Rabu, 27 Juli 2016

MEMAHAMI "DIBENARKAN OLEH IMAN" SECARA BENAR


Galatia 2:16  Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.

Jika salah memahami kalimat Rasul Paulus "bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus", maka akan mengakibatkan salahnya juga dalam menyelenggarakan hidup yang benar dihadapan Tuhan kita Yesus Kristus.
Akibatnya tentu sangat berakibat fatal sebab kita bisa tidak dikenal oleh Tuhan Yesus karena tidak memahami apa arti memiliki iman yang murni dihadapan-Nya
Olehnya kita perlu memahami dengan benar dan membedah apa makna dibenarkan oleh iman itu.

Tentu kita semua setuju tolak ukur kita dibenarkan bukan dari perbuatan namun kita dibenarkan oleh iman kita kepada Tuhan Yesus.
Namun pernyataan ini tidak berarti bahwa kita bisa lepas dari tanggung jawab dari panggilan kita untuk menjadi serupa dengan Tuhan Yesus, menyelengarakan hidup seperti Dia hidup (Roma 8:29 ; 1 Yohanes 2:6) sebagai buah dan tanda keberimanan kita kepada Tuhan Yesus.
Jika tidak demikian maka kita bukanlah orang-orang yang disebut memiliki iman dihadapan Tuhan.
Olehnya kita perlu mendengarkan, mengenal dan mengerti Firman Kristus secara lengkap sebab iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Dibenarkan karena iman adalah kunci penting dalam keselamatan.
Tetapi masalahnya adalah apakah iman itu?
Tentu saja untuk menjawab apakah iman itu harus dihubungkan dengan Abraham yang disebut sebagai bapa orang percaya. Bila kita mengamati kehidupan Abraham yang menjadi teladan iman kita, dimana orang percaya diajar untuk memiliki iman seperti itu, dan dapat menemukan iman yang benar dihadapan Tuhan.
Abraham memiliki respon yang positif dan kuat terhadap kehendak Allah (Kejadian 15:6).
Alkitab mencatat bahwa Abraham mengekspresikan imannya didalam perbuatan-perbuatan yang taat dan seturut dengan kehendak Allah sehingga Abraham dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah.
Abraham disebut sebagai sahabat Tuhan dan imannya diperhitungkan sebagai kebenaran, setelah ia menunjukkan imannya dengan perbuatannya.
(Yakobus 2:21-23
21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?
22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah.")
Persahabatan Allah dengan Abraham bukan karena persahabatan atas dasar paksaan atau “sahabat buatan” atau karena Abraham terpaksa atau karena tekanan, tetapi dengan rela Abraham mau menjadi sahabat Tuhan dengan segala harga yang harus dibayarnya.
Tindakan Abraham itulah iman yang membuatnya dibenarkan.

Dengan demikian iman bukan sekedar aktivitas pikiran saja.
Iman yang hanya aktivitas pikiran adalah iman palsu. Banyak orang Kristen terjebak dengan pengertian iman seperti ini, bahkan merasa sudah dibenarkan dan memiliki keselamatan dengan iman yang palsu tersebut.
Iman seperti ini adalah iman yang mati dan tidak akan dibenarkan dihadapan Tuhan.
Tuhan sedang mencari orang-orang yang bisa mengekpresikan/menunjukan imannya kedalam perbuatan-perbuatan yang taat terhadap kehendak Tuhan sebab iman bukan hanya sebuah persetujuan pikiran bahwa kita setuju dengan apa yang Tuhan katakan, tetapi iman harus diekspresikan dengan tindakan nyata yang menunjukkan percaya kita kepada-Nya.
Didalam surat Yakobus menegaskan: ”…oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna” (Yakobus  2:17-26). Iman sempurna akan terbentuk melalui tindakan perbuatan nyata selama bertahun-tahun, sampai membangun sebuah iman yang murni.
Tindakan-tindakan inilah yang sebenarnya disebut sebagai iman.

Jadi kita bisa mengerti mengapa iman dan perbuatan harus tetap berjalan bersama-sama yang merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan sebab keduanya merupakan satu komponen kebenaran yang sempurna sehingga iman seseorang bisa dibenarkan dan berkenan dihadapan Tuhan.
Dengan perbuatan melakukan kehendak Tuhan maka imannya menjadi sempurna.
Iman Abraham adalah responnya yang taat terhadap panggilan Tuhan.
Respon Abraham bukan respon yang putus nyambung dan hanya sesaat saja.
Sejak Abraham keluar dari Urkasdim sampai hari tuanya, dimana ia harus mengorbankan Ishak, adalah rentetan pergumulan yang melaluinya iman Abraham disempurnakan.
Oleh perbuatan-perbuatannya imannya menjadi sempurna.
Dengan demikian Iman adalah sikap penurutan terhadap segala kehendak Allah dalam tindakan nyata didalam seluruh wilayah hidup.

