Senin, 18 Juli 2016
MEMAHAMI MAKNA "KITA LEBIH DARIPADA ORANG-ORANG YANG MENANG"
Roma 8:35-37
35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Banyak orang Kristen diajar oleh pembicara-pembicara yang tidak mengenal kebenaran untuk meyakini keadaannya sudah menjadi sebagai umat pemenang tanpa penjelasan secara lebih terperinci. Akibatnya umat dikesankan secara otomatis sudah meraih kemenangannya tanpa perjuangan dan pertaruhan apapun untuk Tuhan.
Padahal untuk menjadi pemenang harusnya ada perjuangan dan pertaruhan untuk membuktikan kesetiaannya kepada Tuhan.
Keyakinan yang salah tersebut dibangun bertahun-tahun sampai mereka merasa dengan sangat kuatnya bahwa mereka sungguh-sungguh adalah umat pemenang.
Tentu saja mereka mendasarkan keyakinan tersebut pada ayat Alkitab, khususnya dalam Roma 8:37.
Ini adalah sebuah kesalahan.
Orang-orang Kristen tersebut tidak mengerti bagaimana memahami ayat Alkitab.
Jika ayat ini dipahami bahwa umat Kristen sudah menang secara otomatis tanpa perjuangan dan pertaruhan apapun, maka Tuhan Yesus tidak mungkin mengatakan :
Wahyu 2:26 Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa;
Wahyu 3:5 Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.
Sangat jelas bahwa untuk menjadi lebih dari orang-orang yang menang harus ada perjuangan dan pertaruhan apapun untuk selalu setia melakukan kehendak Tuhan setiap saat didalam kehidupan.
Seharusnya untuk memahami makna original suatu ayat, kita harus memperhatikan dengan teliti latar belakang konteks ayat tersebut.
Roma 8:37 tersebut tidak ditujukan kepada semua orang Kristen secara sembarangan. Ayat tersebut hanya ditujukan untuk jemaat Roma atau orang-orang Kristen yang memiliki kesetiaan kepada Tuhan seperti jemaat Roma pada waktu itu.
Jemaat Roma pada waktu itu walaupun mereka kehilangan segala sesuatu tetapi demi iman kepada Tuhan Yesus mereka tetap setia sampai mati.
Pada waktu itu orang-orang Kristen di Roma mengalami aniaya hebat dari berbagai pihak antara lain dari pihak orang Yahudi yang menganggap kekristenan adalah bidat atau ajaran sesat dan orang-orang non Yahudi yaitu penduduk Roma yang mendengar fitnah dari juru bicara kekaisaran Roma bahwa orang Kristen telah membakar kota Roma serta kekaisaran Roma yang memandang Kekristenan kelompok yang berbahaya sebab memiliki raja atau penguasa sendiri yaitu Kurios Yesus.
Orang-orang mengalami keadaan yang sangat berat. Hak kewarganegaraan mereka dicabut, mereka ditangkap untuk dipenjara, dimasukkan ke dalam kandang binatang buas untuk menjadi umpan, dibakar hidup-hidup bahkan disalib.
Pada mulanya surat Paulus yang memuat ayat tersebut ditujukan hanya untuk orang-orang Roma yang menghadapi aniaya yang hebat dari kaisar Roma pada sekitar tahun 57.
Besar kemungkinan surat ini ditulis Paulus di Korintus beberapa tahun sebelum Paulus mengalami hukuman pancung oleh kekaisaran Romawi.
Paulus mengatakan bahwa “kita lebih dari pada orang-orang yang menang”.
Kata “kita” dalam tulisannya adalah orang-orang Roma termasuk diri Paulus sendiri. Paulus menguatkan hati jemaat yang lagi bersusah hati, yang dengan setia mempertaruhkan segalanya demi kesetiaannya kepada Tuhan Yesus dengan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang lebih dari orang-orang yang menang.
Jika kita jujur melihat Kekeristenan zaman ini, sangat naif kalau orang Kristen sekarang yang tidak memiliki kesetiaan seperti orang Kristen di Roma, menyamakan diri dengan mereka dengan mengaku sebagai pemenang.
Banyak orang Kristen merasa bahwa dirinya sudah menjadi pemenang padahal tidak pernah bergumul, berjuang dan bertaruh apa-apa dengan benar untuk memiliki kemenangan seperti jemaat Roma.
Pertaruhan ini adalah memberikan segenap hidup mengabdikan diri untuk hidup bagi Tuhan dan kerajaan-Nya.
Artinya hidupnya hanya disita untuk melakukan kehendak dan kepentingan Tuhan Yesus semata-mata.
Ketika Paulus menegaskan kepada jemaat di Roma, termasuk Paulus sendiri adalah orang-orang yang lebih dari orang-orang yang menang, hal ini bukan bermaksud untuk menegaskan menang secara politik, finansial, kekuasaan, penampilan lahiriah dan segala sesuatu secara materi seperti yang di ajarkan beberapa pembicara yang tidak mengenal kebenaran, tetapi kebenaran yang Paulus ingin tekankan disini adalah bahwa orang orang Roma lebih dari orang-orang yang menang dalam hal memiliki Tuhan Yesus yang akan memerintah sebagai Tuhan dan Raja suatu hari kelak, dikasihi oleh Tuhan dan tidak ada yang dapat memisahkan mereka dari kasih-Nya.
Memang walaupun kenyataannya bentuk perhatian Tuhan pada waktu itu adalah nyata dalam bentuk mengijinkan mereka dalam aniaya, itu semua dengan tujuan supaya melalui keadaan itu umat percaya dibentuk agar menjadi sempurna seperti Tuhan Yesus. Pada akhirnya mereka diperkenan untuk dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus didalam kerajaan-Nya yang kekal.
Hari ini kekeristenan kita akan dilihat oleh Yang Mulia Tuhan kita Yesus Kristus, sampai sejauh mana dan seberapa besarkah keseriusan kita memberikan perjuangan dan pertaruhan segenap hidup kita untuk mengabdikan diri untuk hidup bagi Tuhan dan kerajaan-Nya.
Memberikan segenap hidup mengabdikan diri untuk hidup bagi Tuhan dan kerajaan-Nya artinya hidupnya hanya disita untuk melakukan kehendak dan kepentingan Tuhan Yesus semata-mata.
Jika perjuangan dan pertaruhan ini tetap berlangsung dan terus bertahan disepanjang waktu usia hidup kita maka kita barulah layak disebut umat pemenang yang lebih dari orang-orang yang menang yang layak didudukan oleh Tuhan Yesus didalam kerajaan-Nya untuk menerima mahkota keselamatan yang kekal untuk selama-lamanya.
2 Korintus 5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar