus haruslah kasih yang mencintai Tuhan yang melebihi dari segala kasih kita kepada siapa pun dan apapun (Lukas 14:26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku).
Tuhan Yesus layak menerima segala keagungan dan memiliki hidup kita sepenuhnya, sebab Ia adalah Allah yang telah penebus kita dengan kasih-Nya.
Ia akan menjadi mempelai pria bagi kita yang sungguh-sungguh menantikan Dia dengan sikap kecintaan kita yang tanpa batas kepada-Nya yang didalamnya kita menaruh pengharapan penuh dan senantiasa berjaga-jaga setiap waktu menantikan kedatangan-Nya (Matius 25:13).
Kata Berjaga-jaga dalam teks aslinya adalah "gregoreuo" yang artinya Memberikan Perhatian yang Ketat/ Sungguh-Sungguh.
Jadi hidup berjaga-jaga adalah sikap hidup yang memberikan perhatian yang ketat dan sungguh-sungguh terhadap kekudusan dan selalu ada didalam penurutan segala kehendak Tuhan setiap saat.
Mari kita miliki sikap hidup yang terus mencintai kepada Tuhan Yesus tanpa batas dalam segala hal, dan niscaya kita menyadari bahwa hidup bersama dengan Tuhan Yesus lebih indah melebihi keindahan dari segala keindahan yang ada di bumi ini.
Orang yang ingin mencintai Tuhan Yesus tanpa batas berarti ia harus bersedia membangun keintiman dan bergaul karib dengan-Nya setiap waktu.
Tentu ia adalah orang-orang yang pasti melayani Tuhan dan memberikan hidupnya mengabdi kepada Tuhan dan kerajaan-Nya, segala tindakannya senantiasa melakukan apa yang menjadi segala kesenangan-Nya yang didalamnya ia selalu ada didalam penurutan segala kehendak-Nya.
Orang-orang seperti ini Tuhan pasti akan menjadikannya pula sebagai kekasih-kekasih-Nya yang teristimewa, cinta kasih dan pemelihaan-Nya akan selalu menudunginya setiap hari sampai pada di kekekalan didalam kerajaan-Nya.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Betul sekali, tugas yg paling sulit saya rasa hal ini karena itu tercantum dalam kitab taurat urutan no. 1
BalasHapusAmin gbu
I want to love you God, but i can not, becouse i am a sinner..
BalasHapus