Paulus dalam kesaksian hidupnya mengatakan: “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah” (Kisah Para Rasul 20:24).
Paulus merupakan teladan dari seorang anak Tuhan yang berani “all out” bagi Tuhan ini juga tentu diperhitungkan Tuhan sebagai tindakan iman.
Dalam nasehatnya Paulus berkata: Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 Korintus 15:58).
Dengan demikian sangat jelas Paulus sangat menghidupi imannya kepada Tuhan dengan memberikan irama hidup yang all out dalam tindakan nyata dan giat selalu dalam pekerjaan Tuhan.
Irama hidup all out bagi Tuhan harus merupakan irama yang harus selalu diselenggarakan dalam kehidupan ini, sehingga seorang anak Tuhan dengan otomatis telah dapat mengutamakan Tuhan dalam kehidupan ini.
Di sini seseorang barulah dapat berjalan seiring dengan Tuhan, inilah keseimbangan yang Tuhan kehendaki, yaitu selaras dengan keinginan Tuhan, selalu setia memikul kuk yang Tuhan kenakan guna untuk mengenakan kehidupan yang berkenan dihadapan-Nya.

Alkitab menyatakan bahwa iman tanpa perbuatan seperti tubuh tanpa roh dan iman seperti itu hakekatnya adalah mati (Yakobus 2:26 ; Yakobus 2:17).
Hal yang harus kita perkarakan hari ini adalah perbuatan/tindakan apakah yang ada pada kita yang menunjukkan iman kita kepada Tuhan Yesus?.
Bila tidak ada tindakan apa-apa dalam meresponi panggilan Tuhan hidup mengikuti jejak-Nya berarti kita belum bisa dikata memiliki iman, apalagi mengaku orang yang akan dibenarkan oleh iman.
Jadi, iman bukan sesuatu yang abstrak yang tak terbukti.
Iman memiliki perwujudan, yaitu tindakan yang nyata menuruti segala kehendak Tuhan guna memuliakan Tuhan didalam seluruh wilayah hidupnya.
Ketaatan Abraham menuruti perintah Tuhan untuk meninggalkan Ur-Kasdim dan ketaatannya bersedia mengorbankan Ishak anak satu-satunya di hari tuanya sebagai korban bakaran, merupakan tindakan yang menunjukkan imannya.
Tindakan Abraham yang sangat ekstrem tersebut adalah tindakan yang menunjukkan imannya.
Dengan tindakan tersebut Abraham dapat menjadi model umat Tuhan yang memiliki iman yang benar. Kalau kita mengaku sebagai anak-anak Abraham di dalam iman, maka kita harus memiliki langkah seperti yang telah diperagakannya.

Ketika Tuhan Yesus mengatakan : Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga (Matius 7:21), ini berarti Tuhan mau menunjuk orang percaya untuk bisa membuktikan buah dari imannya dalam bentuk tindakan nyata yang menunjukkan dan membuktikan ketaatannya menuruti dan melakukan segala kehendak Tuhan diseluruh wilayah hidupnya.

Jadi orang dibenarkan oleh iman artinya orang yang dengan taat mengerjakan keselamatannya dengan takut dan gentar melalui sikap/tindakan nyata penurutannya setiap hari terhadap segala kehendak Tuhan didalam seluruh wilayah hidupnya.
Orang seperti ini akan semakin terlihat jelas menampakan kehidupan yang menunjukan buah keberimanannya kepada Tuhan melalui pembaharuan pikiran yang diubahkan oleh Firman dan Roh Kudus dari waktu ke waktu, ia akan semakin berhati-hati didalam seluruh tindakannya untuk tidak menyakiti hati Tuhan dengan menjaga kekudusan hidupnya mulai dari pikiran, perkataan dan perbuatannya,
ia akan menjadi pribadi yang semakin mengejar sempurnaan sebagai anak-anak Allah yang berkenan dihadapan Tuhan Yesus dan semakin serupa dengan gambar-Nya.
Orang dibenarkan oleh iman tentu ia adalah orang yang sangat menghidupi hukum kasih yang diajarkan oleh Tuhan Yesus yang diFirmankan-Nya, senang bersekutu dan bergaul karib dengan Tuhan melalui meluangkan waktu khusus bertemu dengan Tuhan setiap hari secara pribadi guna untuk mengenal dan mengerti kehendak-Nya untuk dilakukan, ia tidak akan lagi melanggar etika-etika hidup yang berkenaan dengan moral umum maupun berkenaan dengan sikap hati, sebab pikirannya telah diarahkan dan selalu tertuju kepada pikiran dan perasaan Kristus setiap waktu.

Mereka yang sudah terbiasa hidup dalam kehendak diri sendiri dan tidak bersedia untuk hidup dalam penurutan terhadap segala kehendak Tuhan adalah orang tidak pernah memiliki iman yang berkenan dihadapan Tuhan.
Mereka hanya berani membayar imannya dengan harga murah, yaitu “remah-remah dari hidupnya”, padahal iman harus dibayar dengan menyerahkan segenap hidupnya tanpa batas bagi Tuhan, yaitu kesediaan melayani dan hidup bagi Tuhan dan kerajaan-Nya, mengabdi kepada kepentingan-Nya, hidup didalam penurutan kehendak Tuhan dan tunduk secara penuh didalam kedaulatan-Nya yang selalu merajakan Tuhan Yesus didalam seluruh kehidupannya.

Yakobus 2:17-18
17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
18 Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar