Kamis, 14 Juli 2016

MEMAHAMI TUHAN SEBAGAI BATU PENJURU YANG MAHAL


1 Petrus 2:5-8
5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
8 Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.

Batu penjuru yang dalam bahasa Yunani disebut ἀκρογωνιαῖος (akrogōnyaios) merupakan batu dalam bentuk khusus, yang digunakan untuk menjadi pengikat pada sebuah bangunan pada jaman duhulu di Israel. Batu penjuru memiliki bentuk khusus agar dapat berfungsi sebagai pengikat, dan harus ditempatkan di tempat yang tepat untuk dapat mengikat struktur bangunan tersebut. Biasanya batu penjuru diletakkan di sudut tembok. Kadang-kadang seorang tukang bangunan tidak jeli, sehingga batu yang seharusnya digunakan sebagai batu penjuru malah dibuang (ayat 7).
Tukang bangunan yang bodoh itu tidak mengenali batu penjuru dan tidak tahu fungsinya. Mereka tidak memahami kegunaan batu tersebut.

Hal ini bisa menjadi gambaran tentang kesungguhan sikap seseorang mengikuti jejak hidup seperti Tuhan Yesus.
Sikap seseorang terhadap Tuhan Yesus hari ini sangat menentukan kehidupannya di kekekalan kelak.
Mungkin hari ini kita akan bertanya, “Apa bedanya orang yang sungguh-sungguh dengan Tuhan dan yang tidak sungguh-sungguh?” Tentu ada bedanya.
Perbedaan yang mencolok adalah terletak di respon seseorang dalam menyambut anugrah keselamatan dari Tuhan Yesus apakah diisi dengan irama hidup yang terus menyelenggarakan hidup yang takut akan Tuhan dan mengasihi-Nya dengan sungguh-sungguh untuk mentaati seluruh kehendak-Nya atau menggelar kehidupan yang sembarangan menurut sesuka hati diri sendiri yang tidak lain adalah perbuatan nafsu daging yang membawa kepada kebinasaan kekal.

Banyak orang menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat karena mereka memiliki kepentingannya sendiri, yaitu agar kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dipenuhi, cita-citanya tercapai, hidup di dunia terbebas dari persoalan dan berbagai ambisi pribadi lainnya.
Jika begini, mereka adalah orang-orang yang tidak memperlakukan Tuhan Yesus secara benar. Mereka seperti seseorang yang datang kepada Tuhan Yesus meminta agar Tuhan menyelesaikan masalah warisan dengan saudaranya.
(Lukas 12:13-15
13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu").
Tatkala Tuhan Yesus sedang sibuk dalam visi dan urusan-Nya, orang ini datang dengan urusannya sendiri.
Mereka tidak menyadari apa sesungguhnya tujuan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Ketidakpahaman secara benar mengenai hal ini membuat mereka memperlakukan Tuhan Yesus secara tidak hormat.

Jika kita menghargai Kristus seperti batu penjuru yang mahal dalam sebuah bangunan itu artinya kita harus menghormati Tuhan Yesus secara pantas sebagai Tuhan telah membawa kita kepada keselamatan-Nya yang kekal.
Dengan meresponi panggilan-Nya agar kita membawa hidup untuk terus berjuang menjadi sempurna di hadapan-Nya, ini merupakan cara yang benar dalam memberikan penghormatan kepada Tuhan yang telah menjadi penebus kita dan menjadikan Ia sebagai Batu Penjuru Yang Mahal didalam kehidupan kita.
Inilah maksud penebusan dan keselamatan itu diberikan.
Hendaknya kita harus membuka mata rohani kita, bahwa saat Tuhan Yesus ditempatkan sebagai sosok yang menyelesaikan masalah-masalah jasmani tetapi tidak diajarkan bagaimana kita bisa memenuhi tanggung jawab dan meresponi panggilan-Nya untuk menjadi sempurna dan mengikuti jejak hidup seperti Tuhan Yesus telah hidup, maka kita tahu bahwa itu adalah penyesatan dari si iblis.

Jadi dengan demikian kita semakin mengerti maksud Tuhan Yesus datang menebus kita dari belenggu dosa agar membentuk dan membawa hidup kita yang percaya kepada-Nya menjadi sempurna dihadapan-Nya, kudus seperti Ia adalah kudus dan membantu orang lain menyelenggarakan irama hidup seperti demikian.
Dengan menghidupi sikap hidup seperti ini seseorang akan terus dibawa dan diselamatkan oleh Tuhan didalam kekekalan bersama-sama dengan Dia didalam kerajaan-Nya

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar