Senin, 25 Juli 2016

MENYADARI HIDUP KITA ADALAH MILIK TUHAN


1 Korintus 6:19-20
19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Sejak manusia jatuh dalam dosa, manusia telah kehilangan kehidupan.
Manusia hidup tanpa harapan di bawah bayang-bayang maut, di bawah ancaman hukuman yang bisa menjebloskannya ke dalam lautan api kekal. Ini suatu kehidupan yang sungguh sangat celaka dan sangat mengerikan.

Namun puji syukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus yang telah memberikan belas kasihan-Nya dengan darah dan nyawa-Nya, Ia rela menjadikan diri-Nya sebagai korban penebusan bagi seluruh dosa-dosa kita, sehingga kita kembali diberi peluang untuk hidup didalam keselamatan-Nya.
Keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus menempatkan orang percaya sebagai anak tebusan-Nya.
Setelah ditebus oleh Tuhan Yesus, kita dapat menjadi anak-anak Allah.
Namun jikalau kita adalah anak-anak-Nya, maka disepanjang waktu hidup kita, kita harus bersedia memberi diri untuk “dididik dan diatur” oleh-Nya, hingga kita menjadi pribadi yang bisa mengenakan cara hidup yang dikehendaki oleh Tuhan. Alkitab sangat jelas mengatakan bahwa hidup kita bukan lagi milik kita sendiri namun hidup kita sudah dimiliki oleh Tuhan Yesus sepenuhnya.
Jika kita tidak memberi diri untuk dididik dan diatur oleh Tuhan, berarti kita menolak ditebus oleh Tuhan guna menjadi milik-Nya.

Memang mulanya ketika kita “dididik dan diatur” oleh Tuhan rasanya tidak enak, sebab manusia lama atau kedagingan kita akan memberontak.
Tetapi melalui proses pembelajaran atau pendewasaan, kita akan menemukan indahnya hidup dalam pengaturan Tuhan. Cepat atau lambat kita akan bisa menikmati irama hidup dalam pengaturan Tuhan, dan membuktikan bahwa inilah hidup yang berkualitas.

Sejujurnya, di antara kita sebetulnya masih banyak orang yang masih menyelenggarakan hidup mengatur dirinya sendiri dengan semaunya, seolah-olah hidup ini adalah miliknya sendiri. Memang dulu sebelum menjadi milik Tuhan, kita bisa berbuat apa saja yang menyukakan hati kita.
Kita bebas menggunakan mulut, mata, anggota-anggota tubuh lainnya dan bahkan seluruh milik dan harta kita, cendrung banyak kita pergunakan untuk apa saja sesuai selera dan sesuka hati kita.
Akan tetapi setelah menjadi anak Tuhan, maka kita wajib harus hidup dalam kendali Tuhan Yesus yang telah menebus hidup kita dari kebinasaan kekal dan sekarang Ia menjadi Pemilik hidup kita satu-satunya.

Sering kita tidak menyadari kenyataan ini. Pikir kita menjadi anak tebusan itu tidak memiliki konsekuensi; padahal sesungguhnya kita telah dibeli dan ditebus dengan harga yang termahal, yaitu dengan darah Tuhan Yesus di kayu salib.
(1 Petrus 1:18-19
18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat).
Dengan demikian kita harus sadar bahwa sebagai anak tebusan kita tidak bisa lagi hidup suka-suka sendiri.
Setelah kita ditebus dan dimiliki oleh Tuhan, sekarang kita harus hidup sesuai dengan apa yang disukai oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Jadi orang yang dulu punya kebiasaan yang tidak sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan atau yang menggelar cara hidup yang tidak menjadi kesenangan-Nya, maka ia harus bersedia berubah dan mengenakan cara hidup yang Tuhan Yesus kehendaki.
Cara hidup yang Tuhan Yesus inginkan tentu adalah cara hidup yang mengikuti jejak hidup-Nya.
Orang yang masih bebas menggelar cara kehidupan suka-suka sendiri maka ia sebenarnya sedang menolak karya penebusan Tuhan Yesus.
Jika ia masih mengeraskan hatinya untuk tidak mau diatur dan dididik untuk mengenakan cara hidup sebagaimana layaknya anak-anak terang hidup maka ia akan tetap mengalami maut dan penghukuman kekal didalam kegelapan abadi.

Hendaknya kita semakin sadar bahwa merupakan kebahagiaan terbesar dan luar biasa manakala kita bisa hidup dalam didikan dan pengaturan Tuhan dan menyerahkan semuanya dalam kedaulatan dan kendali Tuhan, sehingga sebagai anak-anak terang kita baru bisa memuaskan hati Pencipta kita Tuhan Yesus Kristus.
Kita akan selalu menjadi anak-anak yang akan diistimewakan oleh-Nya dan kelak kita pun pasti diterima didalam kemah abadi-Nya untuk menerima mahkota kehidupan kekal didalam kerajaan-Nya untuk selama-lamanya.

1 Korintus 10:26  Karena: "bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan."

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar